Keputusan

24 2 0
                                    

Sudah berapa hari ia kembali menemani ibunya di rumah sakit.minghao sadar,ia bukan anak berbakti.karena demi egonya ia menyamar jadi kakaknya di sekolah pledis.bahkan ibunya tidak terlalu rewel bertanya kenapa putrinya ini tidak bersikeras menunggu myungho.
Ia takut mengecewakan ibunya,tapi memenuhi impian dan harapan myungho seperti yang tertulis di jurnal lamanya, membuat minghao tetap melanjutkan penyamaran ini.

Pernah di suatu waktu ia berkunjung dan menemani ibunya sambil belajar membuat gadis itu punya pandangan lain.
Belum bercerita apapun,ibu anak kembar itu tak pernah bertanya lebih dulu tentang apa yang minghao lakukan selama di Korea.

Hal itulah yang membuatnya ragu untuk bercerita apapun masalahnya.terlalu banyak yang disembunyikan orang tuanya.baik ibu maupun ayahnya.ia seperti terjebak dalam situasi dan posisi yang membingungkan.

Karena itulah,ia selalu menyibukkan dirinya dengan belajar dan berlatih sejak kecil.baginya ini seperti pelarian dari keluarganya.

Minghao tahu,ibunya selalu diam dan tidak banyak bicara.bahkan dengan suaminya sekalipun,ayah si kembar .beliau tak terlalu banyak bicara meski mungkin banyak yang ia simpan seorang diri.

Terlalu banyak asumsi,kemungkinan dan perkiraan yang terlalu rumit membuat gadis China ini menghela nafas lelah.ia menatap wajah kembarannya di ranjang rumah sakit untuk bergantian menungguinya dengan ibunya.

"Yaakk,apa kau tidak bosan tidur terus?"
Minghao memainkan jari kembarannya.

"Kau sudah terlalu lama disini,apa kau tidak mau bangun?kau tidak merindukanku?"

"Kali ini kau benar-benar menyebalkan,kau bilang akan menungguku di korea.kau tidak tahu kan apa yang kualami selama ada di sini?"

Minghao menundukkan kepala,ia teringat pesan dari mingyu.seharusnya saat ini ia menemui pria jangkung itu.
Tapi sungguh,ia benar-benar lelah jika harus mendengar Omelan mingyu.sudah cukup telinganya pengang karena diceramahi Seungcheol dan di jewer oleh Jeonghan.

Dua orang itu tahu minghao mengalami insiden pengejaran itu.saking cerdasnya ia mengintai mafia,sampai lupa ada cctv yang merekam sosoknya saat di gendong Jun dengan memar di bibirnya.

Bahkan Seokmin sudah tahu identitasnya,tapi ia berkata tidak akan membocorkan rahasia ini.jika terlalu banyak yang tahu,tidakkah mereka juga dalam posisi bahaya?ia masih belum tahu apa dan bagaimana pergerakan ayahnya.

Hanya saja ia tak mungkin meminta informasi dari Kang-hoon,karena pamannya itu sudah tahu insiden pengejaran itu.salahkan saja ia punya kakak yang mengasuh seperti Seungcheol ,yang punya tipikal mengadu jika sudah lelah dengan kelakuan minghao.

Kali ini ia benar-benar tidak bisa berkutik,mau berkilah apa lagi pada pria tua itu.

"Harusnya kau menemaniku menghadapi Hyung tercintamu itu,oppa.aku benar-benar heran kenapa kau bisa betah menempel padanya?apa kalian punya hubungan ayah dan anak sebelum bereinkarnasi?" Minghao mendongakkan kepalanya menatap wajah kembarannya.

"Kalau begitu kau juga jadi anakku di kehidupan sebelumnya" Kang-hoon menyait menjawab pertanyaan random gadis itu.

"Ahjussi.."

"Kau biasa memanggilku oppa,kenapa diganti lagi?sekalian saja kau memanggilku Hyung atau ayah.itu terdengar lebih baik" pria kurus itu menarik kursi dan duduk di seberang kasur myungho .

Minghao menghembuskan nafas kasar,ia merasa lelah dengan Omelan nama panggilan lagi.entah sudah beberapa kalinya pria ini protes.

"Tidak,kau bahkan tidak suka dipanggil paman.bagaimana kalau kupanggil ayah,aku yakin rambutmu akan langsung beruban"

"Aisss bocah ini.rambutku sudah beruban karena mengurus dua anak kembar seperti kalian.bahkan kalau kalian dulu anakku sebelum bereinkarnasi,kurasa aku mati muda karena lelah menghadapi tingkah kalian." Pria itu menghempaskan tubuhnya ke sandaran kursi.

"Kali ini saja,Hao.."
Kang-hoon menatapnya serius.

"Tolong,jangan terlibat lagi.kali ini bukan tidak mungkin kau juga akan berada dalam bahaya"

"Hidupku sudah selalu dalam bahaya,paman.bahkan sebelum aku mengetahui apa yang ayahku lakukan selama ini" minghao menatap Kang-hoon getir.

Sejenak pria dengan raut wajah tidak sesuai umurnya ini,terdiam .ia tahu bahkan sangat mengenal bagaimana tipikal saudara jauhnya,ia selalu hidup mengutamakan bisnisnya.tak pernah sekalipun ia peduli dengan hal selain itu.

Karena itu pula ia memutuskan selalu berada disaat keponakannya membutuhkannya.bahkan meski hubungannya dengan saudara angkatnya sedikit merenggang.nyatanya anak-anak kakaknya itu lebih dekat dengannya daripada ayahnya.meski ia harus bolak-balik Korea-China,tapi ia tak pernah merasa keberatan dengan hal itu.

Namun mendengar pengakuan keponakannya ini,membuat Kang-hoon berpikir keras atas apa yang terjadi pada sosok myungho.tidakkah ia gagal menjadi paman mereka? pertanyaan itu terus membayangi Kang-hoon.

"Kau bersamaku sekarang, berhenti mengatakan hal seperti itu."

Kang-hoon beranjak dari kursi dan menepuk bahu minghao.ia menatap minghao yang termenung menyentuh jari kakaknya.

"Setidaknya,aku hanya tidak ingin kau kembali terluka.aku tidak mau saat myungho bangun ia akan memukulku habis-habisan karena tidak menjagamu selama kau di Korea."

Mendengar perkataan pria itu,minghao tersenyum .ia tahu itu.ia mengenal pamannya semenjak kecil,pria itu selalu membawakan berbagai macam hal yang menyenangkan bagi minghao dan myungho.

"Aku baik-baik saja di Korea ,paman.meski banyak hal terjadi...tapi sejak tiba di sini aku bertemu dengan orang-orang baik."

"Jangan berkata hal seperti itu juga paman.aku tidak mau paman merasa gagal,justru selama ini paman menjaga kami dari bahaya.aku bahkan tidak tahu apa yang akan terjadi pada kami jika tidak mempunyai seseorang yang hebat sepertimu." Minghao menatap wajah pria itu sejenak.

"Kumohon tunggulah sebentar lagi ya,sampai kasus ini selesai.dan sampai myungho sadar,kuharap kau tetap berada di tempat aman."

Kali ini minghao mengangguk,pastilah pamannya ini tak tega mengatakan bahwa ayahnya sudah jadi buronan.ia sadar betapa berat pula beban pamannya yang menghadapi ayahnya dan keluarga besar minghao.ia pasti dicerca habis-habisan karena lebih mementingkan kebenaran daripada saudara angkatnya.

Tapi ia tak bisa berbuat banyak, seperti yang myungho lakukan.hanya saja,kali ini ia berharap..semoga kedepannya nanti tidak akan ada hal buruk terjadi.

Sayang,harapannya ini sedikit redup karena saat ia keluar bersama Kang-hoon ia melihat ayahnya sedang berdiri menunggu mereka.

'apa kau lupa siapa yang mengangkatmu berada di posisi ini?'

'justru karena aku tidak lupa,aku tidak mau kau menemuiku di sini setiap hari,Hyung.'

'setidaknya ingatlah karena siapa myungho koma'

'kau tahu..aku orang seperti apa kan? Kang-hoon..atau perlu kusebut tuan detektif?'

Tbc

that nerd boy is my girlfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang