Chapter 19

2.8K 332 404
                                    

*****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

Suasana malam yang hening, tak seperti biasanya. Nampak Gaby fokus dengan makan makan malamnya. Matanya terlihat sayu. Dari tadi siang ia mengurung diri di kamar hingga malam tiba.

“Gaby kok diam aja? Tumben,” celetuk Arka, membuka suara.

Gadis itu menggeleng. “Nggak kenapa-napa. Kan, lagi makan, Pa. Masa Gaby ngoceh?” sahutnya.

Fanya terkekeh mendengar jawaban Gaby. Benar apa yang gadis itu katakan. Seketika Arka menghela nafas jengah dan memilih diam. Menunggu sampai selesai makan.

Tak begitu lama. Makan malam selesai, namun Gaby lebih dulu meninggalkan meja makan dengan alasan mengantuk.

Ia beranjak dari duduk. “Ma, Pa, Gaby duluan, ya? Dah ngantuk,” ujarnya melangkah pergi.

Mengetahui ada yang tidak beres dengan Gaby, Arka menyusulnya dan meminta Fanya langsung masuk ke kamar untuk beristirahat, karena sedang tidak enak badan.

“Papa mau ngobrol bentar sama Gaby, Mama langsung istirahat, ya?” titah Arka.

Fanya mengangguk paham. “Kalau ada apa-apa kasih tau. Jangan ada yang disembunyiin,” ujarnya. Merasa hal yang sama dengan Arka, ada yang tidak beres dari gelagat Gaby.

Lalu Arka pergi menuju kamar sang putri. Ia mengetuk pintu dengan pelan.

Tok. Tok. Tok.

“Papa boleh masuk?” tanyanya.

Sahutan dari dalam kamar, mengizinkan. Pintu dibuka oleh Gaby mempersilahkan Arka masuk.

“Kenapa, Pa?” tanya Gaby datar.

“Papa mau ngobrol sebentar. Boleh?” tanyanya lebih dulu, tak ingin memaksa.

Gaby mengangguk. Mengajak Arka ke balkon. “Mau ngobrol di balkon?” tawarnya terlebih dahulu.

Arka mengangguk, mengingat sudah lama ia tak mengobrol dengan Gaby di balkon. “Boleh.”

Sepoi-sepoi angin malam membuat sejuk, dengan rembulan yang menerangi langit malam. Sangat indah dan nyaman.

Senyum manis terukir di wajah Gaby. Ia merasa tenang di kesunyian itu. Membuat Arka ikut senang.

“Gimana hari ini?” celetuk Arka tiba-tiba.

Gaby melirik dan tersenyum tipis. “Aman. Semua baik-baik aja.”

GABY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang