ch. 23 pangeran bermulut pedas

5.2K 38 11
                                    

-Aika pov-

Ketika aku membuka mata terlihat aku sedang berada didalam rumah mewah dengan peralatan elit dan mahal didalamnya beserta para maid yang berdiri menunggu perintahku. Oh.. apa ini dalam mimpiku? Khu..khu…khu… aku rasa ini mimpiku yang sungguh indah dan jarang-jarang datang menyapaku yang biasanya bermimpi buruk seperti dikejar-kejar pangeran dari dongeng. Mungkin itu menurutmu itu indah tapi perlu kau ketahui pangeran itu dari sosoknya yang kau lihat dari belakang memang sangat gagah tapi begitu berbalik rasanya aku ingin lari sekencang-kencangnya dari tempat itu. Kau tahu kenapa? Karena ternyata tuh pangeran bergigi mancung melebihi mancung hidungnya, dan parahnya lagi ternyata dia banci dengan dandanan menor diwajah. Hueks.. aku jadi merinding mengingatnya.

Dengan senyum ala nona bangsawan aku menjentikkan jariku memanggil maid itu.

“ya… hime apa yang anda butuhkan?” Tanya maid itu dengan sopan

“aku mau makan pudding coklat ukuran exstra, parfait, steak sapi, dan sup ayam gingseng. Minumnya juice melon”

“baik hime-sama mohon ditunggu makanannya” undur maid itu

Aku hanya tersenyum puas sambil mengangguk pelan sambil mataku masih melihat sekeliling yang begitu indah dan berkelas.

Beberapa waktu kemudian makanan yang aku pinta dari maid tadi sudah terhidang semua didepan meja makanku. Owh… aku bisa merasakan air liurku yang hendak menetes keluar  dari mulutku. Kira-kira yang mana dulu akan aku makan ya…, oh steak sapi dengan daging sapi  berkualitas dulu sebagai pembuka makanan pasti lezat. Saat aku sudah memotong steak itu dan hendak menyuapkannya kemulutku tiba-tiba dari jauh terdengar ketukan. Dan kemudian semua yang sedang aku nikmati tampak buram dan kemudian lenyap tergantikan oleh terbukanya kedua mataku dengan berat kedunia nyata.

 Aku terduduk sebentar berusaha mengumpulkan kesadaranku yang masih melayang entah kemana. Dalam keadaan setengah sadar aku turun dari ranjang menuju pintu depan yang berbunyi ketukan dari luar. Aish… siapa orang yang berani merusak mimpi indahku dengan datang kesini malam-malam. Ukh… padahal sedikit lagi potongan steak itu akan masuk mulutku. Kenapa datangnya tidak setelah aku menghabiskan semua makanan itu saja sih…  apa dia itu tidak melihat waktu atau jangan-jangan dia tidak memiliki jam tangan yang dapat dlihatnya?!. Jika tidak punya keperluan penting orang itu kesini lalu mengganggu mimpi indahku ini akan aku kirim dia keneraka dengan paket kilat.

Gerutuan demi gerutuan terus mengalir keluar dari mulutku hingga sampai dipintu depan. “Siapa?!” teriakku dari sebalik pintu

“ini aku…” balas seseorang dari luar

Apa-apaan sih orang ini, bagaimana dia hanya bilang ini aku…, apa dikiranya mataku bisa tembus pandang melewati pintu dan melihat siapa dia. Tunggu aku kenal suaranya.. dia seperti… . segera aku buka pintu itu dengan mata yang masih separuh terbuka.

“Kei? Astaga apa yang kau lakukan malam-malam kesini? Cih, kau merusak mimpi indahku tahu” ujarku sinis sambil membelalakkan mata sebentar karena terkejut dengan kemunculannya yang tiba-tiba.

“ha.., apa kau ingin melihat aku segera membeku? Kenapa kau tidak membiarkan aku masuk terlebih dahulu?!” gerutu kei sambil menggosokkan kedua telapak tangannya

“ck, baiklah silakan masuk. Aneh biasanya juga kau akan menerobos masuk walau belum aku persilahkan masuk” gerutuku sambil menutup pintu.

Sejak kapan dia mulai jadi sopan dan tidak bertindak semaunya, apa barusan kepalanya habis terbentur sesuatu atau malaikat kematian baru saja menyapanya dan mengatakan bahwa hidupnya tidak lama lagi sehingga sekarang dia memutuskan berbuat baik dan menjadi sopan. Oke aku tarik kata-kata dia sopan tadi, lihat sekarang dia sudah seenaknya langung duduk diruang tengah dengan mata yang menatapku.

pangeran bermulut pedasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang