Chapter 1 | The Popular Man

27.5K 1.9K 27
                                    

UPDATE GUYS!!!

Maaf ya udh buat kalian nunggu lama. Aku sibuk bgt jadi ya gitu deh ... kalian udh ga sabar kan untuk baca? Jadi gausah basa basi lagi. Cussss baca ya

Semoga kalian suka dan enjoy reading. Maaf kalo ada typo :(

Vote

Comment

Follow


----

Dia begitu menyebalkan saat dekat, tapi begitu dirindukan saat dia jauh



--Author

----

Five years ago

Faith Rosaline Winter POV

Harvard University, Boston





"Faith, kau mau pulang sekarang?" aku menoleh dan mendapati sahabatku, Isandra berdiri di belakangku.

Aku tersenyum kecil dan menggeleng. "jadi kau mau kemana? Jadwalmu sudah selesai bukan?" aku mengangguk pelan. "jadi?"

"aku mau ke perpustakaan" jawabku singkat. Isandra memutar bola matanya mendnegar jawabanku. Dia meraih tanganku yang bebas dan menarikku menuju cafeteria. "kenapa kau membawaku ke cafeteria Is?"

"mengajakmu makan siang." Aku baru ingin membuka mulutku untuk menolak, ketika Isandra cepat-cepat menambahkan. "Tenang aku yang bayar" aku hanya menghela napas dan mengikuti langkahnya yang terlihat ringan.

Isandra Collin. Adalah salah satu mahasiswi di Harvard University yang memiliki reputasi. Bukan hanya berasal dari keluarga terpandang dan kaya, dia juga adalah wanita primadona di kampus.

Mempunyai postur tubuh layaknya seorang model, rambut pirang, bibir merah seperti mawar, mata biru yang lembut, juga sifatnya yang periang dan gampang bergaul dia juga adalah gadis yang jago berpesta, tidak sepertiku. Setiap ada acara pesta pasti dia hadir. Karena itu banyak pria di kampus yang mengincarnya. Baik satu angkatan maupun senior. Isandra adalah tipe wanita idaman semua kaum adam dan aku beruntung bisa menjadi sahabatnya.

Berbeda dengan Isandra, aku hanyalah gadis biasa. Rambutku berwarna cokelat caramel dengan postur tubuh yang terbilang biasa. Hanya mata hijauku yang membuatku merasa kagum. Kedua orang tuaku selalu memuji mata hijau milikku. Mereka bilang mata hijau milikku seperti warna hutan jika dipagi hari. Ketika cahaya matahari menyinarinya, maka akan terlihat cerah.

Aku menghela napas.

Aku tidak tahu kenapa Isandra mau menjadi sahabatku yang berasal dari keluarga biasa, tapi dia tidak pernah peduli. Dia bilang aku tulus berteman dengannya dan dia juga jatuh cinta kepada mata hijauku, jadi begitulah ... "apa yang sedang kau pikirkan?" suara Isandra membuatku tersadar. Aku mengerjapkan mata dan menatapnya yang sedang memperhatikanku.

"uhh ... tidak ada" jawabku ragu. Isandra menaikkan alisnya. Dia tidak percaya padaku. dua tahun berteman dengannya memberikannya keuntungan untuk mengenal diriku. Amat sangat mengenal diriku dan saat ini dia tahu aku sedang berbohong. "aku tahu kau lapar. Jadi ayolah kita ke cafeteria" ujarku sambil menarik lengannya. Tidak memberikannya waktu untuk bertanya ataupun mengelak.

.

.

.

"aku tidak tahu kenapa kau begitu betah di dalam perpustakaan Faith" protes Isandra setelah dua jam kami berdua duduk di meja yang tersedia di perpustakaan. Aku melirik kearahnya beberapa saat lalu kembali menatap buku diktat tebal yang ada di depanku.

The Devil Possession ✔ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang