Chapter 3: Goodbye Philadelphia

2.2K 218 217
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

dedicated to Tasya for being excited with Logan Lerman on previous chapter

***

Philadelphia

Pada suatu senja di Philadelphia, dua remaja lelaki berlari tergesa-gesa di salah satu gang di Portman Avenue. Dengan tas ransel dan tongkat kayu, mereka mengayunkan kaki sejauh mungkin, menerobos kubangan air dan pagar kayu. Jantung mereka berdegup dengan sangat kencang. Mereka berlari hingga jatuh terguling di ujung gang. Tubuh mereka basah dan bergemetar ketakutan. Dengan perlahan, mereka bangkit dan bersembunyi di balik sebuah tong sampah raksasa. Seolah-olah sedang diburu oleh sekelompok orang.

Salah satu dari mereka itu memandang teman di sampingnya. Tubuhnya lebih pendek daripada temannya. Rambut coklatnya berantakannya bergerak naik-turun dihembuskan angin. Mata coklat anak berusia sekitar 14 tahun itu menyorotkan keberanian, namun juga ketakutan yang menggetarkannya. Dengan suara pelan, ia bertanya,

"Jeff, apa yang harus kita lakukan sekarang?"

Anak lelaki yang ada disampingnya, Jeff, itu memandang menerawang ke depan. Mata biru jernihnya memancarkan kegelisahan. Ia mengacak rambut hitam kecoklatannya, frustasi saat membayangkan apa yang terjadi. Di lehernya, tergantung headphone merah yang menancap ke walkman keluaran Jepang di pinggangnya. Lagu dari headphone itu mengalun dengan pelan, berusaha merelekskan dirinya. Ia menyenderkan kepalanya ke pagar kayu, menutup mata dan menghembuskan nafas panjang.

"Entahlah. Aku tak tahu. Mereka akan menemukan kita."

"Aku tahu, Jeff. Itu pasti terjadi. Tapi setidaknya, apa yang harus kita lakukan?"

"Lari, Jamie, lari."

***

Sementara itu, pada saat yang sama, di dekat sebuah kota kecil, Trenton, sebuah van modifikasi yang berwarna silver melaju dengan kecepatan 100 kilometer per jam. Nomor plat van itu berubah, tak seperti sebelumnya. Memang, van itu telah menjadi buronan polisi setelah diduga menjadi kendaraan teroris yang kabur dari Family Dollar dan Yankee Stadium, New York. Menariknya, mobil tersebut memiliki sistem plat nomor canggih yang dapat berubah secara otomatis. Sehingga polisi akan sulit menemukan van tersebut.

Di dalamnya, terdapat para terduga teroris itu. Catat hal ini sebelumnya: mereka bukanlah teroris. Mereka adalah Robert Runner, Kirsty Dahlberg, Ben Washburn, dan Andy McLaughin. Saat ini, mereka sedang kabur dari kejaran sekelompok penjahat bernama The Yellowjackets, yang mengejar mereka dari Boston. Mereka sedang dalam misi untuk mencari sekelompok anak dan mengungkap sebuah proyek rahasia The Yellowjackets, Proyek California.

Saat ini, Robert duduk termenung di kursi meja makan sambil memandang pemandangan perjalanannya. Matanya terasa pusing saat melihat pepohonan-pepohonan mulai melintas dengan sangat cepat. Otaknya terus memproses secara cepat rencana-rencana. Suasana di van itu sunyi senyap sekarang. Ben sedang berkonsentrasi menyetir mobil, sementara Andy yang duduk disampingnya setengah terlelap.

The RunawaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang