❌ Christmas Tree, oh, Christmas Tree | @mikashton

171 21 6
                                    

Writer : mikashton

××××

Felix masuk ke ruang rekreasi villa-nya, dimana teman-temannya sedang bermain game. Mark, yang melihat Felix berdiri di belakang mereka, menghentikan permainannya. Melihat apa yang dilakukan Mark, Cry dan Jack ikut mematikan game mereka. Felix duduk bersama mereka dan kemudian Ken datang membawa senampan besar berisi 4 mug coklat panas.

"Hey, Felix. Kupikir kau ikut yang lain ke kota."

"Tidak. Aku butuh bantuan kalian."

"Untuk membaca semua buku di perpustakaanmu itu?," tanya Cry. "Tidak, terima kasih."

"Bukan. Ikutlah denganku. Kalian pasti suka."

Semuanya saling bertatapan dan mengikuti Felix. Felix membawa mereka menuju halaman belakang villa, dimana ada banyak jenis pohon, termasuk pohon khas hari natal, pohon pinus. Felix berencana menghias kedua pohon itu agar halaman belakangnya tidak terlalu suram. Ken, Mark, Jack, dan Cry mengamati pohon itu. Pohon itu tertutupi salju, namun bentuknya masih jelas.

"Kau ingin kami menghias pohon ini?" tanya Ken dan Felix hanya menggidikan bahunya.

"Dude, pohon ini setidaknya setiggi 3-4 meter," komentar Cry. "Batangnya belum terlalu kuat untuk dipanjati. Kemungkinan kita bisa jatuh, kalau kau cukup bodoh untuk memanjatnya. Belum lagi salju. Ini akan sulit."

"Bagaimana kau bisa tahu?"

"Aku dulu menanam pohon cemara di depan rumah. Kau pasti tau betapa seringnya Florida diterjang badai. Jadi, demi keamanan, pohon itu ditebang." Cry mengamati pohon itu. "Setiap hari, aku mengukur pertumbuhan pohon itu."

"Cara terbaik untuk menghiasnya bagaimana?," tanya Mark.

"Jika kau punya tangga, itu pasti mudah," usul Jack. "Tapi sekarang, kita singkirkan salju ini."

Akhirnya, mereka membagi tugas. Mark, Cry, dan Ken membersihkan pohon dari salju sementara Felix dan Jack mencari tangga. Mark memikirkan cara terbaik untuk menyingkirkan semua salju itu. Lama sekali Mark diam, membuat Cry bosan dan menendang batang pohon itu, membuat semua salju menimpa dirinya. Melihat kejadian itu, Ken tertawa.

"Sialan kau, Beruang!," teriak Cry kesal, kemudian menarik salah satu dahan pinus dan salju berjatuhan, tepat kearah Ken.

"Hey!"

Dan akhirnya, Cry serta Ken saling melempar bola salju dan tak sengaja mengenai Mark yang tengah berpikir. Cry dan Ken berdiri mematung dan menatap Mark. Mark menghadap mereka dan tersenyum. Itu membuat kedua lelaki Amerika itu bingung.

"Ayo, main perang bola salju!"

Sementara itu, Jack dan Felix kerepotan membawa tangga lipat yang mereka pinjam dari pos penjaga di bawah bukit. Mereka sudah mencari di seluruh tempat di villa. Mulai dari loteng hingga pondok khusus gudang. Mau tak mau mereka meminjam tangga di pos jaga. Di pos jaga, Felix membuat keributan, karena ia terkenal. Para penjaga meminta berfoto dengannya.

"Eh, Pak, kami kemari mau minta tolong," kata Felix pada akhirnya. "Bolehkah kami meminjam tangga lipat? Kami perlu itu dan di villa, tangga milik kami hilang."

"Tentu saja. Tangga lipat kami ada di gudang, di belakang gedung ini."

"Terima kasih, Pak."

Para penjaga lupa memberitahu mereka bahwa gudang yang mereka maksud adalah gudang dengan keadaan kotor dan hampir roboh. Felix dan Jack hanya menatap pondok itu. Kemudian, mereka melakukan suit, siapa yang akan masuk kedalam bangunan itu. Karena seri, mereka bersama-sama masuk.

One-Shoot 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang