Untuk Bunda

305 12 2
                                    

Ujung matamu yang teduhkan semua batin
Nalurimu yang selalu peka kepada kami
Tak pernah sekali pun terlewatkan bila kami terluka
Usia mu tak pernah pengaruhi semangatmu
Kala kami hendak pergi kau masih selalu menunggu kami pulang dengan secangkir kopi hitammu.

Bilamana kami pergi kau selipkan doa dalam kecupan di kening kami
Untuk mengenalkan kami doa itu adalah segalanya dalam setiap perbuatan
Nampak jelas kau telah menangis ketika kami akan pergi, kau tetap sembunyikan dalam senyuman
Deretan doa yang selalu kau sematkan dalam karya tanganmu menjadi cinderamata untuk kami
Ayah, aku, dan Bagas, Cisya dan Dyita selalu mencintaimu.

Untuk Bunda, selamat hari Ibu 😊

A Little Cup of PoetryWhere stories live. Discover now