21 Fakta

566 113 13
                                    

21 Fakta

Malam yang tenang menemani langkah-langkah Nathan dan Shine yang tengah berdansa di atas atap, diiringi oleh melodi lagu yang mengalun dengan indah. Cahaya bulan memancar lembut, menciptakan bayangan yang saling berdampingan di antara sorot lampu-lampu kota yang bersinar.

Dengan langkah yang lembut dan padu, Nathan memimpin Shine dalam gerakan tari yang elegan. Mereka seperti dua penari yang menyatu dengan alunan melodi yang merdu. Pemandangan malam yang memukau menjadi latar belakang romantis bagi kisah cinta mereka, yang terwujud dalam gerakan-gerakan yang penuh kelembutan.

Lagu Aziz Hendra- Somebod's Pleasure yang mengalun dengan indah menjadi pengantar yang sempurna bagi tarian mereka. Melodi yang lembut dan lirik yang penuh makna menyatu dengan langkah-langkah mereka yang saling berselang, menciptakan suasana yang begitu memikat.

"Kamu cantik malam ini," ujar Nathan sambil mengusap lembut wajah Shine. "Ini adalah kencan pertama kita. Tapi, sejak tadi kamu bahkan tidak tersenyum. Apa kamu tidak menyukainya?" Nathan berbisik seraya mengangkat tangan Shine, dan membiarkannya berputar mengikuti alunan lagu yang merdu.

"Aku hanya belum siap untuk terluka lagi. Aku takut semua ini hanya palsu."

"Kamu meragukanku?" kata Nathan serius sambil mendekap Shine, menghentikan gerakan mereka. "Shine, aku sudah bilang aku sungguh-sungguh, bukan? Aku ingin hubungan ini serius! Aku akan membuatmu selalu bahagia!"

Shine memandang Nathan dengan keraguan. "Bukankah kamu tidak mencintaiku?"

"Lalu, apa kamu mencintaiku?" tanya Nathan, dan Shine langsung mengalihkan pandangannya karena tak mampu menjawab.

Nathan dengan penuh kelembutan meraih kedua wajah Shine di telapak tangannya, "Mari kita memulai kisah kita bersama-sama dari awal. Percayalah padaku, suatu saat nanti kita akan saling mencintai dengan tulus."

"Janji Nathan, jangan menyakitiku? Aku tidak punya tenaga lagi." Shine menjatuhkan airmatanya. "Jika kamu hanya berniat menyakitiku berhenti dari sekarang. Tolong kasihani aku dan hentikan niatmu. Aku tidak mau merasakan sakit hati lagi."

Nathan menarik Shine lebih dekat dengannya. Mereka berdua saling terpaku dalam keheningan, meresapi keindahan malam yang tenang di sekitar mereka.

Dengan lembut, Nathan mengecup bibirnya, merasakan rasa manis yang familiar. Seperti ritual yang tak pernah berubah, ia menyelami kelezatan ciuman itu.

Getaran lembut pada pagutan lidah keduanya seperti pesan tersirat yang merayap perlahan ke dalam hati Shine. Angin malam yang sejuk menyelimuti keduanya, menciptakan suasana magis seolah waktu sendiri berhenti sejenak untuk merayakan keindahan momen itu.

"Kamu tau kenapa aku pilih lagu ini, alih-alih memilih lagu romantis untuk berdansa?" Tanya Shine setelah ciuman itu terlepas. Shine mengusap wajah kokoh milik Nathan dengan sentuhan yang lembut.

"Kenapa?" Nathan menempelkan dahi mereka dengan mesra. Harus di akui, Nathan berubah akhir-akhir ini. Walau sikap dingin itu masih ada, tapi diiringi dengan sikap manis dan perhatian yang sangat kental.

"Aku berharap, aku bisa lebih dari sekadar kesenangan sesaat dalam hidupmu. Aku menginginkan cinta yang tulus. Aku tidak ingin mengulang pernikahan yang buruk untuk kedua kalinya," ungkap Shine dengan penuh harapan.

"Aku akan menjadikanmu satu-satu wanita yang akan aku nikahi, dan mengandung anakku. Aku tidak pernah berpikir untuk menjadikanmu kesenangan sesaatku." Nathan berkata-kata untuk meyakinkannya. "Dari awal kita bersama, apa aku pernah membiarkan orang lain menyakitimu?" Nathan mengecupnya sekali lagi.

"Percayalah Shine, aku akan menjaga kalian berdua. Kamu dan bayi kita. Mari kita bangun keluarga yang bahagia."

"Dan Nathan....."

From Sorrow To Sunrise (On Going)Where stories live. Discover now