Album Memories - Ya atau Tidak

6.9K 435 34
                                    

"Reiiii..." Panggilku pada pria yang sedang duduk di hadapanku ini, tangannya sibuk membulak balik sebuah album foto. 

"Ya?" jawabnya tanpa melihat kearahku. 

"Apa aku cantik?" tanyaku padanya.

Dia hanya menggeleng sambil menjawab "Tidak.”

"Apa aku sexy?"

Sekali lagi Rei menggeleng sambil menjawab "Tidak.”

Aku menghela napas, mendengar jawabannya. 

"Apa aku menyebalkan?" Sekali lagi aku bertanya pada Rei. 

"Ya..." jawabnya sambil terus membulak-balik album dalam pangkuannya. 

"Apa aku selalu merepotkanmu?" 

Sekali lagi Rei menjawab "Ya..." 

"Apa kau bahagia bersamaku?" 

"Tidak." 

"Apa kau menyayangiku?" 

"Tidak." jawabnya tanpa memandangku sama sekali.

"Uh!! Kau menyebalkan!!" Aku menatap Rei dengan kesal.

Rei mengangkat pandangannya dari album di pangkuannya. Dia menarik napas panjang sebelum berkata.

"Kau memang tidak cantik, tapi manis." Aku menoleh pada Rei.

"Kau memang tidak sexy, tapi kau menarik." Kali ini senyum mengembang di wajah tampannya.

"Kau menyebalkan, karena setiap detik dirimu tak pernah berhenti menghantui pikiranku." Ku rasakan tangan Rei menggenggam kedua tanganku.

"Kau selalu merepotkanku, tapi... Aku senang, kareng dengan begitu, aku tahu, dirimu membutuhkanku." Kali ini Rei mengankat tanganku ke bibirnya. Deg! Wajahku pasti sudah semerah tomat sekarang.

"Aku tidak bahagia bersamamu, tapi aku teramat sangat bahagia barsamamu."

Kali ini Rei menggenggam tanganku tepat di dada sebelah kiri. Aku bisa merasakan detak jantung Rei di bawah telapak tanganku lalu sambil menatapku dalam dia berkata. "Dan yang terakhir, aku tidak menyayangimu, karena... Aku mencintaimu." 

Aku menghambur ke dalam pelukkan Rei. Rei tertawa sambil membalas pelukkanku. "Aku mencintaimu karena kekuranganmu, bukan kelebihanmu." Bisik Rei di telingaku. Sebagai balasannya, tanganku semakin erat memeluk Rei.

"Ekhmm... ekhmm... ini bukan waktunya bermesraan." Mendengar suara itu, kulepaskan pelukkanku pada Rei. Di depan pintu berdiri Dewo, adikku dan Kasya kekasihnya. 

"Mengganggu saja." ujarku pada Dewo, yang di balas cengiran menyebalkan darinya. 

"Mas Rei sama Mba Rere di suruh turun sekarang, katanya resepsi pernikahannya sudah akan di mulai." Jelas Dewo pada kami.

Ya, hari ini memang hari pernikahanku dan Rei, tadi pagi kami baru saja melakukan prosesi ijan qobul di masjid At-Taqwa, dan siang ini kami akan langsung mengadakan resepsi pernikahannya. 

"Lagi pula, di saat-saat sibuk seperti ini, Mas Rei dan Mba Rere, masih saja sempat-sempatnya bermesraan." Kata Dewo menyebalkan, sementara Kasya, hanya terkikik geli di sampingnya. 

"Uh!! Dasar anak kecil menyebalkan." Aku melemparkan kain kecil yang ada di dekatku ke arah Dewo dan yang lebih menyebalkan lagi, Dewo malah menangkapnya dengan mudah. 

"Sudahlah," ujar Rei melerai kami berdua. "Ayo kita keluar sekarang." Rei menggenggam tanganku sambil berjalan keluar dari kamar rias. 

***

‘Kalian tahu, album apa yang sedang di pandangi Rei dengan serius tadi? Itu adalah album saat kami masih pacaran dulu.’

Album MemoriesWhere stories live. Discover now