Ujung matamu yang teduhkan semua batin
Nalurimu yang selalu peka kepada kami
Tak pernah sekali pun terlewatkan bila kami terluka
Usia mu tak pernah pengaruhi semangatmu
Kala kami hendak pergi kau masih selalu menunggu kami pulang dengan secangkir kopi hitammu.Bilamana kami pergi kau selipkan doa dalam kecupan di kening kami
Untuk mengenalkan kami doa itu adalah segalanya dalam setiap perbuatan
Nampak jelas kau telah menangis ketika kami akan pergi, kau tetap sembunyikan dalam senyuman
Deretan doa yang selalu kau sematkan dalam karya tanganmu menjadi cinderamata untuk kami
Ayah, aku, dan Bagas, Cisya dan Dyita selalu mencintaimu.Untuk Bunda, selamat hari Ibu 😊
YOU ARE READING
A Little Cup of Poetry
PoetryHanya sebagian kecil kata-kata yang tertulis. Buku yang setidaknya berisi kalimat penguat hati yang rapuh. Kalimat yang tertuang dari hati. #137 in Dec 17th, 2016 #76 in Dec 22nd, 2016 #59 in March 27th, 2017