TENTEN ; Back to Past In Ninja World War

66 10 3
                                    

Tenten memijat pelipis nya pelan, ia sangat pusing dengan huru-hara yang diberikan hamura pada nya.

Tenten, Hinata, Hanabi dan Shizune masih berada di taman tengah meluruskan masalah yang tenten hadapi.

"jadi tenten, kau sudah ingat semua nya?" Shizune menatap tenten yang tengah memijat pelipis nya.

Tenten mengangguk. "ya seperti nya begitu Shizune-san" ujar nya.

Tenten sedikit mengerti dengan situasi saat ini, pertama ia sudah bertunangan dengan Neji. Kedua, Wanita Shion itu sudah membuat nya salah paham. yaa hanya itu yang tenten ketahui saat ini.

"jadi neji-nii tidak menerima tawaran gadis gila itu?" tanya hinata memastikan apa yang ia dengar.

Shinzue menggeleng. "tidak hinata, dia bilang bahkan sekarang jika ingin ia bisa membuat 100 keturunan dengan tenten" shizune menirukan gaya bicara neji.

Raut wajah Tenten memerah saat mendengar nya. "100 keturunan, neji-nii hendak membuat keturunan atau apa?!" hanabi kali ini sedikit kesal saat mengetahui jawaban neji.

Hinata menatap wajah tenten. "lebih baik kau menemui neji-nii dan berbaikan ten, aku kasihan melihat wajah tunangan mu yang tidak mempunyai rasa semangat beberapa hari ini" ujar nya saat mengingat wajah neji yang lesuh.

"aku akan menemui nya nanti, sekarang biarkan aku mengompres otak ku yang panas ini dengan air dingin"

🌻🌻🌻🌻

"bagaimana aku menemui neji yang sekarang berstatus tunangan" kalimat itu sudah terdengar 19 kali hari ini.

Setelah mendengar cerita dari Shizune dan Hinata, Tenten memutuskan untuk pergi pulang dengan alasan ingin menenangkan pikiran nya.

Tenten membuka matanya yang terasa berat, lalu ia angkat tangan menutupi mata dan mengerang pelan. Sinar matahari menembus jendela kamar tidur menyilaukan matanya. "sudah sore ternyata" gumam nya. ia menguap lebar sambil merenggangkan lengan dan kaki dengan posisi yang masih terbaring di tempat tidur. Lalu ia memaksa diri nya bangun dan berjalan ke arah kamar mandi untuk membasuh muka nya.

Setelah membasuh muka nya dengan kedua tangan, ia memutuskan untuk menemui Neji sore ini sepertinya ia perlu berbicara dengan pria yang berstatus tunangan nya.

Saat sudah mengunci pintu apartemen nya, Tenten memutar badan nya dan terkejut saat melihat hanabi berada di hadapan nya. "hanabi, kau mengejutkan ku" ujar nya.

Hanabi hanya tersenyum lebar. "apa kau baik-baik saja tenten-nee?" tanya nya.

Tenten tertawa hambar. "aku baik-baik saja dan sepertinya aku ketiduran sampai sore" jawab nya.

Hanabi mencondongkan badan ke depan, wajahnya serius. "apakah tenten-nee akan bertemu neji-nii?"

Mata tenten melebar menatap gadis di depan nya ini, lalu ia tertawa pelan. "iya, apa dia ada dirumah?" tanya nya.

Hanabi menggeleng. "dia berada di Yakiniku bersama teman-temannya dan aku disuruh naruto-nii untuk menyampaikan kalau tenten-nee harus datang ke sana" ujar nya.

"Yakiniku?" ucap nya.

"mereka berkumpul merayakan sasuke-san yang sudah kembali ke desa setelah beberapa tahun menjalankan misi"

Tenten mendesah pelan. "ah, begitu--"

"aku tidak ikut, aku kemari hanya menyampaikan itu karena kebetulan aku melewati apartemen tenten-nee" sela hanabi sebelum ia meninggal tenten.

Tenten menatap hanabi yang sudah berjalan meninggalkan nya.

Akhirnya tenten bergegas ke tempat Yakiniku dan hanya butuh beberapa menit untuk dirinya sampai di tempat yang selalu ramai ini. Mata coklat tenten menatap sekumpulan pria yang sedang berdiri di depan pintu masuk.

"oh, shikamaru, naruto, sasuke dan ne-neji" cicit nya pelan.

Shikamaru yang memang selalu peka terhadap situasi dengan sengaja membalikkan badan nya. "oh neji, itu tenten" ujar nya sambil menepuk pundak Neji yang kebetulan berada di sebelah nya.

Neji langsung membalikkan badan dan pandangan nya bertemu dengan mata coklat milik tenten. Tenten hanya memandang nya dan tersenyum kaku. "dia melihatku, dia benar-benar ada di hadapan ku" batin nya.

Naruto menatap ke arah Neji yang sedang terdiam. "Neji, lebih baik selesaikan masalah mu sekarang" ucap nya.

Sedangkan sasuke hanya diam tidak mengerti. "masalah? Neji memiliki masalah dengan wanita itu?" tanya nya penasaran.

Naruto hanya mendengus malas dan Shikamaru hanya menguap pelan. "mendokuse, yang di katakan naruto benar Neji, lebih baik kita masuk naruto, sasuke" ujar nya.

Sasuke berjalan masuk terlebih dahulu di susul Naruto dan Shikamaru yang dibelakang nya. "selesaikan masalah mu neji, kau tidak mau bukan jika pernikahan mu batal dengan nya" ujar shikamaru sebelum benar-benar masuk ke dalam.

Setelah ketiga teman nya sudah memasuki Yakiniku terlebih dahulu, Langkah kaki Neji berjalan mendekati Tenten yang masih diam tidak bergeming sedikit pun.

Tenten yang melihat Neji berjalan mendekati nya membuat dirinya lemas, ia bingung harus bagaimana menghadapi pria itu.

"tenten, aku ingin bicara"

Tenten mengangkat wajah nya pelan, ia melihat Neji yang sudah di depan nya membuat dirinya ingin menangis. "n-neji" ia sangat gugup saat ini ditambah ia merasakan pelupuk mata nya berair dan sekali kedip air mata itu akan jatuh.

Neji terkejut melihat pelupuk mata tenten berair dengan mata yang berkaca-kaca, Neji tidak suka melihat wajah tenten yang sekarang. itu membuat nya sakit!

Neji menarik tubuh Tenten ke dalam pelukan nya membuat sang empuh menenggelamkan wajah nya di dada bidang Neji. Kedua tangan Neji melingkar di pinggang Tenten. "jangan menangis" ujar nya.

Air mata tenten sudah jatuh saat Neji memeluk nya, Tenten menangis karena ia bahagia melihat Neji. Melihat nya hidup dan berkumpul bersama teman-temannya membuat hati nya senang.

Neji melepaskan pelukan nya, ia menatap wajah tenten dengan tatapan lembut. Kedua tangan nya menangkup wajah Tenten. "aku tidak suka melihat mu menangis" ucap nya lembut dan jari jemari Neji mengusap pelan pipi Tenten yang sudah basah akibat menangis.

Bukannya berhenti menangis, Tenten malah menangis kembali membuat orang yang berlalu lalang menatap nya dengan tatapan sulit di artikan.

TENTEN ; Back to Past In Ninja World WarWhere stories live. Discover now