24

1K 89 1
                                    

Di pagi yang cerah ini, keluarga Karana sedang di buat panik saat anak bungsuh mereka tiba-tiba mengalami sakit perut.

Sebenarnya Elio memiliki maag, dan dengan gampangnya semalam Elio melewati makan malam.

"Makanya, semalem makan, jangan malah tidur" Araon sedari tadi mengelus perut rata Elio, dengan mulut yang tak hentinya mengomel.

"Iya hiks" sedangkan Elio, dirinya terus menangis karena perutnya rasanya sangat sakit.

Tak lama Elhito datang sedang kresek di tangannya.

"Nih obatnya, di minum sebelum makan" di kresek itu ada 2 obat tablet dan satu obat sirup.

"Yang sebelum makan yang mana" tanya Araon saat melihat obatnya.

"Yang sirup, yang tablet di minum setelah makan" Araon mengangguk "jangan dulu tidur" Elio kembali membuka matanya, dirinya hampir tertidur karena elusan dari sang papah.

"Sini minum obatnya dulu" Araon membuka obat sirup itu, mendapati sendok dan obat di dalamnya.

"Ambilin makan sana" tanpa protes, Elhito langsung menuju dapur, mengambilkan makanan untuk sang adik.

"Hah, lain kali jangan telat makan, mau ngantuk atau enggak, tetap makan" tegur Adka yang sedari tadi berbaring di sebelah Elio.

Dirinya sampai tidak berangkat kerja karena Elio tidak ingin di tinggal.

"Iya" Elio;

"Buka mulutnya" Elio membuka mulutnya, Araon menyuapkan obat sirup itu.

"Luis kemana, kok ngilang" tanya Adka yang tidak melihat keberadaan sang keponakan "tadi bilang mau ke Polsek, mau buat SIM katanya" Adka hanya mengangguk.

Sebenarnya Luis sudah berusia 17 tahun, tapi karena dirinya telat masuk SD, ya jadinya sekarang sekelas dengan Elio.

"Nih, makanannya" Elhito datang dengan sepiring nasi dan lauk, dan jangan lupakan sayur yang menutupi nasi.

"Yeak, sayur" kenapa harus sayur "nggak usah ngeluh, selama ini Lio kalo makan kan nggak pernah pake sayur, jadi ini juga sebagai hukuman karena semalam nggak makan" Elio menatap malas makanan yang sudah berada di tangan sang papah.

Dirinya tidak bisa menolak, jika menolah bisa-bisa nggak di bolehin main gadget selama seminggu dia.

"Buka mulutnya biar papa suapin" Elio pasrah saat Araon menyuapkan makanan itu ke mulutnya.

.
.
.

Luis yang berada di Polsek, bukan sekedar untuk membuat SIM, Tapi Dirinya di suruh menjadi saksi untuk kasus Herlina bersama radian, seharusnya Elio juga ikut, tapi karena dia sedang sakit jadi hanya mereka yang ikut dalam sidang.

Dirinya pergi ke Polsek untuk membuat SIM, lalu langsung pergi ke pengadilan.

Banyak pertanyaan yang di lontarkan untuk dirinya dan radian, Herlina sudah berlinang air mata.

Bahkan nampak bulatan hitam di bawah matanya.

Sudang itu di lakukan secara terbuka, karena yang menjadi korban adalah salah satu orang terpandang.

Bahkan banyak orang yang datang juga untuk melaporkan Herlina, dari yang melaporkan penipuan, dan pencurian, sampai melaporkan kasus perselingkuhan suami mereka.

Semua kejahatan Herlina langsung terbongkar seketika.

Sidang berjalan selama 1 jam, dan sekarang Luis dan radian baru bisa keluar dari ruang sidang "huh, capek" radian meregangkan ototnya saat keluar dari ruangan.

Sedangkan Luis nampak bahagia.

"Eh iya, Lio sakit apa" Radian;

"Maaghnya kambuh" Luis;

"Waduh,ya udah gw ikut ke rumah Lo ya" radian sudah mengetahui kenyataan bahwa Luis adalah sepupu Elio, jadi tidak akan ada lagi kata cemburu dan antara mereka.

"Terserah" mereka langsung pergi ke parkiran, di luar pengadilan, nampak sangat ramai, banyak wartawan yang ingin meliput berita ini.

Bahkan ada live Di tv.

Luis dan radian langsung menaiki mobil radian dan pergi ke mansion Karana.

.
.
.
TBC

TRANSMIGRASI ELIOWhere stories live. Discover now