10 Bertemu Ibu

539 119 26
                                    

10 Bertemu Ibu

"Kamu ngapain sih, pegang pinggang aku terus? Pegal tau!" Shine berbisik seraya mencubit perut sixpack milik Nathan hingga pria itu mengaduh.

"Kamu mau orang-orang berkata aku tidak menganggapmu? Kalau begini kan, orang-orang akan bilang kita pasangan yang mesra!" Nathan mendekap Shine dan membawa wanita itu kepelukannya. "Apalagi setelah kejadian di butik! Tunjukkan kita saling mencintai, jika ingin membalas mereka!"

Wajah dingin Nathan serta nada bicaranya, membuat Shine terkadang bingung. Sebenarnya dia ini orang yang seperti apa? Karena walau Nathan terlihat kejam, perlakuannya berbanding terbalik.

Dalam sikap dinginnya, terdapat perhatian yang mendalam. Bahkan walau mereka tidak saling mengenal dengan baik, Shine bisa merasakan ketulusannya.

"Jangan baper! Ini tidak nyata! Ingatkan selalu dalam otak bodohmu itu!" Nathan menepuk puncak kepalanya.

"Siapa yang baper?" Shine langsung mengalihkan pandangan dengan bibir mengerucut. "Kamu kali yang baper! Yang cium aku duluan siapa?"

"Tapi kamu merespon kan?"

"Tapi kamu yang mulai dan membuaiku! Kamu sangat menghayati aktingmu! Siapa yang tidak terbawa suasana?"

"Kamu juga lebih dulu menggoda! Semalam, siapa yang menunjuk ke arah bibir seolah meminta ciuman? Sudahlah, jangan denial! Mengaku saja!"

"Kamu saja bukan tipeku!"

"Lalu kamu mau berkenalan dengan Kenzo? Dia mirip dengan orang korea yang kau buat panggil oppa malam itu?"

"Kim Jong-in bukan Kim Jong-un! Oppa Kai! Penyanyi! Bukan Presiden! Nanti kamu googling setampan apa pria idamanku! Yang jelas bukan sepertimu! Jelek!"

"Terserah lah siapa, aku tidak peduli!"

"Lagian kenapa sewot? Seperti pacar yang cemburu saja!"

"Aku cemburu?"

"Ya, gelagatmu menunjukkan itu!" Shine mendorongnya hingga Nathan goyah.

"Kamu ini memang menyebalkan!" Nathan bermaksud membalasnya. Namun karena ketidaksiapan Shine menerima dorongan dari pria berbadan kekar itu, justru membuatnya limbung dan terjatuh.

Sialnya, Shine membawa Nathan ambruk bersamanya. Memancing perhatian semua orang yang ada di sana.

Brakkkk!!! Keduanya saling menimpa, dan kini dalam posisi bertumpuk ditengah banyak orang. Shine malu bukan main karena hal itu. Wajahnya memerah padam. Ia tidak sanggup berdiri walau Nathan membantunya.

"Maaf!" Nathan tersenyum malu-malu dan mencoba mengalihkan fokus semua orang ke arah lain. Setelah dapat berdiri dengan benar, keduanya langsung lari bersamaan menuju kamar mandi.

"Lihat mereka, tidak sabaran sekali!" Roy tertawa geli bersama Cherry.

"Entah apa yang mereka lakukan hingga terjatuh seperti itu!" Donna terkekeh sembari memperhatikan tatapan sinis Sarah pada anak dan juga calon menantunya.

Donna heran sekali kenapa Sarah begitu benci melihat Shine bahagia. Padahal seharusnya, mereka sudah tidak memiliki hubungan atau ikatan apapun.

Andai waktu itu Donna tidak melihat Sarah menyiksa Shine, mungkin Donna akan percaya dengan perkataan buruknya serta hasutannya tentang Shine. Tapi sayangnya, malam itu ia tidak sengaja melihat Shine di maki habis-habisan dan dijadikan pembantu. Wanita malang itu diperlakukan dengan semena-mena.

Donna rasa ketidaksengajaannya malam itu merupakan takdir.

*****

Di sisi lain, setelah berhasil kabur dari semua orang, Shine dan Nathan masuk ke kamar mandi pria dan wanita yang saling bersebelahan. Mereka sama-sama frustasi dan menahan malu karena terjatuh dengan posisi yang tak senonoh di hadapan banyak orang.

From Sorrow To Sunrise (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang