ch. 21 pangeran bermulut pedas

5.8K 51 14
                                    

author: yippi... akhirnya next chap bisa terbit, author harap nich cerita nggak makin aneh ja. thanks buat readers semua yang masih setia membaca ceritaku ^_-

aika: berisik author, ok buat readers semua sekarang akhirnya giliranku yang muncul dicerita ini setelah 2 chapt yang lalu telah terbit (teriak pake toa' sambil cengengesan)

                                                                                    ****

Ketika terbangun dari tidur lelap dipagi hari untuk memulai hari berssekolah aku menarik nafas dalam-dalam, mencoba untuk mendapatkan ketenangan pikiran ataupun menata perasaan setelah kejadian di pemakaman ayah kemarin.

 ada rasa malu yang terselip dalam hatiku jika nanti akan bertatap muka dengan kei. Err.. kau tau maksudku bukan, itu karena aku menangis didadanya yang bidang hingga membuat baju yang dikenakannya basah tapi berada didekatnya itu membuat perasaanku entah kenapa jadi hangat dan pasti betapa jeleknya wajahku saat itu dengan mata bengkak, air mata yang masih mengalir seperti air terjun dan yang buruk dari itu cairan menjijikkan dihidungku terus mendesak untuk mengalir keluar.

Ok, anggap itu tidak pernah terjadi aika… fighting!. Aku segera bangun dan berbenah diri untuk pergi sekolah dan menyiapkan sarapan kemudian mengurus keperluan sekolah adik-adikku. Ketika aku sedang bersiap-siap berangkat suara ketukan dipintu rumahku membuatku merasa jantungku berhenti berdetak, kau tahu mengapa? Karena itu pasti kei yang ada didepan pintu rumahku sekarang. Dengan malas aku beringsut menuju ruang depan dan degera membuka pintu.

“hoahm.. pagi” sapanya singkat dan langsung berjalan masuk kedalam rumah tanpa aku persilahkan terlebih dahulu.

Tch.. apa tuan perfect seperti dia tidak pernah tahu adat dalam bertamu dirumah orang lain. Aku mendengus kesal sambil menutup pintu dan berjalan dibelakangnya.

“hai jun bagaimana kabar pagi ini?” Tanya kei singkat sambil meyambar roti panggang yang memang aku buat lebih karena sudah tahu kebiasaannya setiap pagi untuk numpang sarapan disini.

Aneh, aku rasa kehidupannya yang tampak lebih dari kata berkecukupan seperti dia harusnya bisa minta salah satu pelayan dirumahnya untuk membuatkan saran pagi yang bahkan lebih enak dan mengenyangkan dari sarapan kami biasanya. Huh, sudahlah… memikirkan hal yang tidak penting hanya membuat kepalaku jadi terasa berat untuk berfikir.

“lebih baik” balas adikku jun tak kalah singkat

Oh, ayolah jangan bilang jun terkena penyakit datar atau pelit kata-kata dari makhluk menyebalkan bernama kei itu.

“ayuka pergi bareng kak jun saja ya, karena pagi ini kakak ada piket pagi” ujarku pelan pada ayuka yang sibuk meminum susu

“bukannya biasanya ayuka pegi sama aku kak” sindir jun

Aku hanya tersenyum mematikan lalu memcubit kedua pipi jun dengan sadis “apa tadi jun?” ujarku dengan nada suara yang sarat dengan bahaya

“ hahak hahit hahu” ujar jun disela-sela siksaan dariu yang sedang mncubit kedua pipinya

Dengan senyum tanpa rasa bersalah aku melepaskan kedua taganku dari pipi jun lalu menoleh kearahnya untuk melihat ekspresi keasal jun.

“tch.. kau ini kejam sekali sebagai kakak. Sakit tahu dicubit olehmu” gerutu jun sambil mengusap kedua ppinya yang menjadi korban cubitanku.

Aku hanya terkekeh pelan mendengar gerutuannya. Setelah bersiap-siap kami pun berangkat sekolah, saat didalam perjalanan menuju kesekolah suasana jadi sedikit hening karena tidak satupun kami yang mau memulai pembicaraan.

pangeran bermulut pedasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang