3 Kontrak

650 137 10
                                    

3 Kontrak

"Lain kali jangan campur adukkan masalah pribadi dengan pekerjaan." Nathan menasehati Shine seraya menyodorkan sebuah kontrak kerja.

"Siapa yang tidak terkejut bertemu mantan suami dengan selingkuhannya?" Shine mengusap airmatanya dengan nafas tersengal-sengal.

"Mantan suami bukan?" Nathan terkekeh. "Lagipula untuk apa kamu menangisi orang yang pernah menyakitimu?"

"Kamu pasti mau membela temanmu bukan? Kamu mau membenarkan jika wanita yang belum juga hamil setelah menikah selama tiga tahun, pantas untuk ditinggalkan? Disakiti?"

"Aku tidak peduli apa yang temanku lakukan, itu hidupnya, tanggung jawab dia sendiri." Nathan berujar dengan santai.

Nathan menarik Shine untuk duduk dengan benar dan memintanya untuk segera membaca kontrak yang telah ia siapkan. "Jangan jadi orang lemah, dan bangkitlah dari keterpurukan. Lebih baik membahagiakan diri sendiri di masa depan, daripada terus menangisi masa lalu yang buruk seperti orang bodoh."

"Kamu bicara seperti ini karena tidak tahu apa yang aku alami!" Teriaknya dengan menggebu-gebu.

"Pergilah jika kamu mau terus menangis! Aku anggap kamu menolak pekerjaan yang aku beri!"

"Baiklah!" Shine langsung menandatangani kontrak itu tanpa membacanya. Ucapan Nathan membuatnya takut. Shine tidak mau kehilangan pekerjaan dan gaji dua digitnya.

"Kamu tidak membacanya?"

"Aku setuju apapun kontraknya!"

"Termasuk menjadi asisten yang siaga 24 jam? Membantuku membohongi orangtua dan rekan kerja dengan menjadi pacar bohonganku? Menuruti semua yang aku perintahkan tanpa protes?"

"Maksudnya?" Shine membola.

"Jika membatalkan sepihak kamu akan membayar denda miliyaran. Salahkan dirimu yang tidak membaca kontraknya."

"Ap--"

"Bersiaplah untuk menemui orangtuaku besok! Aku sudah lelah dituduh memiliki penyimpangan!" Ujar Nathan dengan penuh emosi.

"Kenapa kamu harus peduli? Menikah nanti lebih baik daripada terburu-buru tapi hasilnya seperti pernikahanku! Andai saja bisa kembali ke masa lalu, aku ingin mengejar mimpi dan karir alih-alih menikah setelah lulus kuliah!"

"Kamu tau sendiri kan, budaya kita? Apalagi gosip buruk cepat sekali menyebar. Sebenarnya aku tidak peduli dengan pandangan orang. Tapi aku tidak tega melihat ibuku terlalu cemas memikirkan masalah ini."

"Tapi kamu tau sendiri aku ini janda kan? Keluargamu mana mungkin menyukaiku? Sekalipun ini pura-pura, aku tidak mau mendengar hinaan dari mereka."

"Itu urusanmu. Kontrak sudah kamu tandatangani. Yang penting, bantu aku menghilangkan tuduhan itu dan jadilah asisten yang baik."

"Gajiku?" Shine bertanya dengan antusias. Untuk saat ini, Shine tidak peduli dengan apapun selain penghasilan. Lagipula dia hanya pura-pura menjadi kekasih, bukan pelacur. Selama tidak merendahkan harga dirinya, Shine tidak peduli.

"35 juta."

"Sungguh?"

"Aku akan memberikan gaji pertamamu di muka. Gaji itu belum termasuk fasilitas mobil, apartemen, dan kartu kredit."

"Sungguh?" Shine berseri-seri. "Dan pekerjaanku hanya menjadi asisten serta pacar pura-pura untuk menghilangkan tuduhan itu?"

"Kamu pikir mudah?"

"Ayo bertemu orangtuamu, boss! Aku akan membantumu dan bekerja keras secara total!" Ujarnya dengan semangat penuh.

"Hei, jangan senang dulu! Ingat selain poin-poin di atas, kamu juga harus mengagalkan semua perjodohan yang ibuku rencanakan. Jadilah menantu yang ibuku inginkan. Di dalam berkas kontrak, ada semua informasi yang harus kamu hafal."

From Sorrow To Sunrise (On Going)Where stories live. Discover now