Bab 22. Masakan Yang Terlewati

25.9K 1K 2
                                    

Aku kembali pulang ke rumah menggunakan taxi, di waktu luang sebelum om Haris pulang aku belajar memasak bersama buk Ina dan buk Sari.

"Kenapa tidak belajar dari menu yang mudah dulu mbak" kata buk Sari

"Iya mbak, masak menu ini sulit loh mbak, kami saja tidak bisa masak seenak itu" sahut buk Ina

"Ini makanan favorit mas Haris buk"

"Baiklah, mbak arahkan kami saja"

"Jangan buk, pokoknya mulai dari potong-potong bahan aku semua yang lakukan, pokoknya masakan ini harus made in Tamiana" seruku mereka tertawa.

Aku mulai dari memotong-motong bahan utama, yah itu daging ayam menjadi beberapa bagian kecil. Lanjut rempah-rempah tambahan juga bumbu halus.

"Wow! Mbak serius pertama kali membuat ini?" tanya buk Ina

"Kenapa buk?"

"Dari tampilannya sudah wow"

"Ipar ku yang ngajarin, pernah lihat juga mamah buat, di cobain dulu buk biar tau rasanya bagaimana?"

Aku harap-harap cemas ulasan mereka yang tampak serius mencicipi masakanku.

"Enak, enak sekali mbak" sahut mereka membuat ku lega usahaku tak sia-sia.

Ku sisihkan beberapa ke sebuah wadah untuk ku hidangan kan nanti malam untuk om Haris, semoga ia suka.

Masakan ku siap, aku pamit ke kamar beristirahat sebentar sebelum membersihkan diri. Hanya membuat satu menu saja capeknya seperti aku membuat beberapa menu saja.

Tak ku sangka aku akan segiat ini melakukan suatu hal untuk menyenangkan suamiku. Setiap kali aku mengingat awal pertemuan ku dengan om Haris hingga saat ini, aku terkadang senyum-senyum sendiri mengingat kebaikan dan kelembutan sikapnya.

Ingatan itu menjadi gambaran indah mengantarkan ku ke alam mimpi.
Bangun-bangunku hari sudah malam, segera aku turun dari tempat tidur ke lantai bawah ke arah dapur.

"Buk, mas Haris sudah pulang?"

"Belum mbak" jawab buk Sari

Selama menikah tidak biasanya om Haris belum pulang jam delapan malam begini. Bahkan ia pulang paling lambat setengah enam.

"Reza sama Rezi sudah makan buk?"

"Sudah mbak, aden-aden juga suka dengan masak ayam buatan mbak"

"Syukurlah, yah sudah istirahat buk, saya mau ke atas"

"Iya mbak"

Tidak biasanya om Haris belum pulang, kira-kira ia lagi apa yah,? ku putuskan menghubungi nya saja.

"Halo" suaranya yang lembut membuatku lega.

"Mas dimana?"

"Di hotel, kenapa dek?"

"Nggak cuma nanya, soalnya nggak biasanya mas belum pulang"

"Maaf mas lupa menghubungi kamu, mas lagi ngumpul sama teman-teman, mas juga sudah mau pulang"

"Oh yah sudah, hati-hati"

Aku kembali turun ke dapur untuk menyiapkan makan malam yang telah ku siapkan untuknya, meksipun om Haris pasti sudah makan, setidaknya ia mencicipi masakan buatan ku sedikit.

Begitu penutup wadah ku buka, bau tak enak tertangkap hidung ku. Lebih ku dekat kan masakan itu ku hirup,. Aku seketika lesu masakan yang ku buat susah payah basi, mungkin karena ku tutup saat masih panas, belum lagi memakai santan,. Rasanya usahaku sia-sia.

Pengantin Pengganti MamahWhere stories live. Discover now