45

16.7K 1.5K 197
                                    

Setelah dari rumah sakit, dan Haechan mempercayakan ibunya pada Johnny dibawah pengawasannya, membuatnya sedikit lega dan bahagia, dia berdoa semoga ibunya bisa sembuh serta berdamai dengan semuanya.

Saat kembali ke dalam istana, Haechan tetap melihat beberapa orang yang tidak menyukainya dan membicarakannya dengan buruk di belakangnya, ditambah perdana menteri Mino yang terluka parah karena serangannya.

Tapi Mark selalu meyakinkannya jika itu semua bukan sepenuhnya salahnya, Mark juga sangat menjaga omega manisnya itu hingga kehamilannya menginjak usia empat bulan, pernikahan belum bisa digelar karena ada beberapa anggota dewan kubu perdana menteri yang masih menolak keputusan Jaehyun, bahkan mereka juga mengancam akan melakukan pemberontakan membuat Jaehyun memikirkan semuanya dengan lebih mantang, sekalipun dia sangat ingin meresmikan Haechan menjadi bagian keluarganya.

Saat ini Haechan dan Mark sedang berada di kebun apel karena Haechan ingin makan buah apel.

Mark sendiri tanpa pikir panjang menuruti keinginan omeganya, ditambah Haechan mengatakan anaknya ingin makan buah apel yang dipetik oleh ayahnya sendiri, Mark memanjat sendiri dan Lucas serta Xiaojun hanya bisa berdiri di kejauhan untuk menjaga dua tuannya itu, mereka tidak bisa membantu putra mahkotanya itu karena Mark sendiri juga melarang, dia ingin menuruti acara ngidam Haechan yang pertama kalinya.

"Iya yang itu, petik yang paling besar itu Yang Mulia!" Haechan sangat bersemangat mmberi intruksi, "Tidak, jangan yang itu Yang Mulia itu kecil sebelah kanannya lagi."

"Yang ini?" tunjuk Mark pada buah apel yang ukurannya besar dan Haechan mengangguk girang. Mark segera mengambilkan buah apel yang menurut omeganya itu besar, beberapa buah ia petik dan Haechan menangkapnya dengan baik dari arah bawah.

Setelah mendapatkan buahnya Haechan duduk di bawah pohon apel sembari menikmati buahnya yang manis dengan ukuran besar, dengan senyum yang terlukis membuat Mark sangat bahagia meskipun dia kelelahan karena harus memanjat, beruntung dia bisa coba saja tidak bisa apakah omeganya itu akan menangis karena dia tidak mengambilkan buah apel yang dia inginkan.

"Kau suka?" tanya Mark dengan tersenyum dan duduk di samping omeganya, Haechan memberikan buah apelnya dan Mark menggeleng pelan menyuruh Haechan untuk menghabiskannya karen Haechan terlihat begitu menyukainya.

"Sangat suka dan ini sangat enak." Haechan memekik senang.

"Aku senang jika kau menyukainya." ucap Mark dengan senyum bahagianya.

Haechan habis tiga buah apel dan membuat perutnya merasa kenyang, Mark dengan cepat membersihkan mulut Haechan yang ternodai air apel yang masih tersisa dan membuat omeganya itu memerah malu.

Lalu Mark mengusap lembut pipi Haechan dan mengecup lembut bibir omeganya yang manis serta menggodanya, "Aku mencintaimu."

Haechan tersenyum lembut, dengan rona merah dipipinya. "Aku juga mencintai Yang Mulia."

Mark memegang tangan Haechan, lalu dia mengeluarkan sebuah cincin dari sakunya dan mengeluarkan sebuah cincin di hadapan Haechan, "Haechan maukah kau menikah denganku, menjadi omegaku dan pasangan takdirku untuk seumur hidup kita yang panjang dalam suka maupun duka?"

"Yang Mulia... Iya, tentu aku mau." mata Haechan sangat berkaca-kaca, dia bahagia tentu saja.

Mark memasangkan cincinnya di jemari Haechan, sebuah cincin dengan batu permata emerald yang sangat cantik, lalu mengecup tangan omeganya dengan lembut, "Maaf belum bisa memberikanmu pernikahan yang sesungguhnya dan diakui oleh kerajaaan, dihadapan ayah dan bubu serta keluarga yang lain, karena situasi yang sangat kacau tapi aku ingin mengikatmu menjadi milikku seutuhnya."

My Alpha is My PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang