part33

18.3K 2K 170
                                    

Haechan dan Renjun sudah siap untuk berangkat ke hutan tapi sebelum itu Mark menarik tangan Haechan untuk mengikuti langkahnya.

"Yang Mulia lepaskan tanganmu, para kandidat omega lainnya bisa cemburu jika melihatmu dekat denganku dan aku sudah ditunggu mereka." ucap Haechan yang berusaha melepaskan genggaman tangan Mark.

Hingga saat mereka berdua sampai di lorong yang cukup sepi, Mark menyudutkan Haechan di sebuah tembok dan mengukung dirinya di sana, Haechan tidak bisa lari dan kabur.

"Yang Mulia apa yang kau lakukan?" Haechan terkejut dan tidak berani menatap mata alphanya itu.

Tanpa banyak bicara Mark membawa Haechan ke dalam dekapan hangatnya, dan menciumi kepala, pipi sampai leher Haechan dan Haechan hanya bisa diam dengan menikmatinya karena pelukan dan ciuman Mark sangat hangat dia menyukainya, "Aku sangat merindukanmu, tiga minggu kau menghilang sangat membuatku gila Haechan. Jangan pergi dan menghilang seperti itu, jangan menghindariku."

Ucapan Mark yang penuh dengan rasa rindu dan sedih menghantam telak bagian terdalam dalam hati Haechan, dan membuat omega itu menangis dalam diamnya dengan mengatakan banyak kata maaf dalam hatinya, "Maafkan aku Yang Mulia."

Melihat wajah omeganya yang basah Mark segera menghapus air mata itu dan tatapannya berubah khawatir, " Hai ada apa, kenapa menangis, apa aku menyakitimu lagi?"

Haechan menggelengkan kepalanya dengan lucu dan membuat Mark sangat gemas, lalu di mencubit pelan pipi Haechan yang gembil. "Jika aku tidak menyakitimu kenapa kau menangis? Jangan menangis dihadapanku apalagi untuk sesuatu yang tidak penting, aku tidak menyukai tangisanmu sayang."

Mark mengecup kedua mata Haechan yang seketika itu juga menutup, lalu dengn sesenggukan Haechan membuka suara, "Maafkan aku Yang Mulia, maaf sudah membuatmu khawatir."

"Tidak apa sayang, asal kau bisa menenangkan dirimu terlebih dahulu maaf jika kau menyesali kita melakukan hal itu empat minggu yang lalu, maafkan aku, tidak seharusnya aku lancang dan bisa menahan diriku." ucap Mark dengan pelan.

"Yang Mulia tidak salah, kejadian kemarin juga karena aku yang meminta bukan kau yang memaksaku." ucap Haechan pelan dan menundukkan kepalanya.

Mark mengusap lembut pipi Haechan hingga omega itu mengangkat kepalanya, "Jangan bersedih dan menghindariku lagi, aku tidak bisa jika harus berjauhan denganmu cukup lama Haechan."

"Kenapa Yang Mulia? Aku hanya seorang pelayan."

"Bagiku kau bukan seorang pelayan kau adalah takdirku." ucap Mark dengan serius dan Haechan terkejut bukan main dia mencoba berpikir jika maksud Mark adalah tentang dia dan kompetisinya bukan karena takdir mereka yang terikat, ditambah sewaktu mereka melakukan hal itu kain di tangannya tetap terikat rapi jadi Mark tidak mungkin tahu jika dia adalah omeganya.

Lalu Mark kembali membawa Haechan ke dalam pelukannya, "Aku sangat merindukanmu, aku ingin sekali mengurungmu di kamarku tapi sepertinya tidak bisa. Baiklah sekarang ayo kita kembali dan menangkan kompetisi itu."

Setelah itu Mark baru melepaskan pelukannya dan mengajak Haechan untuk kembali, Haechan diam serta menurut tapi dalam hatinya dia mengatakan terima kasih karena Mark mengkhawatirkannya, merindukan dan mau meminta maaf padanya untuk suatu kesalahan yang tidak sengaja.

Saat kembali Haechan tentu menjadi pusat perhatian, dia langsung menundukkan kepalanya dan Mark hanya memperlihatkan wajah tidak pedulinya.

"Astaga lihat wajah Mina seperti ingin mencakarmu Haechan." bisik Renjun dengan ekspresi kesalnya.

"Biarkan saja Pangeran, jangan terlalu dihiraukan lagipula tadi pangeran Mark yang memang mengajakku untuk berbicara secara pribadi sedangkan dia, dia tidak bisa berbicara ataupun mendekat pada pangeran Mark, kasihan." ucap Haechan dengan bangga dan nada suara yang sedikit meninggi hingga Mina dan yang lainnya pasti mendengar bisik-bisiknya dengan pangeran Renjun.

My Alpha is My PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang