PART 5

27.8K 995 17
                                    

Ruby membuka matanya dan langsung tersadar bahwa ini bukan kamarnya, ia berada di apartemen Aidan. Membuka jendela ia membiarkan cahaya matahari masuk ke dalam ruangan dan kehangatannya menerpa wajahnya.

Ruby berdiri selama beberapa menit dalam posisi wajah menengadah ke arah matahari, kebiasaannya setiap pagi sebelum beraktifitas lalu ia pun keluar kamar karena perutnya memprotes minta diisi belum lagi ketiadaan baju ganti karena ia hanya memakai baju yang dipakainya kemarin.

Ruby berjalan ke arah dapur dan melihat pria itu sudah duduk di meja makan dengan piring kosong di depannya dan Aidan sedang membaca Koran serta sudah berpakaian kantor.

“sarapanmu” pria itu menunjuk piring berisi roti panggang, telur, dan sosis di sebelah kanan pria itu.

Karena lapar Ruby pun langsung duduk dan melahap habis makanan di depannya dengan keheningan yang nyaman.

“aku suka selera makanmu.” Kata Aidan yang dibalas wanita itu dengan tatapan curiga seakan-akan belum memutuskan apakah itu pujian atau hinaan.

“apa kau punya baju ganti?” Tanya Ruby setelah selesai makan dan mencuci piring kotornya dan pria itu

“di sofa ruang tamu di kantong dalam kantong merah”

Membuka kantong itu Ruby melihat sebuah dress yang sangat feminin dengan bahan yang melambai-lambai berserta pakaian dalam yang juga bermotif renda-renda berwarna pink yang sesuai dengan dress itu “aku…memakai…ini…???” kata Ruby dengan kaliamat terputus-putus “kau sengaja yah!” seru Ruby dengan suara keras pada pria itu.

“itu” Aidan menunjuk dress itu “diluar rencana-ku asistenku yang memilihkan dan ia bersih keras bahwa semua wanita akan menyukai pakaian seperti itu.” Katanya dengan nada geli terselip dalam suaranya.

“aduh” Ruby menutup wajahnya dengan telapak tangannya. Ia bisa membayangkan bila para karyawannya melihatnya mengenakan pakaian itu belum lagi kalau kabar itu sampai terdengar ke telinga Tammy yang pasti akan dengan kejam mengintrogasinya karena ia paling anti memakai baju dengan renda-renda seperti ini.

“terserah kau ingin memakainya atau tidak”

Ruby mencium kaos yang dikenakannya dan mengernyit karena sehabis dipakai seharian kemarin dan ia tidak akan tahan untuk tetap memakainya lagi. Dengan terpaksa ia pun membawa kantong pakaian itu ke kamar mandi.

Aidan yang masih asik membaca Koran menoleh saat mendengar suara berdehem dan melihat Ruby berdiri dengan tidak nyaman “bisa kita pergi sekarang? Aku harus membuka café”

Masih melihat wanita di depannya ini tanpa berkedip Aidan menelusuri keseluruhan penampilan wanita itu dari pakaian yang melekat sempurna di lekuk tubuh-nya yang lalu melebar mulai dari pinggang sampai lututnya dan lengan pendek pakaian itu juga memperlihatkan kulit putih wanita itu, ditambah dengan rambut wanita itu yang dikuncir kuda membuat penampilannya terkesan fresh walaupun tanpa makeup.

“tolong, berhenti memandangiku seperti itu.” Kata Ruby

“seperti apa?” Aidan mengangkat alisnya

“yah…seperti itu.” Ia menunjuk wajah pria itu “seperti aku makanan kesukaanmu dan kau tidak sabar untuk memakannya.” Kata Ruby yang wajahnya langsung memerah

Aidan hanya menyeringai menampakkan giginya yang putih dan rapih.

“ayo kita berangkat sekarang” gumam Ruby dengan jantung yang berdebar semakin cepat karena melihat senyum Aidan itu.

***

“kudengar kau membawa wanita ke apartemenmu” kata Aira saat membuka pintu kantor Aidan “bahkan wanita itu sampai menginap”

Lessons In LoveWhere stories live. Discover now