☁️ㅣ25. Ini Jatuh Cinta?

3.5K 481 181
                                    

Awan kembali lagii!!

Jangan lupa ramein chapter ini. Kalau rame aku update lagi besok~

Penampilan Agraska kali ini berhasil membuat pelanggan terkagum-kagum bahkan pelanggan tetap pun masih bisa bersorak dan bertepuk tangan dengan senang setiap Agraska tampil di depan panggung menemani mereka yang ada, menikmati hidangan di Cloud Cafe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Penampilan Agraska kali ini berhasil membuat pelanggan terkagum-kagum bahkan pelanggan tetap pun masih bisa bersorak dan bertepuk tangan dengan senang setiap Agraska tampil di depan panggung menemani mereka yang ada, menikmati hidangan di Cloud Cafe. Bakatnya untuk memainkan harpa sudah menarik hati para pengunjung di sana, bahkan saat ia menuruni panggung pun, ia masih mendengar beberapa kekaguman dan pujian, lebih banyaknya dari para gadis remaja yang kini diam-diam memperhatikan.

"Kalau abis main harpa, Pak Bos kayak orang bener." Navy berkomentar tepat kala Agraska duduk di samping Genta untuk menikmati pesanan yang siap sedari tadi.

Leon tertawa seraya menjentikkan jari. "Setuju! Dia kayak orang normal."

"Emangnya selama ini gue gak normal?!" Agraska mengerutkan kening, menatap Navy dan Leon bergantian. "Kalau gue gak normal, apa kabar sama kalian?!"

Leon jadi terbahak-bahak. "Iya, iya. Gak usah ngamuk di sini, Gra."

Mengembuskan napasnya dengan pelan, Genta tidak mau ikut-ikutan. Di sini, dirinyalah yang setidaknya paling normal di antara yang lain. Ia mengeluarkan iPad yang ia bawa di tasnya, lalu bermain permainan di sana. Namun, sebelum itu kepalanya menoleh pada Agraska.

"Gra, besok sore ada yang ngajak tawuran, nih. Katanya dua hari lalu ada anggota Axares yang berani ngelewatin jalan mereka," ujarnya pada Agraska.

Kening Agraska mengerut. "Jalan mana, njir?"

"Jalan deket rel kereta yang mau ke persimpangan," jawab Genta.

Agraska terdiam beberapa saat, sampai akhirnya tertawa. "Buset! Itu jalanan butut karena dananya dikorupsi 'kan?!"

"Woy, gak usah keras-keras!" tangan Leon melayang menepuk pundak Agraska hingga menimbulkan suara nyaring. "Pokoknya itu jalan 'kan di depan markasnya, makanya kalau ada anak geng motor lain lewat pasti bakalan ada ribut."

"Emangnya geng apa tuh?" tanya Agraska.

"Cergos kayaknya." Leon menjawab, dan langsung mendapat anggukkan dari Genta.

"Jalan butut aja bangga."

Genta menggeleng-gelengkan kepala mendengar komentar ketuanya itu, ia kembali menatap layar iPadnya dan fokus pada permainan. "Jadi gimana? Lo mau kirim anggota ke sana 'kan?"

Tak langsung menjawab, Agraska memilih untuk memakan cup cake awan yang menjadi favoritnya terlebih dahulu, lantas setelah menelannya, ia mengangguk. "Gue kirim anggota ke sana, kalian mau ikut ya boleh. Cuman gue gak akan ikut. Seminggu ini gue gak akan terlibat dulu."

"Hah?!"

Leon, Genta, dan Navy yang tadinya santai dengan kegiatan masing-masing langsung membelalak terkejut mendengar Agraska. Mata mereka melotot, seolah-olah siap keluar dari tempat yang seharusnya.

Awan untuk RembulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang