Number Eighteen

65.9K 3.7K 28
                                    







H
A
P
P
Y

R
E
A
D
I
N
G

***

Varro mengajak Alora keruangan bawah tanah, Alora menutupi hidung nya saat bau anyir darah masuk kedalam penciumannya. Alora terus mengikuti langkah Varro sampai di ujung ruangan yang terdapat sebuah pintu kayu.

Varro membuka pintu tersebut dan mengajak Alora masuk. Mata Alora membulat melihat dua pria yang di ikat dan terdapat beberapa anak buah Varro.

Varro menyuruh mereka keluar dari ruangan dan meninggal dirinya dan Alora. Alora melirik ke Varro meminta penjelasan, sungguh ini tepat yang menjijikan darah ada di mana mana.

"Ini misi gue, bunuh orang yang cuman jadi sampah di bumi" jelas Varro.

"Siapa mereka?" Tanya Alora.

"Penghianat di keluarga Gue, orang suruhan musuh keluarga gue" jawab Varro.

Varro memberikan sebuah topeng berwarna hitam kepada Alora untuk mereka pakai. Target mereka sudah sadar dari pingsannya.

"Lihat Alora"

Begitu target pertama membuka mata, Varro langsung menembak di bagian kaki membuat orang tersebut menjerit kesakitan.

"Maaf maafin kami, saya mohon".

Varro berdecih, "penghianat pantas mati!" Desisnya memberi tembakan lagi pada kaki sebelahnya.

"Kalo kalian mau bunuh kami, silakan langsung saja daripada begini"

Alora tertawa,"baru kali ini gue liat orang nyerah mau di bunuh"

"Alora" tegur Varro, bisa bisanya gadis itu tidak takut sama sekali di situasi ini.

"Hehe maaf, terusin. Satunya buat gue ya, gue juga pengen" celetuk Alora.

Varro terkekeh, "oke".

Sungguh mereka pasangan yang sangat gila!

Varro menyiksa satu target dengan brutal hingga tidak bernyawa, sedangkan yang satunya sudah menangis ketakutan.

Varro mendekati Alora, "Lo boleh apain dia sesuka Lo".

Alora menganggap paham, Alora mengambil belati yang ada di atas meja yang penuh dengan senjata tajam. Alora mendekati pria yang masih bernyawa itu. Alora menggoreskan belati tersebut di tangan pria itu seolah sedang membuat lukisan. Wahh Alora merasa sedikit senang melakukan hal ini.

"Arghh!!!"

"Gak akan lama kok" ucap Alora kembali menyayat kedua tangan pria itu dan kaki, serta wajahnya. Darah bercucuran di tangan Alora namun gadis itu tidak peduli, ia sangat asik membuat lukisan indah sampai puas. Alora melirik pergelangan tangan pria yang sudah lemas itu, dengan kejam Alora langsung menyayat tepat dimana urat nadi berada dengan sekali sayatan.

"Good girl" puji Varro merasa bangga dengan kesadisan pacarnya itu.

****
Alora pulang dengan wajah senang, emosinya terluapkan bersamaan dengan siksaan yang di berikan oleh orang tadi. Apa Alora akan menyayat mereka agar merasakan sakitnya jadi Alora?.

Prang

Alora terperanjat kaget saat melihat sebuah vas bunganya melayang di hadapannya dan pecah tepat di depannya.

"Apa apaan kamu melukai abang kamu hah!" Bentak erald.

Alora berdecih, "kenapa anda kaget, bukannya dia sering pulang dengan keadaan terluka karna tawuran?".

GEAMA CEARCALL [transmigrasi]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant