EPILOG

36.8K 1.2K 96
                                    

Saat hari sudah malam dan kakak iparnya yang menjengkelkan belum juga menampakkan tanda-tanda ingin pulang Aidan hanya bisa pasrah dan memesan pizza untuk makan malam mereka karena ia dan Ruby baru saja pulang dari bulan madu dan belum mengisi kulkas mereka.

saat terdengar bel rumahnya bedering ia pun keluar karena ia tahu Ruby dan Eric sedang mengobrol entah tentang apa karena ia tidak begitu menyimak obrolan kakak beradik itu.

“pizza” kata si pengantar pizza ketika Aidan membukakan pintu.

“oke ini uangnya.” Ucap Aidan ketika si pengantar pizza menyebutkan jumlah yang harus ia bayar dan juga ia memberikan tip untuk pria itu.

“terima kasih.” Kata si pengantar pizza dan menyerahkan tiga Loyang pizza pada Aidan lalu sesuatu terjatuh dari kantong samping jaket yang dikenakannya….

***

Setelah mereka selesai makan malam dan Aidan secara tidak langsung menuntun Ruby menuju kamar mereka di lantai atas meninggalkan Eric yang sedang asik menonton televisi dan tidak menyadari mereka telah pergi.

“kita mau kemana?” tanya Ruby.

“kita akan ke kamar dan melanjutkan bulan madu kita.” Aidan menyeringai ketika dilihatnya wajah istrinya yang merona dan ia tahu bahwa rona itu akan mencapai leher dan dadanya.

“tetapi kakakku ada di bawah, kita tidak mungkin melakukannya nanti dia akan mendengar.” Ucap Ruby dengan semakin pelan hingga terdengar berbisik.

“tidak, dia tidak akan mendengarkan karena Eric akan trtidur sangat lelap” Ucap Aidan yakin disertai senyum puas, ia mengunci pintu dengan bunyi klik ketika mereka sudah berada di dalam kamar.

“karena aku sudah menaruh obat tidur di dalam minumannya.” Lanjut Adian.

Ruby hanya menatap tidak percaya pada suaminya “kau…apa!?”

“pembalasan karena dia telah memasukkan obat sakit perut ke minumanku.” Dan tanpa menunggu lagi ia menggendong Ruby menuju ranjang mereka dan mencium bibir wanita itu, membuatnya meleleh dalam pelukannya.

Semua terlupakan yang ada hanya mereka berdua. Lalu seketika Ruby menarik dirinya karena ia mendengar telpon berbunyi “abaikan saja.” Kata Aidan.

“ini dari Evan.” Ruby memberitahukan.

“abaikan.” Perintah Aidan masih menciumi dada wanita itu.

Ruby mengangkat sebelah alisnya dan mengabaikan perintah suaminya ia mengangkat telpon “halo, Evan” sapanya lalu terdengar geraman dari Aidan.

“halo, Ruby apakah aku menganggu?” tanya Evan.

“tidak, ada apa?”

“hanya ingin mengabarkan bahwa aku akan menikah!” kata Evan, terdengar nada bahagia dan bangga bercampur menjadi satu dalam suaranya.

“s’lamat!!!” seru Ruby lalu berkata “kutunggu undangannya”

Ia sangat bahagia karena Evan juga telah menemukan wanita yang dicintainya setelah putus dari Tasya si wanita ber-make up tebal karena ketahuan telah meng-empatkannya, bayangkan saja wanita itu punya tiga pacar lain selain Evan!

Tapi untungnya setelah putus dari wanita itu Evan bertemu secara tidak sengaja dengan adik kelasnya dulu di sebuah toko buku dimana Diana, calon istri Evan bekerja sebagai manajer di sana dan dimulailah kisah mereka sendiri.

“pasti.” Lalu sebelum mereka mengucapkan perpisahan telpon direbut dan dimatikan oleh Aidan.

“hei!” seru Ruby kaget.

“aku tidak ingin ada yang menganggu lagi” Aidan lalu mencabut kabel telpon dan mematikan Hp Ruby dan kembali pada istrinya.  

Aidan mencium Ruby dengan gairah yang seakan tidak pernah surut, ia menciumi rahang, leher hingga mencapai payudara wanita itu dan memberikan tanda…banyak tanda di sekitar payudara Ruby hingga wanita itu mengerang dan mendesah.

“oh…Aidan sekarang…please” mohon Ruby yang sudah larut dalam gairahnya sendiri.

Aidan mengabaikan permohonan itu dan terus menggoda seluruh tubuh istrinya sampai istrinya memaki lalu memohon untuk segera memasukinya. “Aidan, dasar brengsek cepat lakukan! Jangan menggodaku lagi!”

Tidak mendapat tanggapan dari suaminya dengan cepat Ruby membalikkan posisi mereka, kini Ruby yang berada di atas sedangkan Aidan di bawah “kau ingin bermain-main? Akan kita lihat siapa yang akan kalah.” Ucapnya memberikan seringai licik pada Aidan yang menelan ludah dengan gugup.

Tanpa peringatan Ruby langsung menciumi leher dan dada pria itu sampai di putting dada Aidan ia sedikit menjentikkan lidahnya hingga pria itu menggigil nikmat dengan perlahan Ruby langsung meluncurkan lidahnya semakin kebawah menuju baby Aidan yang sudah bangun dan menjilat ujung kejantanan suaminya itu.

“Rub…Ruby” desah Aidan.

“hmm…”

“masukkan…” erang Aidan ketika wanita itu terus menggoda bagian bawah tubuhnya.

“belum” gumam Ruby.

“kau akan menyesal kalau tidak memasukkannya sekarang” ancam Aidan dan tanpa menunggu tanggapan Ruby ia langsung membalik posisi mereka lagi seperti semula dan memasukkan kejantanannya dan menggerakkannya dengan lambat lalu cepat, begitu terus hingga mereka mencapai orgasme bersamaan.

***

“Aidan aku ingin bertanya” gumam Ruby menumpukkan kepalanya di dada suaminya setelah mereka bercinta.

“hm..”

“dari mana kau mendapatkan obat tidur?”

Aidan pun menceritakan …

Flashback…

Saat si pengantar pizza itu menyerahkan tiga loyang pizza pria itu menjatuhkan sesuatu.

“apa itu?” tanya Aidan.

Dengan malu pria itu berkata sambil mengambil obat yang terjatuh itu “sorry itu…uhm…obat tidur karena beberapa hari ini aku tidak bisa tidur.”

 “aku akan membeli obat itu lima kali lipat harganya” kata Aidan ketika sebuah ide melintas di benaknya.

Aidan langsung mengambil obat itu dan menyerahkan lima lembar uang seratus ribuan “ambil saja kembaliannya” ucapnya dan langsung menutup pintu, meninggalkan si pengantar pizza yang hanya menatap uang di tangannya dengan bingung.

Flashback end..

Ruby tertawa mendengar cerita Aidan dan mengecup bibir suaminya itu sebelum berbisik jahil “aku tidak sabar menunggu besok saat Eric bangun.”

**TAMAT**

 ***************************************************************************************

Kali ini beneran tamat bukan alarm palsu..

thx sudah vote & baca LESSON IN LOVE~ 

^___________________^

Lessons In LoveWhere stories live. Discover now