Empat

19.5K 1.3K 39
                                    

Pelayan-pelayan di kediaman Reynard terlihat sibuk hari ini. Itu karena keputusan Fay yang secara tiba-tiba untuk memajukan tanggal pertemuannya dengan calon suaminya. Walaupun bukan pesta besar-besaran, tetapi kepala pelayan ingin memberikan kepuasan tersendiri untuk para tamu. Tanpa diminta oleh tuan rumah pun, mereka sudah tahu apa yang harus mereka lakukan.

Sebenarnya pesta kecil ini, bukanlah pesta yang diharapkan oleh keluarga besar Reynard. Mereka sudah tahu kalau pesta itu akan berakhir dengan malapetaka besar, tapi mereka tetap harus melakukannya untuk si mungil Clara. Seluruh keluarga harus menyipakan mental mereka hari ini, mereka harus bersiap-siap dengan apa yang akan terjadi. Setelah hampir tujuh tahun, mereka tidak akan tahu apa yang akan terjadi.

Fay masih sibuk di depan cermin besarnya, untuk memilih-milih gaun yang akan dikenakannya nanti, ditemani oleh Alan sepupunya.

"Apa kau yang membuat rancangan pakaian-pakian ini?" tanya Alan, ketika melihat koleksi pakaian-pakaian Fay yang kini berserahkan di atas tempat tidur wanita itu.

"Tentu saja, kau belum tahu saja bagaimana terkenalnya Kakak sepupumu ini di paris," jawab Fay, sambil mengepaskan salah satu pakaian di depan tubuhnya. "Apa ini terlihat menarik?" tanyanya meminta pendapat.

Alan mendengus kesal. Ia sudah setuju dengan beberapa gaun yang di pilih Fay, tapi sepertinya pendapatnya tidak pernah dihargai, Fay tetap saja memilih gaun yang lain.

Wanita itu terkekeh melihat reaksi sepupunya. "Aku harus tampil cantik hari ini. Agar pria itu tahu siapa pemilik Clara sebenarnya."

Alan hanya tersenyum kaku, ia tidak berani membayangkan kemurkaan yang akan dikeluarkan Fay nanti. Apalagi harus mengetahui kalau sebenarnya ia berdandan habis-habisan hanya untuk pria yang dibencinya.

"You know who is the man?" tanya Fay ketika Alan terdiam.

Alan mengangkat ke dua bahunya. "Hanya bertemu beberapa kali. Dan yang aku lihat, Clara-mu memang sangat dekat dengan pria itu." Setidaknya Alan berbohong demi kebaikan, dan ia yakin Fay akan membencinya setelah ini.

Fay melanjutkan kegiatannya tadi, sambil mengumamkan syair-syair lagu, entah apa. Ia tidak menyangka kalau kembalinya ia ke L.A akan mendapatkan beberapa kejutan yang sangat tiba-tiba. Terima saja awalnya, ketika kejutan itu tidak pas dihatinya, ia bisa memberikannya kepada orang lain. Hal biasa yang ia lakukan ketika masih kecil dulu.

Masa kecilnya yang bahagia, ia sangat ingin menghapus masa-masa itu di dalam pikirannya, kelemahan yang membuatnya semakin tersiksa.

888

Semua orang sudah terlihat berkumpul di ballroom pesta dekat taman belakang. Mereka terlihat gusar tak tenang, menunggu apa yang akan terjadi nanti. Segala macam pikiran berkecamuk di dalam otak mereka, bahkan Mya dan Eva, istri-istri dari paman Fay, sudah merasakan keringat dingin dengan apa yang sebenarnya belum terjadi.

Sekali-kali mereka memandang Fay yang tentu saja terlihat cantik malam ini dengan gaun hijaunya. Wanita itu terlihat santai bercengkrama dengan putrinya di sofa yang terdapat pada sudut ruangan. Tanpa mempedulikan wajah-wajah yang terlihat gusar sejak tadi.

Reynard mencoba mengatur nafasnya berkali-kali, ia berharap tidak mendapatkan serangan jantung nantinya, walaupun ia tahu kondisi jantungnya sangat sehat. Sebelumnya ia sudah memberi tahu kedua putranya Jorge dan Juan untuk berjaga-jaga atas reaksi Fay yang tidak bisa di prediksi. Tanpa diberitahu pun, mereka sudah tahu bagaimana sifat keponakannya yang satu itu.

Lily yang kebetulan di tugaskan menunggu di depan pintu mulai meremas-remas jemarinya yang dari tadi mulai gemetar. Ia juga bisa merasakan aura kegusaran dari orang-orang di dalam ruangan. Ia sangat tahu bagaimana watak Fay selama ini, ia yakin hal ini akan membuat anak asuhnya itu geram, bahkan semakin membenci keluarganya karena sudah merencanakan dan merahasiakan semua darinya.

PAIN ✔Where stories live. Discover now