06: height

10.5K 1.1K 227
                                    

Wed, 09 Jul 2809

Fera

Menurut jadwal yang dibagikan dua hari yang lalu, jam pelajaran pertama untuk hari ini adalah olahraga.

Gue menatap kearah lapangan dengan tidak minat. Iya, gue tahu kalau gue mau tinggi harusnya gue rajin olahraga. Tapi, perut gue rasanya sakit banget hari ini.

Itu udah biasa terjadi sih sama gue.

Perut gue tuh kayanya punya sedikit kelainan deh. Misalnya nih, kadang otak gue berpikir, "ah pasti hari ini gue enggak sakit perut." Tapi 10 menit kemudian, perut gue langsung terasa kaya dipelintir, diperes-peres, ngilu. Seolah-olah perut gue berkata, "Eh otak! Jangan sok tahu! Lo gak punya hak buat ngatur-ngatur gue!"

Dan dilain hari, misalnya gue lagi mau pergi, eh tiba-tiba gue ngerasa sakit perut. Tapi waktu gue udah di toilet hampir setengah jam, benda emas berkilauan itu malah enggak kunjung keluar dari lubang anus gue. Akhirnya, gue mutusin untuk keluar dari toilet. Tapi saat gue udah diluar, tiba-tiba perut gue rasanya sakit.

Nyebelin bin aneh, kan?

Sambil memegangi perut gue yang rasanya mules banget, gue berjalan menuju lapangan.

"Lo kenapa, Lex?"

Tiba-tiba seseorang memegang pundak gue. Yah, gue tahu itu suara Ara. Udah tiga hari gue sekelas sama dia dan gue udah mulai hafal sama suaranya yang cempreng.

Dan jujur, gue masih merasa aneh sama panggilan 'Alexa'. Iya sih itu memang bagian dari nama gue (nama paling depan pula), tapi gimana ya, rasanya dipanggil 'Alexa' tuh kayak gue itu orang baru, kayak gue bahkan enggak mengenal si sosok 'Alexa' ini. Padahal si 'Alexa' ini diri gue sendiri.

Aneh ya? Iya, hidup gue memang aneh. Udah pendek, aneh pula. Emang nasib.

"Perut gue sakit, Ra," keluh gue sembari terus memegangi perut. "Kayanya gue bakal ikut absen doang deh, habis itu mau izin ke UKS."

Gue enggak bohong. Tujuan gue emang ke UKS karena cuma di UKS ada toilet yang klosetnya jongkok. Sedangkan toilet siswa sama toilet guru klosetnya duduk semua. Dan kalau di tempat umum, gue lebih suka kloset jongkok karena; 1) lebih bersih. 2) lebih keliatan effortnya.

Iya, enggak usah berterimakasih sama gue atas informasi pentingnya. Kalian yang baca ini sambil makan, gue doain nafsu makan kalian meningkat.

Ara menatap gue khawatir. "Tapi lo bawa cadangan 'kan, Lex? Biasanya kalau hari pertama tuh emang sakit, terus banyak banget. Gue hari pertama tuh suka bawa cadangan, kadang juga pake dobel. Takut bocor soalnya."

Ucapan Ara membuat gue menatap dia bingung. "Hah?"

Sambil terus berjalan, Ara berkata, "Jangan bilang lo gak bawa cadangan ya? Tenang aja, Lex, gue bawa kok. Bahkan rok pramuka cadangan gue juga bawa. Biasalah gue emang suka jaga-jaga. Sedia softex sebelum banjir darah. Emang itu sih semboyan gue. Eh tapi di tembok belakang sekolah masa ada grafiti tulisannya 'sedia hujan sebelum payung' hahaha lucu banget ya blablablabla."

Gue enggak terlalu ingat apa ucapan Ara selanjutnya, karena ya... pelajaran yang penting aja gue suka lupa, apalagi ucapan Ara yang enggak penting sama sekali?

151 CMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang