☁️ㅣ22. Pengganggu adalah Benalu

3.3K 571 211
                                    

Awan kembali!!
Ramaikan dengan komentarnya, ya!

Jangan lupa follow instagram:

ariraa_wp
zanava.fam
agraska.galelio

Hana dan Hanina tidak mau diam saja karena kejadian yang menimpa mereka berdua hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hana dan Hanina tidak mau diam saja karena kejadian yang menimpa mereka berdua hari ini. Benar-benar menjadi hari terburuknya sekaligus kesialan mereka membuat keduanya harus menanggung malu karena perbuatan sendiri, serta diakibatkan rencana yang belum matang. Kini, di kamar yang ditempati Isabela di kediaman Anggara, Hana dan Hanina mengeluh ini itu pada sang nenek yang setia mendengarkannya.

"Yah, Nenek juga baru kepikiran kalau kaki anak itu masih belum pulih. Kamu, kenapa kamu gegabah?" tanya Isabela pada Hanina yang langsung mendengkus di tempatnya.

"Nasi udah jadi bubur, Nek." Hana menghampiri Isabela yang terduduk di sofa. "Kami udah gak bisa lagi jauhin Bulan dari abang-abangnya. Mereka udah nempel banget, padahal 'kan bukan keluarga kandung. Kok mau-mau aja, sih?"

"Nenek juga heran." Isabela memijat pangkal hidungnya dengan jari-jarinya yang mulai dihiasi keriput, ia menghela napasnya dengan berat. "Dari awal Anggara mengatakan ingin menikah lagi, Nenek tidak setuju, Nenek tidak suka saat tahu latar belakang calon istrinya. Tapi Kakek kalian malah menyetujuinya dengan mudah."

Semua itu berawal dari Anggara yang menemui Leonardo dan Isabela di kediamannya, saat itu Anggara sendirian dan mengatakan niat bahwasannya ia akan melamar seorang wanita yang bekerja sebagai pegawai di salah satu rumah makan di kota.

Anggara menjelaskan dengan detail, wanita itu yang biasa ia temui di jam makan siangnya jika Anggara berkunjung ke sana. Wanita ramah serta lembut menyapa pelanggan yang datang, menarik perhatiannya. Hingga Anggara memantapkan hati untuk meminangnya setelah hampir 10 bulan saling mengenal.

Isabela jelas tidak setuju. Ia tidak mau anak pertamanya menikah dengan seseorang dari kalangan yang sangat jauh dari nama Zanava. Tetapi, Isabela tidak bisa membantah begitu Leonardo--sang suami--mendukung keputusan Anggara.

Dari sana semuanya berawal, dari sana dimulainya Isabela tak lagi sering mengunjungi atau berbincang dengan Anggara. Sampai akhirnya ia terpaksa hadir di keluarga ini sebab Anggara mengundangnya di acara ulang tahun anak tirinya.

Lalu, beberapa minggu setelah itu perusahaan yang dikelola Anggara memiliki hal yang tak terduga, membuatnya berada di ambang hancur. Saat itulah Isabela menggunakan kesempatan supaya ia bisa tinggal di sini hingga nanti pengelolaan perusahaan lancar kembali.

Isabela harus bertindak, membersihkan nama keluarganya dari sosok kalangan kecil yang membuatnya muak setengah mati. Isabela tak menyukai mereka yang katakanlah miskin. Sebab, hal yang tak mau ia alami lagi disebabkan oleh orang dari kalangan tersebut.

Awan untuk RembulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang