❌ Christmas Alone | @KenGiLey

152 22 8
                                    

From book : " Bad and Apathetic"

Writer : KenGiLey

××××

Siang ini Gio dan Brandon pergi ke mall untuk membeli pohon natal. Mama dan Papa mereka memang beda agama, Gio mengikuti keyakinan papanya sedangkan Brandon mengikuti mamanya.

"Yo, itu bagus." kata Brandon ketika melihat salah satu pohon natal, tidak terlalu besar namun cukup bagus.

"Iya, Ndon. Mbak saya mau yang itu." ucap Gio pada pelayan dan ia langsung ke kasir untuk membayar pohon natalnya.

Setelah mendapat apa yang ia mau, mereka pun mampir ke Starbucks sebentar sebelum pulang. Gio ingin menghias pohon natalnya malam ini sebelum jam 12.

***

Mereka tiba di rumah pukul setengah 7 malam. Sesampainya di rumah, Gio berteriak,

"Home sweet Home. Christmas is coming."

"Gio, berisik tau gak. Baru pulang udah teriak-teriak. Mending sekarang kalian mandi terus kita makan malam. Mama udah siapin makanannya."

Setelah selesai mandi, mereka semua berkumpul di meja makan untuk makan malam. Namun, Gio merasa ada yang janggal.

"Ma, papa kemana?" Tanya Gio seraya menyantap nasi gorengnya.

"Oh, mama lupa bilang sama kamu. Besok kamu natalnya sendirian. Papa tadi sore berangkat ke Singapore, ada urusan kantor mendadak yang gak bisa ditinggal. Minggu depan baru balik." Jawaban mamanya membuat Gio terdiam. Ia kecewa.

"Gio ke kamar." ia pun meninggalkan  meja makan dan berlari menuju kamarnya.

Sesampainya di kamar ia langsung melemparkan diri ke kasur dan menangis. Ia kecewa. Mengapa papanya tidak bilang jika akan pergi? Jika bilang, ia tak akan repot membeli pohon natal. Ini kali pertamanya ia natal tanpa papanya.

"Yo, buka pintunya." Brandon mencoba mengetuk pintu kamar Gio, namun tak kunjung mendapat jawaban. Gio menangis dalam diam. Ini pertama kalinya ia menangis di malam natal. Pohon natal dan hiasannya ia biarkan tergeletak. Dan perlahan, ia mulai memejamkan matanya.

***

"Gio, bangun. Ini udah pagi. Kamu gak gereja? Ini hari natal, lho." ketukan pintu dan suara mamanya membuat Gio terbangun. Ia tidak berniat untuk menjawab ataupun membuka pintu. Lebih baik melanjutkan tidur. Pikirnya. Namun, suara ketukan pintu semakin kencang membuat ia kembali terbangun dan akhirnya membuka pintu.

"GIO GAK MAU KE GEREJA! GAK ADA NATAL ATAU APAPUN! GIO MAU TIDUR!" teriak Gio pada mamanya dan kembali menutup pintu kamarnya.

***

Bunyi handphone membuyarkan lamunannya. Ia hanya melihat notifikasi dari lock, dan itu pesan dari papanya.

Merry Christmas, Gio. Maaf papa gak bisa rayain natal bareng tahun ini. Tapi papa janji, pulang dari Singapore kita bakal ke eropa. Papa udah pesan 2 tiket untuk kita berdua.

Setelah membaca pesan papanya, Gio langsung mengetik balasan

Eropa? Berdua? Papa serius?

Tak lama, papanya kembali mengirim pesan.

Iya. Lebih baik sekarang kamu mandi, terus siap-siap ya.

Tanpa pikir panjang ia pun bergegas mengambil handuk dan masuk ke dalam kamar mandi.

20 menit sudah berlalu dan Gio sudah  siap. Ia terlihat tampan jika seperti ini. Memakai celana jeans selutut, kemeja kotak-kotak warna hijau serta sneakers adidas. Ia pun mengirim pesan pada papanya jika ia sudah siap. Tak lama papanya membalas.

Kamu keluar kamar sekarang. Terus turun ke bawah.

Ia pun menurut, keluar kamar dan turun ke bawah. Dan betapa terkejutnya ia saat melihat papanya berada di ruang tamu bersama mama, Brandon dan Salsa.

"Papa? Bukannya papa pulang minggu depan?"

"Sebenarnya papa gak ke Singapore. Papa kemaren ngurus pasport kita buat ke eropa, terus papa sengaja bohong sama kamu bilang natal sendirian." jelas papanya membuat Gio ingin menangis. Bukan menangis cengeng tetapi menangis terharu.

"Ayo berangkat sekarang, pesawat kita 2 jam lagi take off." lanjut papanya lagi, Gio mengernyitkan dahinya bingung.

"Sekarang?"

"Sekarang kita berangkat ke eropa. Kita rayain natal sekaligus tahun baru disana."

"Oke. Ma, Ndon, Sal aku pamit ya mau ke eropa sama papa. Byeeee."

Setelah pamit, ia masuk ke dalam mobil dengan papanya. Ini adalah kado natal terbaik sepanjang hidupnya.

End.

One-Shoot 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang