Pemberitahuan kalau cerita ada beberapa yang part nya keacak jadi bisa di lihat dari nomer part nya ya
Cerita tentang Cullen Oliver Frederick cowok yang di kenal kejam dari Dunia bawah dengan julukan Si Darah Hitam itu tak ada yang berani berhadapa...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jangan berpikir kalian mengenal ku hanya karna tau nama ku,jangan seolah kalian adalah orang yang paling mengerti karna diriku sendiri pun sering kali bingung dengan diri ini.
Cullen
__
__
__
Sebelum baca jangan lupa tekan 🌟 biar mope tambah semangat semoga 🤌🏻😅
"Cullen ayo makan!"panggil Zu. "Hm!"jawab Cullen hal itu membuat Zu mendengus.
"Caleng........bisa gak sih jangan cuek-cuek !"ucap Zu sembari menghentakan kakinya menyusul Cullen. "Awwww.....!"lenguh Zu saat tiba-tiba Cullen berhenti.
"Kamu memanggil saya apa? "Tanya Cullen. "Caleng aku panggil kamu caleng kenapa?"tanya Zu seolah menantang.
"Kamu sudah berani dengan saya hm?"tanya Cullen dengan nada sedikit berat. "Y-ya terus siapa yang kasih salep aku waktu itu.?"ucap Zu.
"Bukan saya!"jawab Cullen. "Gak usah bohong deh aku di kasih tau loh hahaha!"tawa Zu.
"Aku pernah hadapin orang yang kaya kamu cuek tapi siapa sih yang gak bakalan luluh sama aku?"sombong sekali kamu Zu.
"Benar kah? Kita liat apakah kamu bisa membuat saya luluh dengan bocah seperti kamu!"ucap Cullen sembari mengenakan jari telunjuk nya pada dahi Zu.
"Eh......ayo siapa takut.....!"jawab Zu sedangkan Cullen entah kenapa dia tersenyum tipis sembari menggeleng kan kepala melihat wajah Zu yang sedikit serius tapi seperti anak kecil.
"Cullen eh........ jangan tinggalin aku!"teriakan Zu menggema di ruang makan setelah lift terbuka, para maid maupun bodyguard sedikit gugup karna keberanian nona baru mereka itu.
"Lambat!"satu kata yang keluar dari mulut Cullen. Mereka mulai duduk sekarang Zu sudah boleh duduk di sebelah Cullen. "Kamu mau makan apa? Biar aku aja yang ambilin!"ucap Zu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
