Dua Puluh Lima

711 32 5
                                    

Lima hari berlalu. Filo masih meratapi perpisahannya dengan Hugo. Di kamar kostnya yang hanya terisi dirinya saja, dia masih menangis meratapi kandasnya hubungan dengan Hugo.

'Hugo dan Phoebe asik liburan bareng gengnya di Raja Ampat'

"Gue benci sama lo Go," rengek Filo.

"Gue lagi dihujat keluarga sama satu negara lo malah enak-enakan liburan sama Phoebe Go. Gue nggak akan sudi maafin lo Go!" gumamnya.

Dia menatap ponsel yang menambilkan akun instagram Phoebe. Air matanya menetes lagi, rasanya sedang berjalan diatas ribuan paku. Sudah tahu itu sakit, tapi tak mencari jalan lain malah tetap melewatinya.

Mau bagaimana lagi? Filo secinta itu pada Hugo. Lebih kecewanya, Hugo tak mendengarkannya sama sekali.

"Kayaknya lo ngibulin gue Go. Lo keliatan bahagia sama Phoebe. Kayaknya ini cara tuhan ngasih tau gue kalau lo juga ada main dibelakang gue," gumamnya.

Filo mendudukkan tubuhnya lalu menghapus air matanya. "Gue nggak bisa gini lagi. Hugo udah boongin gue, dia bilang itu cuma settingan, tapi liat dia sekarang sama Phoebe. Kayaknya ini bukan settingan." batinnya.

Filo menarik napasnya panjang dan menghembuskannya. Meskipun ia patah hati, tapi dia tidak boleh berlarut-larut. Dia sudah pernah patah hati beberapa kali, meskipun kali ini berbeda tapi dia harus bangkit. Meskipun hatinya meronta-ronta ingin menangis. Dia tidak ingin lagi berlarut dalam kesedihannya.

"Gue harus bangkit buat bales Hugo!" ujarnya menyemangati dirinya.

Lalu dia membuka instagram dan masuk dengan akunnya sendiri. Akun yang sudah beberapa minggu dinonaktifkan oleh Hugo. Setelah itu, dia membuka DM dan mencari akun sebuah manajemen esport.

Gloom esport
Apa tawarannya masih berlaku?

Sent

●●●

"Lo yakin Fil, mau gabung mereka?" tanya Rinja.

Rinja dan Filo sekarang berada di ruang tamu apartemen Rinja. Mereka sedang membicarakan Filo yang menghubungi gloom esport.

"Gue yakin Ja, nanti temanin gue ke Cafe Pelangi ya mau ketemu staffnya," bujuk Filo.

Rinja mengangguk. "Gue harap lo nggak gegabah ambil keputusan ini Fil, lo tahu sendiri lo itu nggak suka jadi pusat perhatian."

Filo terdiam dan melamun. Benar apa kata Rinja, dia tidak suka jadi pusat perhatian. Karena masalah kemarin saja, dia bolos tiga hari. Lalu setelahnya, berkat bujukan Rinja dan Raza dia akhirnya mau berangkat kuliah lagi. Itupun setelah Raza klarifikasi ke teman-temannya kalau ia tidak seperti yang dibicarakan Juni.

"Nanti setelah ketemu staffnya gue pikir lagi Ja," sahut Filo yang sedikit ragu.

"Hugo gimana? Ada hubungin lo?" tanya Rinja.

Filo menggeleng. "Udah gue blokir nomornya."

Rinja tersenyum. "Bagus, harusnya lo putusin beneran aja sejak dia mau jadian boongan lagi sama Phoebe. Dari itu aja, dia keliatan aneh," jelas Rinja.

Filo memeluk kedua lututnya, sambil memikirkan ucapan Rinja yang benar adanya. Aneh rasanya, kalau Filo yang pacar aslinya justru dituduh selingkuhan dan Hugo tak bisa menolak ajakan settingan Phoebe dengan alasan entahlah, Filo sulit mengerti sampai sekarang. Meskipun alasannya jelas.

"Gue juga harus cari uang sekarang Ja. Gara-gara masalah Juni, Mama marah lagi, dia nyuruh gue balik ke kampung buat nikah aja. Kalau nggak, Mama berhenti bayar kuliah gue, jelas gue nggak maulah nikah sama orang yang nggak gue kenal," ujar Filo yang membuat Rinja terkejut.

Pacar Rahasia Where stories live. Discover now