15

3.1K 202 0
                                    


Saat Elio sampai di mansionnya, dirinya langsung di hadapi dengan tatapan tajam dari Daddy dan abangnya, dia lupa tadi tidak minta izin dengan Abang dan Daddynya.

Bahkan dia tidak tau jika Daddy dan papanya akan pulang, dia kira Daddynya akan pulang lama, dan abangnya menginap di rumah temannya, makanya dia pergi nggak minta izin.

"Dari mana" Surai dari Adka yang terdengar tidak mengenakan terdengar di pendengaran Elio.

Dia mencengkeram erat kucing di pelukannya.

Dirinya merasa takut jika sudah mendengar suara Adka yang seperti ini, di tambah tatapan dari sang kakak yang sangat tajam.

Untung sang papa langsung pergi ke kamar dan tidur karena kelelahan.

"Dari pet shop" jawab Elio dengan menunduk.

"Kenapa tidak minta izin ke Abang"

"Maaf, kirain tadi Abang bakal pulang setelah lio sampai di mansion"

"Tapi Lio tetap salah karena tidak meminta izin" Adka.

"Maaf dadd, Lio nggak akan mengulangi lagi"

"Tatap lawan bicaramu saat bicara Lio" Elio langsung mendongak mendengar teguran dari sang kakak.

"Kenapa ke pet shop, dan dimana kamu dapat kucing itu"

"Lio dapet ini dari orang, orang itu minta rawat kucingnya Dadd"

"Kamu langsung beli semuanya tanpa meminta izin boleh tidaknya memelihara kucing itu" Elio menelan ludahnya susah karena dia lupa jika Adka tidak suka saat ada sesuatu yang masuk mansion tanpa izinnya, entah situ hewan peliharaan maupun manusia.

"Maaf"

"Jangan hanya katakan maaf boy, kamu tau kesalahanmu"

"Tau"

"So"

"Dadd Lio mohon bolehin Lio rawat kucingnya"

"Daddy membolehkan kamu memelihara hewan, tapi hewan yang sudah di sterilkan, kamu tau kucing itu bukan dari tempat khusus penjualan kucing jadi sudah pasti kucingnya tidak steril, itu bisa membuat kamu sakit boy"

"Lio tau, nanti Lio bawa kucingnya ke rumah sakit kucing biar di sterilkan"

"Ti-"

"Udahlah Dadd, biarin aja, lagian ini bisa bikin Lio bertanggung jawab"

"Tap-" tatapan tajam yang di layangkan Araon membuat Adka diam.

Sedangkan Elio tersenyum senang karena sang papah datang di saat yang tepat, sedangkan Elito sudah diam sejak Daddynya bicara.

"Huh, baiklah, tapi sterilkan dulu, Daddy tidak mau ada kuman yang berada di kucing itu" Elio langsung berbinar "baik Dadd"

"Bawa besok aja, sekarang masuk kamar sudah malam" Elio mengangguk lalu membawa kucingnya "taruh di kandang kucingnya sampai selesai di sterilkan, jangan bawa tidur" Elio langsung berhenti berjalan.

"CK nyebelin" Elio memasukan kucing putih itu ke kandangnya.

Lalu langsung pergi kamar untuk tidur "kamu juga boy tidur" Elito mengangguk lalu menyusul Elio pergi ke kamar.

Sedangkan Adka dan Araon memilih duduk di ruang keluarga dan menonton TV.

.
.
.

Paginya, karena hari ini tanggal merah jadi Elio mau pergi ke rumah sakit hewan untuk mensterilkan iris.

Di temani Elito, sebenarnya Elio tidak ingin bersama Elito, tapi Elito memaksa untuk ikut, dan Daddynya yang memaksa untuk bersama Elito jadi ya mau gimana lagi.

"Mohon tunggu sebentar ya" ujar si dokter menyuruh Elio dan Elito menunggu di depan ruang pemeriksaan.

Elio hanya mengangguk, lalu duduk di sebelah Elito yang sudah duduk dari tadi.

Tak lama setelah menunggu akhirnya dokter kembali keluar dengan kandang kucing di tangannya.

"Ini, semuanya sudah di sterilkan dan sudah di periksa"

"Makasih" Elio mengambil kotak kucing itu "berapa biayanya" tanya Elito dengan dingin "untuk biaya bisa ke bagian administrasi" Elio mengangguk lalu pergi ke ruang administrasi di ikuti oleh Elito.

Selesai melakukan pembayaran mereka langsung pulang ke mansion.

.
.
.
TBC

TRANSMIGRASI ELIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang