Chapter 15 • Caught

27.6K 3.4K 130
                                    

Repost!

Cerita ini sudah terbit di aplikasi Webcomics Neo Bazar. Silahkan baca disana untuk lebih lengkapnya dan lebih cepat. Jangan lupa untuk klik tanda bintang alias VOTE!

Bantu A naikin vote di webcomics jadi 500 vote yuk!

Begitu pintu apartemen terbuka, Gween langsung menarik lengan Ethan dan mengajaknya masuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Begitu pintu apartemen terbuka, Gween langsung menarik lengan Ethan dan mengajaknya masuk. 

Gween bahkan langsung menutup dan pintu terkunci secara otomatis dengan cepat. Kemudian, Gween membalikkan tubuhnya, melangkah mendekati Ethan yang berdiri beberapa langkah di belakangnya, lalu Gween mengalungkan lengannya di leher Ethan dan kemudian berjinjit hendak mencium Ethan tepat di bibir lelaki itu. 

"Tidak disini, Gween." Ethan langsung memundurkan kepalanya, menghindari Gween yang hendak menciumnya. 

Mendengar itu, Gween mendesah malas. "Kalau begitu maumu, sepertinya di kamarku adalah pilihan terbaik." 

Ethan lagi-lagi hanya tersenyum, membiarkan saja Gween yang kembali menarik pergelangan tangannya dan melangkah ke satu-satunya kamar yang ada di apartemen yang di sewa Gween ini. 

Begitu masuk ke kamar, kali ini Ethan yang menutup pintu kamarnya dan Gween langsung melepaskan dress tipis yang dipakainya begitu saja. 

Ethan terdiam di tempatnya, bahkan tangannya masih tetap memegang kenop pintu ketika Gween yang mendekati-nya hanya dengan G-String berwarna merah senada dengan dress yang tadi dipakai oleh Gween. 

"Kenapa baru sekarang kau mau menerimaku, huh?" Jemari Gween perlahan meraba dada bidang Ethan yang masih dilapisi oleh kemeja putih lelaki itu. Kemudian, dengan perlahan-lahan Gween melepaskan satu persatu kancing kemeja Ethan. "Kau harusnya sadar berapa lama aku menginginkan ini." 

"Mengingkan apa?" Ethan dengan cekatan menahan tangan Gween yang hendak mulai melepaskan kancing celana-nya. 

"Menginginkan dirimu," Gween mendongakkan kepalanya, menatap Ethan dan kemudian mengulum bibirnya sendiri. 

Gween kira, Ethan membutuhkan rayuan lebih banyak lagi dari dirinya. Tapi, begitu Ethan tersenyum miring sembari menatap Gween, detik itu juga Gween memekik ketika Ethan meraih pinggangnya dan membuat Gween naik ke gendongan Ethan dan melingkarkan kaki-nya di sekitar pinggang Ethan. 

Tak butuh waktu lama bagi Ethan untuk segera menakhlukan Gween. 

Dalam sekejap, Ethan sudah berhasil menakhlukan Gween di ranjang. Gween sudah berada di bawah kukungan tubuh Ethan dan pada saat itulah Gween dapat merasakan bibir Ethan yang mencium bibirnya dengan cepat. 

Perlahan tapi pasti, tangan Ethan mulai bergerilya di tubuh Gween. Sampai kemudian Gween merasakan tangan Ethan mengusap pergelangan kaki-nya dan melepaskan high heels yang berada di kedua kaki Gween. 

"Ethan," Gween terengah sambil berusaha mengatur napasnya ketika melihat Ethan yang tiba-tiba saja menghentikan ciumannya pada Gween. "Kau mau kemana? tidak mungkin kita selesai disini, bukan?" 

Dear Future Wife [Terbit di aplikasi DREAME]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang