Terbongkar

37 4 0
                                    


Sedih?
Ya.
Marah?
Lumayan,karena Hao harus menunggu lama 2 orang di depannya ini selesai berargumen.
Saat ini ia ada di rumah sakit mengunjungi myungho.tadinya ia berniat mampir sebentar,hanya saja tiba-tiba ayahnya datang dan mengajak ia dan ibunya makan.
Hal yang tentu saja ingin ia tolak,namun tak mungkin ia lakukan didepan ibunya.wanita separuh baya ini sudah terlihat lelah menunggu myungho koma.
Hal seperti ini sudah biasa ia hadapi,namun tetap saja ini di negara lain.bukan tempat asalnya,mana di tempat umum.ia berusaha terlihat biasa saja namun tetap rasa kesal terbersit dibenaknya mengingat kejadian yang menimpa myungho imbas dari ayahnya.

"Aku ada acara,setelah ini aku pulang ya Bu" minghao beranjak pergi.

"Tidak bisakah kau menghormati saat orang tuamu disini Hao??apa kau tak punya sopan santun?"ujar ayahnya menatap minghao dengan dingin.

Ya..wajah  dan mata itu begitu keras. seandainya ayahnya tidak melakukan bisnis kotor,kakaknya tidak akan terbaring di rumah sakit sekarang.

"Aku ada persiapan belajar ujian masuk ayah,lagipula kalian dari tadi bertengkar terus.untuk apa mengajak kami makan kalau hanya bertengkar di sini."

"Hao.." ibunya tampak kaget gadis yang biasanya selalu menurut pada ayahnya berkata kasar.

"Kau persiapan ujian atau bermain -main di Korea?atau kau meniru kelakuan myungho?bisanya merepotkan orang tua saja"seru pria berwajah dingin di depannya.

Minghao berdiri dan menatap dingin ayahnya yang duduk,
"Merepotkan?dalam hal apa?kalau boleh kukoreksi aku mendapat beasiswa penuh karena prestasi bela diri dan myungho yang ayah rendahkan tinggal di asrama dengan beasiswa full karena ia sangat pintar di sekolahnya.sekarang,bagian mananya dari kami yang menjadi beban?"
Ujar minghao sengit.

Ibunya terkejut,pasalnya ia tak pernah memberitahu minghao perihal kembarannya yang mendapat beasiswa di sekolahnya.

"Kau memang anak kurang ajar!"

'Plak'
Pipi minghao ditampar,ia sedikit terhuyung ke belakang.

Ia mendecih pelan dan mengangkat wajahnya.

"Karena inilah myungho menentang keputusan ayah,aku sudah tidak peduli apapun perintahmu."

Hao menatap ibunya,
"Maaf Bu,aku benar-benar harus pergi.ada hal yang harus kuurus."

Gadis itu pergi keluar restoran dengan airmata mengalir,sedari tadi ia tahan karena tidak mau menangis di depan ibunya.

Ia berlari dan melewati jalan raya tanpa mendengar teriakan orang yang ditabraknya.dadanya sakit saat ia melihat myungho terbaring,apalagi melihat orang tuanya bertengkar.ingatan foto ayahnya bersama sekumpulan mafia itupun turut mengiris hatinya.

Tanpa sadar ia telah sampai asrama,dengan baju basah kuyup karena hujan saat ia berlari dari restoran.

Ia masuk ke kamar asrama dan membuka hoodienya.tanpa sadar ia tak melihat sosok yang terbungkus selimut di ranjang sebelah.

'sepertinya Jun sedang pergi,aku lepas disini sajalah.'
Ia melepas kaos dan tampak tanktop serta tali bh transparan yang menggantung.tanpa ia sadari ada sosok yang menahan nafasnya melihat minghao melepas bajunya.

"Ah aku lupa shamponya" ia menunduk dan mencari botol shampo dalam tasnya.lalu masuk ke kamar mandi.

'haahh..Tuhann apa yang barusan kulihat?kulit mulus itu...ah bukan .tapi sosok itu.dia bukan myungho roommate'nya '

Pantas ada yang berbeda,cara bicara mereka juga sangat berbanding terbalik.
Myungho jarang mau mengajak bicara lebih dulu,separah apapun Jun meletakkan handuk.tapi myungho yang sekarang akan mengomel dan membuat mereka berakhir dengan perang handuk dan bantal.

Pantas saja rambutnya lebih lembut,wajahnya lebih mulus dan senyumnya sangat manis,belum tatapan Boal matanya yang meski tajam saat marah tapi lembut dan hangat disaat bersamaan.

'aku pasti sudah gila'

Jun membekap mulut dan menahan nafas,wajahnya sangat merah dan panas.

'bagaimana aku harus menghadapinya besok??'

Tbc






that nerd boy is my girlfriend Where stories live. Discover now