☁️ㅣ31. Terjadi Pembubaran?

2.2K 323 85
                                    

HAI! AWAN KEMBALI!

"Besok jam berapa?" Agraska menghampiri Leon yang sedang menuangkan minuman ke dalam gelasnya di dapur membuat lelaki itu menoleh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Besok jam berapa?" Agraska menghampiri Leon yang sedang menuangkan minuman ke dalam gelasnya di dapur membuat lelaki itu menoleh.

"Tawuran?" tanya Leon.

Agraska mengangguk. "Gue mau ikut, dan gue mau turun tangan."

"Kenapa tiba-tiba banget lo berubah pikiran?" kening Leon mengerut dalam. Agraska sudah memutuskan bahwasannya besok, ia tidak akan datang pada tawuran yang berlangsung hanya karena salah satu anak buahnya mengusik geng motor lain. "Ini masalah kecil, lo gak datang gue gak akan ngalah gitu aja, jadi gak usah khawatir."

"Bukan itu alasan gue." Agraska duduk di salah satu kursi, memutar-mutar gelas di hadapannya dengan lambat. "Sorry banget, kayaknya ini bakalan jadi kegiatan terakhir Axares."

"Maksud lo?" Kaki Leon melangkah, kini dirinya berada di hadapan Agraska dengan raut wajah serius. Apa-apaan ucapan Agraska barusan?

"Gue mau bubarin Axares besok."

Satu kalimat yang menjadi jawaban membuat Leon membeku di tempatnya. Pupil matanya perlahan-lahan melebar lantas mengecil dengan cepat. Tangannya kini bergerak tanpa terkendali, mencengkeram kuat kerah baju Agraska. "Jangan main-main sama pembubaran Axares, Gra. Lo pikir Axares baru seminggu dua minggu? MAU EMPAT TAHUN KALAU LO LUPA!"

Teriakan Leon itu keras, terdengar hingga ruang utama markas membuat beberapa anggota Axares yang mendengar langsung bermunculan, termasuk Genta dan Navy yang memisahkan Leon dan Agraska.

"Gak usah ribut, kita omongin di depan." Genta yang benar-benar tak tahu ada apa langsung menarik Agraska keluar dari dapur begitupun dengan Navy yang menarik Leon untuk mengikuti.

Kini di ruangan utama, Agraska belum mengeluarkan sepatah kata apapun lagi selain menunduk dan mengusap kepalanya beberapa kali. Agraska jadi bimbang lagi, apakah keputusannya benar? Leon belum pernah semarah ini padanya, bahkan untuk menentang keputusan Agraska, Leon tak pernah berteriak. Apa ini menandakan jika Agraska salah mengambil arah?

"Lo bisa diskusi dulu sama kami, Gra. Gak usah sok nentuin sendiri." Leon berkata ketus, tatapannya bagai elang mencari mangsa, siap menerkam apa yang melintas.

"Oke." Agraska berkata pelan. "Tapi lo tahu 'kan? Axares dibentuk abang gue, setelah dia dipenjara, gue yang ambil alih karena gue masih butuh Axares buat balas dendam ke Alvaro. Tapi setelah tahu faktanya, gak ada yang perlu dilampiasin lagi 'kan?"

"Lo nganggap Axares apa? Enteng banget lo ngomong begitu, seolah-olah Axares cuman baju yang lo pake dan bisa lo buang saat lo gak butuh lagi. Semurah itu?"

"Gue gak nganggap begitu!"

"Terus apa maksud lo mau bubarin Axares besok?!"

Agraska mengusap wajahnya dengan kasar saat reaksi terkejut ia dapatkan di sekelilingnya. Mau tidak mau, Agraska pasti akan mendapatkan hal seperti ini. Penentangan dari anggotanya, sebab yang Leon katakan memang benar, Axares bukan geng yang berdiri dari dua minggu lalu, melainkan hampir empat tahun. Jika digabung dengan masa jabatan Rexa, maka Axares sudah berdiri hampir sembilan tahun.

Awan untuk RembulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang