||Token Listrik ⚡||

264 35 2
                                    


Titt
Titt
Titt

Terlihatlah keempat orang manusia sedang berdiri menatap ampere kosan mereka masing-masing.

"Perasaan baru kemaren gue ngisi token." Kata Solar garuk-garuk kepala, iya perasaan baru kemaren. Pas balik sekolah, kenapa sekarang udah......

"Iya anjir, gue juga perasaan hemat-hemat aja tuh." Kata Blaze setuju sama omongan Solar.

"Mana ini akhir bulan lagi." Sahut Lintar.

Pusing dia tuh. Dikasih transfer an bukannya di pake baik-baik, malah buat main slot.

Sekarang token listrik sekarat, pusing sendiri toh.

"Gak ada duit gue sumpah, ini aja buat makan masih suka ngutang di warung nasi uduk nya kang Sai." Kata Fang.

"Makanya kalo dapet transferan jangan foya-foya, malah buat main slot." Seru (name) yang tiba-tiba lewat entah darimana anak itu muncul.

Dibelakangnya ada Yaya sama Ying, entah darimana ketiga perempuan itu, mereka juga gak tau lah yakan. Dari penampakannya sih kayak habis shopping.

"Lu sih, ngidupin lampu ampe tengah hari." Tunjuk Fang ke Solar.

Solar yang ngerasa gak terima malah nuduh balik. "Ehh kambing, Lo yang 24 jam pake kipas angin ya."

"Seenggaknya gue gak nonton TV sampe TV yang nontonin." Ejek Fang yang sorot matanya mengarah ke Blaze, sekarang tu cowok jadi merasa kesindir donk.

"Ehh, tapi kan gue gak pernah buang-buang air, gak kayak tetangga sebelah noh. Tiap hari nyiramin kembang, bikin sumur jadi surut aja." Sela Blaze sambil ngelirik kearah Thorn yang kebetulan emang lagi nyiramin kembang nya pake selang.

"Apa hubungannya sama air bangke." Nahkan emosi sudah Thorn, serba salah kayaknya dia tuh.

Harusnya mereka berterimakasih, coba kalo gak ada Thorn, bisa gersang pemandangan di kosan ini. Karena gak ada bunga-bunga yang bermekaran di sekitarnya.

"Kalian tu sama aja, tanggal muda foya-foya. Giliran udah tanggal tua aja, pasti tuh." Omel Yaya.

"Suka-suka gue, duit gue juga. Yang habis token gue kok Lo pada yang sewot." Kata Solar.

"Dih yaudah, mending kita balik aja yuk. Biarin aja mereka." Ajak Ying.

"Sekarang kita harus apa ?" Tanya Fang.

"Masa gak ada duit sepeserpun." -Lintar

"Ada sih, tapi buat makan nanti. Besok baru di kasih transferan lagi." Kata Blaze.

"Gue gak mau gelap gelapan di kosan bjirrr." Ricuh Solar, mengingat cowok itu emang phobia kegelapan.

Akhirnya mereka berniat untuk menyelesaikan masalah ini dengan rundingan, di warung nasi uduknya kang Sai.

"Mau pesen apa nih mas ?" Tanya Sai kearah para bujang itu.

"Gak usah kang, lagi bokek cuman numpang duduk aja buat musyawarah." Kata Solar.

"Anjir, kalo cuma mau duduk ya jangan disinilah. Minimal beli kek." Celoteh Sai.

"Gak ada duit anj- Lo yang bayarin kalo gitu." Cerca Fang.

"Mana bisa, rugi donk gue." -Sai

"Yaudah diem." -Lintar

Oke Sai diem aja, karena sorot mata Halilintar yang bikin dia merinding, tajam setajam silet. Ihh takut nye~

"Jadi sekarang kita harus apa ?" Tanya Blaze lagi, mana tadi pas dibuka isi dompet dia yang keluar malah laler, bukannya duit.

"Yaudah pasrah aja tuh sampe besok." Kata Fang.

"NDAS MU." Kata Blaze ngegas.

"Ngepet ajalah yok !!"

Sontak semua mata yang ada disana langsung tertuju ke Solar, cowok dengan kacamata visor itu cuma duduk anteng sambil nyeruput secangkir kopi hangat yang dia pesen.

~To Be Continued~

Ajakan Solar hanya bisa
Dilakukan oleh profesional.

Siapa yang jadi babi hayooo~

Perkara token doank, duitnya udah habis buat main slot astagfirullah anak-anak jangan di tiru ya😇.

Btw aku ada up cerita baru judulnya 'Rumah Kakek' bisa kalian cek sendiri di profil ku UwU.

Genrenya horor, semoga dibaca dan semoga kalian suka juga •<

Janlup tinggalkan vote sama komentar para readers yang baik UwU

Kosan [Boboiboy Fanfiction]Where stories live. Discover now