30

20.3K 2.1K 99
                                    

Di pagi harinya semuanya sudah berkumpul di aula untuk memasuki kompetisi akhir untuk menunjukkan siapa yang akan keluar sebagai pemenang dan menjadi omega untuk putra mahkota kerajaan Neo Emerald.

Tapi sebelum menuju kompetisi terakhir para kandidat omega putra mahkota keluarga Jung itu akan diajak untuk pergi di suatu daerah terpencil yang masih bagian kerajaan Neo Emerald, yang saat ini terkena wabah penyakit kulit yang mengerikan dengan disertai demam tinggi, untuk melihat bagaimana para calon kandidat omega kerajaan Neo Emerald mengatasi dan bersikap pada rakyat ataupun warga yang terserang penyakit.

Pengumuman Taeil pagi itu menghebohkan para kandidat yang masih bertahan tentunya kecuali Haechan dan Renjun, mereka berdua masih terlihat santai.

Tapi saat itu juga Haechan bisa melihat bagaimana Mark menatapnya dengan mata nakalnya, dia tersenyum miring seakan menggoda Haechan, membuat omega itu terlihat memerah malu ditambah dia sangat mengingat kemarin malam mereka banyak berciuman.

"Haechan, wajahmu memerah apa kau sakit demam, apa tubuhmu masih sakit? Kau bisa izin." tanya Renjun yang khawatir terlebih saat Haechan menundukkan kepalanya.

"Tidak pangeran, aku baik-baik saja." jawab Haechan dengan lembut dan mengabaikan tatapan Mark yang dia yakini masih tertuju padanya.

Haechan menatap ke arah lain tidak berani menatap Mark yang memang tengah memperhatikannya dan secara tidak sengaja juga Renjun menatap Mark, bisa dia melihat putra mahkota itu sedang memperhatikan sahabatnya dengan intens.

Dan saat Renjun menatap ke arah lain dia bisa melihat Mina yang menatap Haechan dengan raut begitu kesal, tangannya terkepal kuat karena tahu Mark sedang memperhatikan omega rendahan itu.

Renjun tertawa kecil lalu berbisik pada Haechan, "Haechan, nona Mina musuhmu itu tengah kesal dan cemburu padamu karena putra mahkota tidak mengalihkan tatapannya padamu, dia terlihat seperti ingin memukulmu."

"Benarkah? Padahal aku tidak meminta Yang mulia menatapku kenapa dia harus marah padaku, kenapa tidak pada putra mahkota itu?" Haechan sangat malas jika harus menanggapi musuhnya yang angkuh itu.

Padahal jika Mark lebih memilih memperhatikannya serta menatapnya itu bukan salahnya dan dia tidak pernah meminta alpha tampan serta calon raja itu untuk menatapnya penuh dengan rasa kagum seperti itu.

"Tentu tapi jangan pedulikan dia, dia hanya iri jika Yang Mulia Mark jatuh cinta padamu, dia bisa apa selain menerimanya dengan lapang dada." kekeh Renjun dan Haechan jadi ikut tertawa kecil, "Ayo setelah ini kita menyiapkan semuanya untuk melihat daerah yang terkena sakit kulit Haechan."

Haechan mengangguk dengan penuh semangat, setelah mengatakan pengumuman itu Taeil menyuruh semuanya untuk bersiap karena mereka akan berangkat pagi itu juga.

Selesai bersiap-siap Haechan akan keluar dari kamarnya tapi Mark justru datang dan menutupnya rapat.

"Yang Mulia apa yang kau lakukan di kamarku?" tanya Haechan yang terkejut bukan main.

Lalu tiba-tiba saja Mark membawa Haechan ke dalam pelukannya, melupakan Haechan yang terkejut dengan sikapnya, "Yang Mulia ada apa?"

"Tidak ada apa-apa, aku hanya merindukanmu sejak tadi aku ingin sekali memelukmu tapi sayangnya tidak bisa. Bagaimana keadaanmu sudah lebih baik? Jangan lepaskan pelukannya biarkan seperti ini sebentar saja." ucap Mark dengan mencium wangi semerbak yang muncul dari tubuh omeganya, terasa sangat candu dan membuatnya panas.

Haechan jadi tidak bisa melepaskan pelukan Mark karena perintah alphanya padahal detak jantungnya sudah berdetak tidak beraturan, tapi dia juga sangat nyaman dalam pelukan alphanya rasanya dia juga tidak ingin melepaskannya, dengan berani dia membalas pelukan Mark dan membuat Mark sangat senang.

My Alpha is My PrinceWhere stories live. Discover now