17 || Sebab - Akibat

7.2K 1.4K 719
                                    

Aku up setelah 820 vote + 520 komentar
.
.

Naka

| Nanti kalo pulang, jangan langsung emosi
  ya, Mas. Raka jangan dipukul

Adek lo pulang babak belur? |

| Ya gitu deh
| Janji, ya, jangan dipukul

Iya |

| Kalo lo pukul Raka, awas aja

Kenapa? |

| Gue pukul balik lo

Separah apasih bonyoknya? |

| Separah apapun itu
Lo nggak boleh mukul dia

Berani berapa? |

| IYA ATAU GAK USAH PULANG?

Iyaa |

Malam itu di ruang keluarga, atmosfer terasa menegangkan setelah Saka pulang. Suasana hening diisi oleh detik-detik yang berdenyut. Raka kembali duduk di tempatnya. Ia merasa seolah sedang berada di bawah sorotan karena Saka yang tak lepas menatapnya dengan tatapan tajam. Ia bahkan tak berani bergerak lebih jauh dari tempat duduknya.

Di sisi lain, Naka tetap duduk di lantai seperti sebelumnya, tampaknya lebih peduli dengan laporan keuangan dan buku besar yang tersebar di depannya. Ia tenggelam dalam dunianya yang terdiri dari angka dan catatan. Keripik dan segelas teh di atas meja seolah menjadi teman setianya.

Dalam keheningan yang membelenggu, suara keripik yang renyah menjadi satu-satunya dering yang menembus atmosfer yang tegang. Setiap gigitan keripik yang Naka ambil terasa seperti mengiringi ketegangan yang melibatkan Saka dan Raka.

Mata Naka tiba-tiba bergerak melirik ke arah Raka sebab merasa anak itu terus menatapnya, "Apa? Mau minta?"

"Naka, fokus aja nugas," sahut Saka sebelum Raka sempat menjawab pertanyaan Naka.

"Iya, Mas."

"Raka Sadina liat gue. Lo nggak mau jelasin apa-apa?" tanya Saka pada Raka.

"Gue ...." Raka hening lagi setelah satu kata.

"Kalo nggak ada ya udah, ngapain tegang?" tanya Saka.

"Nggak sengaja berantem, Mas," ungkap Raka.

"Nggak sengaja berantem, Mas," ungkap Raka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saka langsung memutar bola matanya. "Oke. Nggak sengaja, ya."

Namun, tiba-tiba ia tersenyum sumir. "Tapi nggak sengaja berantem kok cuma gores doang sih? Nggak ada yang lebih merugikan? Yang lebih parah lukanya minimal masuk ICU gitu."

Geng BratadikaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang