ᵕ̈ZAS: 017 ᵕ̈

3K 303 17
                                    

Zhakary berjalan pelan sambil menghirup udara malam. Kakinya dengan santai melangkah menyusuri jalan sambil sesekali menyapa para pelayanan ataupun prajurit yang lewat.

Walaupun waktu sudah malam tak menyurutkan semangat para pelayan untuk melanjutkan pekerjaan nya. Begitupun dengan para prajurit yang tetap semangat untuk menjaga keamanan Mansion tempat Ravensgra tinggal.

Sambil menyusuri lorong Zhakary berpikir apa yang membuat sangat ayah yang selama ini tidak pernah muncul tiba-tiba memanggil dirinya ke ruangan sang ayah. Tapi ini merupakan kesempatan yang bagus untuk nya.

Zhakary bisa meminta ijin untuk memasuki perpustakaan keluarga ke sang ayah langsung. Selama ini Zhakary sudah cukup menahan diri dengan tidak keluar dari kediaman karna dirinya belum mengetahui lebih detail tentang tempat ini selain informasi dari Zaka saat itu.

Zhakary menggosok kedua telapak tangan nya saat merasa kan udara dingin tiba-tiba berhembus. Ia pun menoleh kan kepalanya ke sekitar, Zhakary merasa ada beberapa pasang mata sedang melihat ke arah nya.

Namun yang ia temukan hanya kekosongan. Bahkan para prajurit penjaga pun tidak ada. Entah kemana mereka pergi dalam waktu secepat itu.

Posisinya sekarang berada di lorong penghubung. Di ujung sana kamar salah satu kakaknya, dan di belakang sana adalah dapur. Mengingat waktu yang sudah malam, para koki pasti sudah pergi. Jadi keputusan yang tepat adalah berusaha tetap tenang dan berjalan pelan ke kamar sangat kakak.

Wush

Zhakary menoleh kebelakang saat merasakan nafas seseorang di tengkuknya, dan dia menyesal.

◑ ━━━━━ ▣ ━━━━━ ◐

Tak
Tak
Tak

Ketukan sepatu yang teratur dari seorang pria tampan bersurai ungu mengisi kekosongan malam. Dirinya berjalan ke sebuah kamar dengan baju yang terciprat darah. Ditangan nya ada pisau dapur dengan darah yang menetes di ujung pisau nya. Meninggalkan jejak tetesan darah di lantai.

Cklek

Dia membuka satu-satunya pintu berwarna selain hitam. Pintu abu itu terbuka dan memperlihatkan seorang wanita cantik berdiri di depan sebuah tabung, dengan gelas minuman di tangan nya.

"Ada apa?" wanita itu bertanya tanpa mengalihkan pandangan nya.

"Tidak ada. Hanya..... Rindu" Gumamnya pelan, namun wanita itu mendengar nya dengan jelas di tengah kesunyian malam.

"Ck"wanita itu berdecak dan beranjak meninggalkan posisinya, berjalan ke arah sang pria.

"Ini salahmu" ucap nya sambil menunjuk pria dengan mata memerah.

"Maksudmu?!" pria itu bangkit dan dengan cepat menepisi tangan wanita itu.

"Kenapa kau tidak mencegah nya lompat darisana bahkan saat kau tau dia akan lompat. Dasar tidak berguna" wanita berteriak rapat di depan wajah pria itu. Karna terlalu emosi tangan nya tanpa sadar terangkat dan...

Plak

... Suara tamparan menggema di ruangan itu.

"Huh~ bagaimana jika kau yang berada di posisi ku saat itu? Apa yang akan kau lakukan?" pria itu menjatuhkan tubuhnya di sofa.

"Tentu saja aku akan menyelamatkan nya bodoh"

"Lantas kenapa tidak kau saja yang mengawasinya. Kenapa aku?!!"pria itu berteriak sambil melemparkan gelas kaca di tangan nya. Pecahan kaca itu menggores kaki wanita itu.

𝒁𝒉𝒂𝒌𝒂𝒓𝒚 (𝒁𝒂𝒌𝒂) Where stories live. Discover now