ch.02 pangeran bermulut pedas

8.1K 73 2
                                    

terimakasih karena sudah membaca karyaku,

maaf aku baru bisa menguploadnya setelah muncul ide dalam pikiranku. ^_^

                                          ***************************************

baru dua hari aku menghabiskan waktu duduk disebelah kei, tapi entah kenapa rasanya aku sudah 1000 tahun berada dineraka.

bisa-bisanya fans kei mengusirku dari tempat dudukku sendiri. biasanya aku tidur dikelas setelah pelajaran kimia yang membosankan. tapi hari itu aku tidak bisa tidur sama sekali gara-gara itu.

ingin sekali aku menyingkirkan mereka semua dari tempat dudukku tapi mau gimana lagi bisa-bisa mereka menyerangku dan membunuhku hidup-hidup.

bukan itu saja selama belajar dia terus-terusan mengetuk meja karena saat itu dia mendengarkan lagu lewat headset ditelinganya, gara-gara itu konsentrasiku pada pelajaran buyar.

yang parahnya lagi tanpa memperhatikan para guru dia bisa menjawab soal fisika yang tampak sulit, kau tau ... bisa-bisa dia menggusur posisiku yang biasanya juara kelas.

madoka tertawa ketika aku menceritakan itu semua kepadanya.

" jangan tertawakan aku madoka. harusnya kau ikut prihatin akan nasibku ini." ujarku jengkel

" maafkan aku aika, tapi aku tidak bisa berhenti tertawa aika" ujar madokas ambil tertawa

aku hanya merengut melihatnya.

"sudahlah, kau sama sekali tidak menghiburku madoka. aku mau keperpustakaan dulu. aku harus mengembalikan buku yang seminggu lalu aku pinjam" ujarku sambil memperlihatkan buku yang akan aku kembalikan.

" oh.., ya sudah sampai jumpa nanti dikelas" ujar madoka sambil menyeruput orange juice miliknya

aku berjalan melewati taman sekolah tiba-tiba aku mendengar sebuah pembicaraan. aku melongok melihat siapa yang ada disana.

"itu kan miyako, primadona sekolah ini, dia model mjalah remaja yang terkenal. sedang apa dia " tanyaku dalam hati

aku melihat orang yang berdiri tak jauh dari miyako.

glekkk....

kei?! kenapa aku menemukan dia lagi.

ah, sudahlah aku lebih tertarik dengan apa yang mereka lakukan disana. aku mengendap-endap dengan merangkak mendekati mereka diantara tanaman hias yang cukup tinggi dan dibentuk dengan indah. kembali aku mengintip mereka.

" kei, aku..aku suka kamu. kamu mau nggak jadi pacarku?" tanya miyako dengan semburat merah diwajahnya.

wah...wah.. beruntung sekali cowok arogan kayak dia ditembak primadona sekolah. pasti dia akan bilang iya. mana ada yang bisa menolak pesona seorang miyako. dia cantik, terkenal, baik lagi.

tanpa sadar aku menggigit kuku jari tanganku menunggu jawban kei.

baru kali ini aku melihat momen penembakan secara langsung didepan mataku.

koq jadi aku yang deg.. deg kan ya. he...he...

maaf aku gak punya perasaan sama kamu. ya sudah aku pergi dulu" ujar kei dengan nada datar dan pergi meninggalkan miyako yang masih melongo mendengar jawaban dari kei.

apa-apan itu sikap kei. pasti saat ini miyako sangat syok karena ditolak mentah-mentah oleh seorang cowok.

kata-katanya itu terdengar pedas oleh ku. maaf aku nggak punya perasaan sama kamu dan langsung pergi begitu saja. aku melihat miyako yang berlari sambil menangis.

berani-beraninya dia menghancurkan perasaan wanita.

dengan jengkel aku berjalan keperpustakaan. sialnya lagi aku jumpa dengan kei. aku heran dia itu sebenarnya apa sih, koq tia aku berjalan kemanapun selalu jumpa dengannya. apa dia itu hantu.

" dia sedang duduk dibawah rak buku sambil membaca buku dengan kaki yang berselonjor dijalan .. aku dengan kejengkelanku mempunyai ide untuk melampiaskan kejengkelanku saat ini. aku pun berjalan kearahnya dengan sengaja aku menyandungkan kakiku dengan kuat kekakinya yang sedang berselonjor itu.

duakk

" aduh, apa-apaan sih kau ini" ujarnya mengusap kakinya yang sengaja aku sandung

" ups. maaf nggak sengaja, gak lihat. maaf" ujarku dengan nada malas

" kau ini, aku ahu kau sengaja kan melakukan ini." uajarnya menatapku dengan wajah kesal

" aku kan sudah bilang senaga dan minta maaf juga" ujarku sambil memutar kedua bola mataku.

" bohong. aku bisa lihat wajahmu yang tidak sunguh-sungguh minta maaf" ujarnya menatapku kesal

" terserah aku pergi" ujarku berusaha menyembunyikan senyumku saat meninggalkannya pergi .

good, rasanya kejengkelanku sudah hilang karena sudah membalasnya.

tiba-tiba aku merasa tanganku ditarik paksa oleh seseorang menuju keluar perpustakaan. apa-apaan sih ini, aku melihat siapa yang seenaknya menarikku dengan paksa. kei?! apa-apaan dia.

"lepaskan aku bodoh" ujarku berontak mencoba melepaskan tanganku darinya

dia membawaku kearah belakang sekolah.

" eh, aku mau dibawa kemana, lepaskan aku " ujarku lagi

tiba-tiba dia mendorongku kedinding. lalu menatapku tajam

aku membalas tatapannya dengan tatapan membunuh

"apa! lihat-lihat. mau apa kau hah?! " ujarku kesal

dia menatapku lekat-lekat, wajahnya semakin mendekat kewajahku.

" ma..mau apa kau" ujarku setengah takut ketika menyadari wajahnya sangat dekat dengan wajahku

"tanggung jawab" ujarnya tiba-tiba

" apa?! tanggung jawab apaan sih" ujarku tak mengerti.

kau tahu, kau menendang kakiku yang sedang terluka bodoh" ujarnya sambil menarik sebelah kaki celananya.

aku terkejut melihat kakinya yang memar dan membengkak. sekarang aku benci mengakuinya kalau aku merasa bersalah kepadanya.

" aku.. aku.. nggak tau. ma..maaf" ujarku terbata-bata

" aku tak perlu permintaan maaf darimu. aku butuh pertanggung jawabanmu" ujar kei

" aku-aku tak punya uang kalau kau minta aku membiyai pengobatanmu" ujarku pelan

" aku tidak perlu itu, aku mau kau menjadi pembantuku sampai aku sembuh" ujar kei

" apa?!. apa kau sudah gila, aku tidak mau" ujarku kesal

"kalau begitu aku akan menuntutmu dengan tindak aniaya terhadap orang yang terluka" ujar kei datar

" kau..." ujarku geram.

ingin sekali aku menjambak-jambak rambutnya yang bewarna coklat, memukuli wajahnya yang tampan itu sampai babak belur. ups.. apa tadi aku bilang tampan?! oke lupakan saja. dengan satu tarikan nafas aku menyerah.

"oke, aku setuju. tapi hanya sampai kau SEMBUH" ujarku sambil menekankan kata sembuh

" bagus, gadis yang pintar " ujarnya tersenyum mengejek lalu pergi meninggalkanku.

sekarang tamatlah riwayatku.. pikirku jengkel.

pangeran bermulut pedasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang