Bab 5. Couple Dari Mila

44.1K 1.5K 0
                                    

"Apa itu?" tanya ku bingung.

Om Haris mengintip isi salah satu tas tersebut, ekspresinya sedikit terkejut memberiku dua tas di antara tiga tas itu.

Ku lihat isinya pakaian, dan tas satu isinya membuat ku melongo, aku mengerti mengapa tadi om Haris terkejut dan langsung memberikan tas itu padaku.

Isinya pakaian dalam wanita. Saat ku angkat pandangan ia pun menatap ku, mata kami bertemu sama-sama malu.

"Mau ku bantu"

Tawaran om Haris membuatku terkejut, ia ingin membantuku apa dengan pakaian dalam itu.

"Ma-maksudnya ku bantu berjalan ke kamar mandi" imbuhnya terbata-bata membuatku lega.

"Nggak apa-apa om"

Aku berjalan perlahan menahan lapar masuk kedalam kamar mandi mengganti gaun yang ku kenakan, Untung beberapa aksesories telah di lepas menyisakan gaun yang ku kenakan jadi aku tak begitu kesusahan melepas seorang diri.

Ku basuh seluruh tubuhku dari kepala hingga kaki, ahh rasanya segar sekali serasa air masuk membasahi isi kepala ku yang tadi pusing. Begitu ku rasa cukup, ku keringkan rambutku lalu memakai pakaian yang tadi om Haris berikan.

Aku suka dengan style yang ia berikan, ku rasa ia mengikuti selera ku, ia memberiku sebuah hoodie dengan celana bahan juga sebuah flat shoes. Ku rasa style ini cocok untuk seseorang yang tomboy belajar lebih feminim seperti ku.

Ku buka pintu om Haris menoleh tersenyum padaku.

"Sudah segar?" tanya nya menghampiri, ku balas anggukkan. Aku bergeser memberi ia jalan untuk membersihkan dirinya juga.

Tok! Tok! Tok!

Ku buka pintu mendapati makanan yang om Haris pesan akhirnya tiba. "Taruh di meja saja" titah ku. "Terima kasih"

Aku kembali duduk di atas tempat tidur bersandar menunggu om Haris selesai membersihkan diri, tak enak rasanya aku makan tanpanya. Ahh aku benar-benar lapar, tanganku sudah gemetar, tubuhku juga rasanya makin lemas.

Cklet...

Aku menoleh lesu. "Oh, makanannya sudah tiba" seru om Haris sembari mengeringkan rambutnya dengan handuk, ia keluar dengan celana bahan seperti yang ku kenakan dengan kaos polos berwarna putih.

Tak ku sangka di usianya yang tak lama lagi menginjak kepala 5 tubuh om Haris masih kencang dan terlihat atletis, pantas ia di juluki awet muda.

"Tami,." panggilannya membuyarkan tatapan ku.

"Iya om"

"Kok kamu nggak makan?"

"Nungguin om"

"Loh, kenapa?"

"Tangan ku gemetar, lemas"

Ia tersenyum memindahkan makanan beserta nampan keatas tempat tidur di hadapan ku. Lalu ia duduk bersila di hadapanku dan meraih sendok menyuapi ku, seketika mataku membulat keheranan.

"Katanya nungguin, buka mulutnya"

Ku rasa om Haris salah paham berpikir aku ingin di suapi olehnya.

"Ng-nggak om, aku bukannya minta di suap" papar ku dengan menggerakkan kedua tanganku menepis kesalahpahaman nya, ia malah tersenyum lembut sama seperti tadi.

"Tangan mu kan gemetar, nggak apa-apa, biar ku suap aaa..."

Aku benar-benar malu, om Haris salah paham maksud ucapan ku. Padahal aku menunggu untuk makan bersama sembari menunggu tanganku agar tak terlalu gemetar lagi, bukan di suapi.

Pengantin Pengganti MamahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang