KISAH SANG SUMBER Andry Chang

176 19 1
                                    

KISAH SANG SUMBER Andry Chang

CODEX EVERNIUM – Asal-Usul Semesta Omnia, Dunia Terra Everna dan Esensi Religius di Everna

Pada mulanya, hanya ada gelap dan ketiadaan. Segalanya hampa, segalanya tiada.

Lalu setitik energi terpercik dari ketiadaan itu, membentuk sebuah zat muasal yang disebut Sang Sumber. Melahirkan sebuah kesadaran baru, makhluk, energi, sekaligus benda pertama di seluruh jagad raya.

Seiring waktu yang mulai berjalan, Sang Sumber tumbuh dan terus berkembang, hingga bagaikan bayi dalam telur sebesar jagad raya. Akhirnya, di puncak kejenuhan dan pertumbukan antara zat dan energi itu, cangkang Sang Sumber yang berbentuk satu matahari sebesar jagad meledak. Ledakan besar itulah yang kemudian disebut Supernova.

Serpihan-serpihan Supernova itu kemudian membentuk bintang-bintang dan planet-planet, menyebar hingga ke ujung-ujung terjauh semesta. Kumpulan-kumpulan bintang dan planet itu membentuk galaksi, gugusan rasi bintang dan unit terkecil, tata surya dengan jumlah tak terhitung banyaknya.

Sang Sumber yang lahir dari Supernova itu memandang jagad raya dengan amat sukacita, dan menamainya Semesta Omnia. Apalagi di banyak sekali planet bersemayam pula energi-energi kehidupan yang sejiwa, sesinergi dengan sumbernya, Sang Sumber sendiri. Sang Sumber tahu ia tak sendirian di jagad raya ini, dan sukacitanya sempurna sudah.

Namun, keberadaan Sang Sumber terlalu mulia, ilahi, besar dan maha kuasa. Ia tak ingin mengistimewakan planet, ras atau entitas kehidupan tertentu dengan tinggal di salah satu planet itu. Walaupun ada satu planet biru yang termasuk paling ideal di matanya, yaitu Terra Everna. Apalagi setelah melihat sebuah planet berpenghuni tiba-tiba meledak dan musnah, Sang Sumber tahu ia punya tanggungjawab untuk memelihara seluruh semesta itu. Bintang-bintang dan planet-planet terlahir, tapi juga bisa musnah. Perlu semesta yang lebih ideal, yang lebih abadi dan sejati daripada "cangkang" ini.

Karena itulah Sang Sumber mengerahkan segala kemahakuasaannya yang tak terbatas, menciptakan sebuah semesta lain yan lebih kuat, kekal dan abadi daripada Omnia, "semesta cangkang" ini. Inilah sebuah jagad dalam dimensi ilahi yang kemudian dinamakan Aethera, alias surga.

Dari surga, Sang Sumber mengawasi dan memperhatikan perputaran alam dan kehidupan itu, mengamati bagaimana makhluk-makhluk sebuah dunia tumbuh, berevolusi menjadi lebih sempurna dan makin serupa dengannya. Seiring waktu, kerinduan Sang Sumber untuk mengundang para makhluk jagad fana, Semesta Omnia itu tinggal di jagad baka, Semesta Aethera ciptaannya makin tak tertahankan.

Sang Sumber juga menciptakan makhluk-makhluk surgawi, termasuk malaikat, namun mereka tercipta hanya untuk melayani, hidup seperti warna putih-bersih, bukan penuh warna yang bervariasi dengan berbagai hal, termasuk petualangan seru. Tanpa itu semua, Sang Sumber hanya bisa kesepian.

Gawatnya lagi, kesepian itulah yang menggugah sisi hitam, gelap dan negatif dalam diri Sang Sumber berontak. Ia lantas menciptakan jagad kegelapan yang disebut Nethera, alias neraka. Untuk sementara, neraka hanyalah jagad kosong yang menjadi tempat Sang Sumber melampiaskan rasa bosan dan kesepiannya, mencicipi serunya petualangan sendirian sebagai rekreasi sebelum kembali ke surga dan bertugas kembali.

Nama-nama jagad raya di dimensi tempat Ranah Everna berada:

Omnia: Jagad raya yang bersifat alami dan fana, dapat lahir namun bisa pula musnah.

Aethera: Jagad raya yang bersifat baka, disebut pula surga. Jagad Aethera adalah ciptaan Sang Sumber yang sempurna dan abadi. Lafal Bahasa Indonesia: Aedera.

Nethera: Jagad raya yang bersifat baka, disebut pula neraka. Jagad Nethera semula diciptakan untuk memuaskan sisi gelap dan kerinduan Sang Sumber, namun berkembang menjadi "penjara" untuk menyiksa jiwa-jiwa jahat dalam keabadian. Lafal Bahasa Indonesia: Nedera.

EVERNA SAGA lintas.masaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang