Dua Puluh Tujuh

14.7K 1K 52
                                    

Maaf banget baru bisa update lagi *DeepBow*

Harap maklum dengan typo atau kalimat yang kurang nyambung. Lagi malas ngedit....

Aku lagi senang sama instrumentnya. Kali aja ada yang mau baca sambil dengar...

____________________________

"Epidural hematoma..."

Beberapa detik tidak ada reaksi yang timbul setelah diagnosa final itu disebutkan oleh Dr, James. Ivar maupun Oscar hanya menatap nyalang hasil film yang sudah terpampang sejak tadi di hadapan mereka. Tanpa diberitahupun mereka tahu sesuatu telah terjadi, terbukti dari hasil pemeriksaan yang terlihat berbeda sejak terakhir Ivar memeriksakan kepalanya. Tak ada gumpalan lingkaran putih atau garis tengah otak yang terlihat miring. Namun apa yang mereka lihat saat ini sangatlah berbeda, sudah dipastikan hal itu tidak lah baik.

Dr. James menghela nafas pelan, menyelamatkan mereka dari kesunyian dengan hawa yang tidak menyenangkan. "Kau pasti sadar dengan hasil yang kau lihat saat ini, Ivar. Sangat berbeda dengan hasil terakhir yang kita lihat. Aku tidak ingin menyembunyikan apapun, keadaan kepalamu saat ini sangat tidak baik." Dr. James menatap Ivar yang tatapannya masih tak bergeming dari hasil pemeriksaan kepalanya.

Oscar menelan ludahnya dengan paksa, kerongkongannya terasa kering seketika. Ingin sekali mengeluarkan suara namun ia sangat yakin suara bergetarlah yang akan terdengar. Karena saat ini....ia ketakutan. Berlahan ia menolehkan kepalanya, ingin melihat reaksi Ivar yang sejak tadi tidak mengeluarkan suaranya sedikitpun bahkan pria itu terlihat menahan nafasnya. Oscar tahu saat ini Ivar seperti dirinya, hanya saja seperti biasa pria itu terlihat tenang dan mampu menyembunyikan emosinya.

Oscar berdehem, berharap itu bisa menyelamatkan suaranya yang bergetar. "Dokter...ap—apa ini berbahaya?" Alhasil suara yang dikeluarkannya masih saja beriak tak tenang.

"Terjadi pendarahan pada otak dan diameternya bisa bertambah bila tidak segera ditanggulangi. Jika pendarahan terus berlanjut akan memberi tekanan yang besar pada otak. Hal tersebut bisa merusak semua saraf otak. Pasien bisa saja koma dan..." Dr. James berhenti sejenak, tatapannya kini menatap manik mata Ivar yang kini sudah beralih dari film-film tersebut. "Kau bisa meninggal, Ivar," lanjut Dr. James teramat lembut

Oscar meremas kedua tanganya yang sejak tadi bersandar pada permukaan pahanya. Ia tidak seharusnya mendengar ini....ia sudah berdoa siang dan malam untuk semua hal baik akan kehidupan Ivar. Dan ini bukalah hal yang ingin ia dengar. Setelah kecelakaan itu terjadi seharusnya hal baiklah yang akan datang, namun entah mengapa cerita itu masih tetap ingin berlanjut dan akan segera mengakhirinya begitu saja.

"Masih bisa disembuhkan?" lagi-lagi Oscar bertanya, Ivar masih saja terdiam.

"Dengan operasi. Namun dilihat dari diameternya akan ada efek samping setelah operasi itu dilakukan."

"Maksud dokter?"

"Kelumpuhan dan amnesia total." Suara Ivar terdengar, masih terdengar sangat tenang berbeda dengan yang dihasilkan pita suara Oscar tadi. "Bahkan aku bisa saja meninggal di meja operasi," lanjutnya lagi.

"A-apa?!!" Oscar yakin saat ini wajahnya sudah pucat pasi. Ia menoleh ke arah Dr. James mencoba mencari kebenaran. "Benarkah?" Dr. James hanya membalas tatapan Oscar, ia tak mampu menjelaskan apa-apa, karena ia tahu Oscar akan mengerti dengan kebungkamannya. "Itu artinya tidak ada yang bisa kita lakukan."

"Tidak seperti itu. Jika kita melakukan operasi secepatnya, hal fatal mungkin tidak akan terjadi. Dengan operasi kita bisa mengurangi volume darah yang menggumpal, agar tidak terjadi kerusakan saraf yang parah. Mau tidak mau Ivar harus melakukannya, jika ia ingin tetap bertahan hidup."

PAIN ✔Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin