Part 6

25K 1K 23
                                    

“tuan, nona. Kita sudah sampai.”

“uhmmm…” jawab Ruby

“……” tidak ada sautan apapun dari Aidan yang masih tertidur nyenyak

“nona, tuan” panggil si supir lagi

Ruby membuka matanya mendengar namanya dipanggil lalu ia merasakan sesuatu di atas kepalanya. Dengan asal ia menepis beban yang menimpa kepalanya dan mendapat gerutuan sebagai jawaban.

“aww” kata Aidan saat wanita di sebelahnya mendorong kepalanya dengan kasar “ya ampun Ruby bisakah kau lebih lembut sebagai wanita” gerutunya

“huh..? itu kepalamu….?? Yah siapa suruh kau dekat-dekat denganku.” Kata Ruby cuek.

“dasar gadis tomboy!”

Mereka pun keluar dari mobil masih dengan saling menatap garang satu sama lain

“hehehe…hups”

Mereka langsung menoleh ke arah suara tawa itu dan melirik si sopir dengan tajam “maaf tuan, nona…saya tidak bisa menahan tawa tapi baru kali ini saya melihat tuan Aidan bertingkah seperti ini dengan perempuan.” Kata supir itu.

“itu karena aku tidak menganggap makhluk tomboy di depanku ini wanita.” Kata pria itu menunjuk Ruby yang berhadapan dengannya.

“ohhh…ngajak berantem nih…” Ruby menggulung lengan bajunya dan mengepalkan tangannya.

“sudah-sudah, kalian sepertinya sudah ditunggu di dalam.” Sopir itu memandang pasangan paruh baya yang berjalan ke arah mereka.

Dan secepat itu pula perilaku Aidan berubah dan secepat kilat merangkul pinggang Ruby dengan mesra tepat ketika pasangan paruh baya itu di depan mereka.

“kalian sudah datang.” Sapa mereka

“Ruby perkenalkan mereka adalah suami istri pemilik perkebunan ini, Robert dan Susan. Susan, Robert ini Ruby…kekasihku.“ Aidan memperkenalkan mereka.

Pasangan itu lalu tersenyum yang dibalas Ruby dengan senyum termanisnya.

“ayo mari masuk, yang lain sudah menunggu.” Kata Susan

“yang lain?” tanya Ruby

“para calon pembeli lain.” Jawab Robert

“jadi Robert mengundang beberapa calon pembeli lain untuk menginap dan menyeleksi mereka.” Jelas Aidan dengan pelan, hampir berbisik setelah pasangan paruh baya itu berjalan beberapa di depan mereka. “dan tugasmu adalah bertindak sebagai tunangan yang sedang jatuh cinta dan memperlancar pembelian perkebunan ini.” Lanjutnya.

“iya…iya…aku ngerti.” Gerutu Ruby

Mereka dibawa ke sebuah lorong yang berisi kamar-kamar tamu “maaf karena kamar lain sudah penuh” Susan meminta maaf “jadi kalian, bisakah kalian satu kamar?” ia menatap kedua orang di depannya itu bergantian.

Aidan dan Ruby saling menatap dan berkomunikasi lewat tatapan mereka

“kita satu kamar” kata Aidan

“tapi…”

“terpaksa. Kalau kita menolak mereka akan curiga.” Potong pria itu.

Dengan enggan Ruby pun mengangguk karena toh pilihan apa lagi yang ia punya karena ditatap dengan sorot mengancam itu.

“tidak apa-apa, kami terbiasa satu kamar. terima kasih. “ Aidan tersenyum penuh arti kepada Susan hingga wajah wanita paruh baya itu memerah.

Lessons In LoveWhere stories live. Discover now