Dua Belas

1.2K 41 2
                                    

Dua hari setelah pertengkaran itu. Hugo tidak pulang ke apartemen. Lalu tiba-tiba sore hari Hugo menyuruhnya packing karena akan berangkat ke Lombok. Tentu saja Filo marah, apalagi dia juga harus memikirkan Kuki. Sampai akhirnya dia terpaksa menitipkan Kuki di penitipan hewan.

Dan sekarang, Filo sudah berada di bandara bersama Hugo. Di Bandara itu sekarang juga ada teman-teman konten kreator Hugo. Filo membenarkan maskernya, Hugo sudah berpesan untuk memakai masker kemana-mana.

"Udah lo telfon Vin? Ini udah hampir telat," omel Nikita pada Vini.

Vini menatap kesal kearah Nikita. Gadis tomboy itu sejak tadi membuat ketenangannya terusik.

"Udah! Banyak bacot lo!" bentak Vini.

"Maksud lo apa bentak gue?" pekik Nikita tidak terima.

Argus berdiri diantara kedua gadis itu dan melerainya. Begitupula Regan yang kini menarik kekasihnya agar tenang.

"Awas ya lo!" ancam Vini.

"Dih siapa takut."

"Udah, itu Phoebe udah datang," sahut Arena.

"Apa? Phoebe ikut?" cicit Filo yang kini menatap kearah Hugo yang tak menatapnya balik.

"Maksud lo apa?" bisik Filo dengan tatapan tajamnya. Sialnya, Hugo tak menggubrisnya sama sekali.

Lelaki itu malah berjalan mengikuti teman-temannya. Filo mengepalkan kedua tangannya. Tanpa sadar kedua matanya sekarang sudah berkaca. "Gue nggak sudi maafin lo Go!"

●●●

Sekitar dua jam kemudian. Mereka sudah sampai di Villa yang ada di Lombok. Hari sudah malam, teman-teman Hugo sedang bersiap untuk pesta berbeque sambil membuat Vlog.

Namun tidak untuk Filo. Setelah sampai di Villa, gadis itu lebih mengurung diri di kamar. Dia bahkan sudah tidak sudi menatap wajah Hugo.

Jadi gini cara lo balas gue Go? batinnya.

Filo menyeka air matanya, mendadak ia jadi cengeng lagi. Padahal tadi dia berpikir Hugo tak marah lagi padanya karena mengajaknya pergi. Ternyata malah untuk balas dendam.

Dua hari tak mendapati Hugo pulang dan menghubungi rasanya ada yang hilang dari hidup Filo. Mungkin benar, Filo terlalu bucin tapi sepertinya Hugo tidak. Filo bahkan sudah mengorbankan hal berharga dirinya untuk Hugo. Tapi lelaki itu selalu berbuat semaunya.

"Gue bakal balas lo abis ini Go! Gue bersumpah!" gumamnya.

Filo menyeka sisa-sisa air matanya. Dia memutuskan untuk jalan-jalan ke luar. Karena saat di kamar, jiwa melankolisnya malah semakin keluar.

Filo mengambil cardigannya dikoper lalu memakai tas selempangnya. Setelah itu dia turun kebawah. Dari kejauhan ia bisa melihat Hugo dan teman-temannya sedang asik tertawa sambil memutar musik dan sambil karaoke. Bahagia sekali tapi tidak untuk Filo.

Pemandangan laut yang langsung menyambut Villa itu begitu indah. Karena halaman belakang Villa yang dipakai untuk pesta itu langsung terhubung dengan Pantai. Filo yakin harga sewa permalam pasti mahal. Filo tersenyum miris, hanya dia yang tak senang dengan liburan ini. Daripada dia gila karena melihat Phoebe dan Hugo. Lebih baik dia liburan sendiri.

Filo lalu melangkahkan kakinya menuju gerbang. Sampai disana, sudah ada Taxi yang dipesannya.

"Saya mau ke restoran seafood Bintang Pak," ujar Filo.

"Baik Mbak."

Tak butuh waktu lama. Taksi yang ditumpangi Filo sampai di hotel bintang lima. Filo sampai terkejut saat tahu ternyata Restoran itu berada di dalam Hotel.

"Udah terlanjur, nggak apa-apalah," gumamnya lalu membayar taksi dan turun.

Filo bergegas masuk ke dalam restoran yang cukup ramai itu. Jam di ponselnya menunjukkan pukul 21.30 namun restoran itu masih ramai karena kebanyakan diisi oleh Bule.

Filo tersenyum licik. "Kayaknya gue harus nginep disini deh," gumamnya dengan mantap.

Akhirnya langkah Kaki Filo beralih ke resepsionis lalu memesan kamar yang harganya cukup mahal. Tentu saja dia tidak keberatan, karena sekarang dia membayar dengan uang yang selalu Hugo transfer ke rekeningnya tapi tak pernah dia pakai.

Setelah membayar dan menerima keycard, Filo tak langsung masuk kedalam kamar. Gadis itu memilih ke restoran dahulu karena dia lapar. Seharian bersama Phoebe membuat nafsu makannya hilang. Dan terbukti, setelah dia pergi dari sana, nafsu makan Filo muncul lagi.

Filo duduk dimeja lalu ada pelayan datang membawa menu. Tak tanggung-tanggung, Filo memesan makanan paling mahal. Filo tak takut kehabisan uang karena ditasnya sekarang ia juga memiliki kartu debit milik Hugo yang diberikan padanya.

Selesai memesan makanan. Filo memainkan ponselnya. Tak terasa sudah hampir pukul 22.00, dan tak ada pesan sama sekali dari Hugo. Itu artinya Hugo tak peduli sama sekali padanya.

Kecewa sih. Tapi Filo akan melupakan kekecewaan itu. Dia akan membuat dirinya bahagia dengan uang Hugo. Setidaknya lebih baik menangis dengan melakukan apa yang dia mau daripada menangis di kamar meratapi nasib.

to [Rena]
Rena, aku lagi jalan-jalan sendirian. Nanti hari minggu aku balik ke Villa buat ambil koper.
Sent

Filo langsung mematikan ponselnya setelah itu. Untung saja dia punya nomor Rena, jadi dia bisa ijin dengan salah satu teman Hugo. Lagipula Filo sadar diri kalau dia itu bukan siapa-siapa yang bisa merusak liburan mereka. Setidaknya dengan mengabari Rena, mereka tidak akan pusing mencari Filo. Walaupun Filopun tidak yakin mereka mencari keberadaannya.

Beberapa menit kemudian, makanan datang. Kepiting saus padang dengan telur yang melimpah, udang saus padang, cah kangkung, cumi crispy dan Ikan kerapu sudah terhidang diatas meja. Filo dengan cepat menyantap kepitingnya. Namun ditengah kunyahannya, tiba-tiba kedua matanya berkaca dan air matanya menetes.

Hugo lo jahat banget sama gue!

●●●

Di kamar yang luas dengan fasilitas lengkap ini Filo sendirian. Seperti biasa, Filo sedang menonton Drakor. Jam didinding sudah menunjukkan pukul dua belas malam.

Filo mulai berpikir apakah Hugo mencarinya sekarang? Atau dia sibuk berduaan dengan Phoebe? Segala pikiran negatif itu kini malah bermain diotaknya. Lebih gilanya lagi, Filo jadi berpikir apakah Phoebe dan Hugo malah sedang bercinta.

"Kalau sampai itu beneran terjadi. Gue bakal benci lo selama hidup gue Go!" gumamnya.

Matanya menatap layar TV namun otaknya malah membayangkan adegan vulgar antara Phoebe dan Hugo. Tangannya bahkan gatal ingin menghidupkan ponselnya. Namun dengan cepat Filo menggeleng.

"Nggak! Jangan Fil! Dia aja tega bawa lo liburan bareng mantannya, pergi dua hari nggak pulang ninggalin gue sendirian! Nggak, gue bakal habisin liburan gratis ini seorang diri!"

Filo meyakinkan dirinya dengan sekuat tenaga. Meskipun itu berat, dia harus menjaga logikanya sekarang. Karena kalau jiwa bucinnya mulai menguasai dirinya lagi. Dia tidak yakin akan tidur di hotel malam ini. Atau sebaliknya, Filo akan menyusul Hugo dan meminta maaf agar Hugo tidak mengabaikannya lagi.

"Nggak! Sadar Fil sadar!"

Pacar Rahasia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang