DELAPAN BELAS

1.6K 33 1
                                    

"Wah kalian romantis sekali."

Detik itu juga Filo langsung tersadar dan mendorong Hugo hingga ciumannya terlepas. Hugo tentu saja kesal ditengah ciuman dan sentuhannya tiba-tiba Filo mendorongnya.

"Say-"

"Masih pagi Go, brutal banget lo!"

Kedua mata Hugo mendelik saat mendengar suara itu. Kedua bola matanya berotasi menuju sumber suara. Hingga dia terkejut saat di ruang tamunya sudah berdiri Argus, Catherine, Phoebe dan asistennya.

Kedua tangan Hugo langsung keluar dari kaos Filo.

"Anjir Go, pagi-pagi udah main squishy aja lo!" ledek Argus yang langsung mendapat delikan Hugo.

Sementara Filo, gadis itu tadi langsung memeluk Hugo dan menyembunyikan wajahnya saat pertama kali mendengar dehaman yang ia yakini suara Argus. Karena Argus memang kadang main ke apartemen mereka.

Disisi lain, cewek berwajah blesteran yang memakai kacamata hitam itu mengepalkan kedua tangannya. Hatinya nyeri sekali saat baru masuk kedalam unit milik Hugo namun sudah disuguhi kedua sejoli yang sedang bercumbu mesra. Harusnya ia yang disana bukan Filo.

Sialan, sia-sia gue ngejebak Hugo kalau mereka nggak putus-putus juga. Pake pelet apa sih tuh cewek! Geramnya dalam hati.

"Ck! Lo ngapain sih kesini? Ganggu orang aja! Lagian ini belum ada sehari juga!" protes Hugo yang kini membalas pelukan Filo yang sedang malu itu.

"Ya ampun Go, masih aja dipeluk. Berasa ngontrak kita," goda Argus.

Namun Argus berhenti menggoda saat mendapati wajah Hugo yang semakin kesal itu.

"Tadi pagi banget kan gue udah chat lo mau kesini dan lo jawab datang aja," ujar Argus.

"Lo bilang nanti siang bukan pagi," elak Hugo, karena dia memang sudah membaca pesan itu namun disana Argus mengatakan akan datang siang malah datang sepagi ini.

Mampuslah dia sekarang, mana Filo berada di apartemennya lagi. Hugo langsung menghela napas panjang, siap menerima kenyataan kalau hubungannya dengan Filo akan terombang-ambing lagi.

"Kalian duduk dulu," ujar Filo.

Argus tersenyum jail. "Masih ada waktu sampe nanti malem Go. Sabar dikit," godanya.

"Bisa diem nggak?!"

Argus dan yang lain langsung ngacir ke sofa ruang tamu Hugo.

"Mereka udah duduk yang," ujarnya.

Filo langsung melepas pelukannya. "Aku malu banget," cicitnya dengan pipi yang sudah merah seperti tomat. Kulit tangan dan suhu tubuhnya mendadak berkeringat karena ketahuan sedang mesum bersama Hugo.

"Udah biarin aja, nggak usah dengerin mereka," bujuk Hugo.

"Aku tetep malu Go."

"Ya udah kamu maunya gimana? Mau ikut aku apa sembunyi di kamar? Soalnya ada yang perlu aku omongin juga. Tapi kalau kamu belum siap, aku tunggu kok," ujar Hugo yang membuat kening Filo mengernyit.

Entah kenapa perasaannya semakin tak enak saja. Filo langsung merotasikan kedua bola matanya kearah ruang tamu. Dan kedua matanya langsung membola saat mendapati Phoebe di ruang tamu. Reflek Filo langsung mendorong tubuh Hugo.

"Kenapa dia disini?" tanya Filo ketus dengan air muka marah.

Hugo menelan ludahnya, belum bicara saja Filo sudah semarah ini. Bagaimana kalau sampai ia mendengar penjelasan Hugo? Hugo mengenggam kedua telapak tangan Filo. Dengan tatapan memohon, berharap Filo tidak berniat menjauhi dirinya setelah jujur.

"Jawab Go!" ketus Filo dengan nada pelan.

Hugo membuang napasnya kasar. "Lebih baik kita kesana kalau kamu mau dengar lebih jelasnya," ujarnya pasrah.

Filo langsung menarik telapak tangannya lalu turun dari kitchen set. Lalu dengan langkah berat ia berjalan menuju ruang tamu diikuti Hugo dibelakangnya.

Catherine langsung melepas kacamata hitamnya saat melihat kedatangan Filo. "Jadi kamu yang viral kemarin ternyata pacarnya Hugo?" tanyanya.

Filo tak menanggapi ucapan Catherine. Rasa marahnya sudah bergumul dihatinya. Ia duduk di sofa bersama Hugo. Sedangkan Phoebe, Catherine dan asistennya duduk di sofa tengah yang ukurannya besar.

"Sayang banget Go, cewekmu cantik kenapa harus disembunyiin sih?" ujar Catherine yang membuat Hugo mendengus kesal.

"Langsung aja!" potong Hugo.

Namun Catherine malah tersenyum licik. Perempuan itu memindai penampilan Filo dari atas sampai bawah. "Kamu cantik, ada keinginan gabung di agensi saya? Saya bisa jadiin kamu sel-"

"Apaan sih lo Cat!" potong Phoebe dengan menyikut lengan Catherine. Gadis blesteran itu tak menyukai CEOnya yang malah memuji Filo.

Sementara Hugo mendesah marah. Entah sudah berapa kali beberapa manajemen yang melihat Filo akan menawarinya menjadi influencer. Dan hal itu membuatnya muak.

"Sabar Bu Catherine, agensi saya juga ngincar dia ini," sahut Argus.

"Gus! Langsung aja bisa nggak?" ketus Hugo yang makin kesal karena agensi yang menawari Filo ini.

Sementara Filo yang ditawarkan bak barang itu mendengus kesal. Padahal rasa penasarannya sudah membumbung tinggi tapi orang-orang didepannya ini juga tak kunjung bicara.

"Ya Hugo. Saya akan bicara sekarang, mumpung disini juga ada pacar kamu. Ternyata kamu sudah punya pacar, pantas saja kamu berusaha menolak. Ini plot twist sekali Go. Saya kira kamu masih jomblo karena belum move-"

"Bu Catherine!" sentak Hugo yang ucapannya sudah melantur kemana-mana.

Catherine langsung tersadar dan tersenyum. Dia ingin sekali fokus pada pembicaraan kemarin. Tapi kedua matanya tak henti mencuri pandang ke Filo. Diotaknya sekarang, ia berpikir akan mendapat banyak uang jika bisa mendebutkan Filo dibawah agensinya. Apalagi dengan kecantikan Filo yang menunjukkan aura polos itu.

"Jadi gimana keputusan kamu Go? Mau lanjut ambil gimmick untuk menyelamatkan karir kamu? Atau nggak mau ambil resiko kamu dihujat?" tanya Catherine.

"Gimmick? Maksudnya apa Go?" tanya Filo pada Hugo.

"Ya, karena tersebarnya video ciuman Phoebe sama Hugo kemarin. Banyak netizen yang menghujat Hugo karena mencium mantan tanpa hubungan yang jelas, sebagian lagi kedua fans mendukung agar mereka balikan. Tapi kalau mereka klarifikasi ciuman tanpa sebuah hubungan. Kamu bisa menilai sendiri Filo bagaimana pandangan netizen," jelas Catherine.

Filo tersenyum sinis. Jadi ini alasan Hugo ingin bicara padanya? Meminta izin untuk melakukan gimmick pacaran bersama sang mantan, Phoebe? Persetan dengan karir Hugo, dia tidak akan sanggup membiarkan Hugo berdekatan dengan Phoebe. Bagaimana bisa dia menahan kecemburuannya? Filo tak sekuat itu.

"Aku nggak ngerti lagi sama kamu Go!" keluh Filo lalu berdiri dan berjalan menuju pintu.

Hugo langsung menyusul Filo. Sementara Phoebe tersenyum menang, dia sudah tak sabar menunggu putusnya hubungan Hugo dan Filo.

"Fil! Tunggu!" kejar Hugo yang kini sudah mencekal lengan Filo yang tentu saja ditepis pemiliknya.

"Aku capek sama kamu Go! Aku nggak bisa. Kamu ambil aja tawaran itu, tapi kita putus aja. Aku nggak akan sanggup liat kamu berduaan sama Phoebe terus," ujar Filo yang kini sudah menangis.

Keduanya berdiri didekat lift. Hugo menelan ludahnya, dia diambang batas untuk memilih karir atau kisah cintanya. Hugo menarik Filo ke pelukannya.

"Maafin aku Fil, aku salah. Ini semua salahku, kalau aja aku nggak marah sama kamu. Kalau aku nggak ciuman sama Phoebe, hubungan kita pasti baik-baik aja," ujarnya.

Filo melepas pelukan dan menatap Hugo. "Aku nggak tahu harus gimana lagi, aku mau pulang," pintanya.

Hugo menghela napas panjang. "Aku anter."

•••

Next -> Vote comments

Pacar Rahasia Where stories live. Discover now