Chapter 4

15.6K 1.3K 1.1K
                                    

****

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

****

Di kantin, Gaby, Alan, Aji, Zio, dan Syaqira duduk di satu meja yang sama, menikmati makanan yang sudah mereka pesan.

Terlihat sepasang kekasih - Syaqira dan Zio - tengah asyik suap-suapan membuat mulut Aji dan Alan geram untuk mengomentarinya.

"Seng, mau…" ucap Syaqira menunjuk bakso milik Zio, dengan manja.

"Bentar, Seng, masih panas. Aku tiup dulu, ya?" sahut Zio lemah lembut pada kekasihnya itu.

"Sang seng sang seng, tai lo berdua! Bucin nggak liat tempat!!" sarkas Aji, geram.

"Tau lo berdua. Ini, kan ada Gaby, ajak ngobrol kek, malah mesra-mesraan," sambung Alan menggeleng.

Mendengar ucapan Alan, Syaqira dan Zio pikir ada benarnya. Mereka terlalu asyik berdua. Jika dihadapan Aji dan Alan mungkin itu biasa, tetapi saat ini ada Gaby yang tadinya Syaqira ajak untuk makan bersama malah ia hiraukan begitu saja.

"Sorry, ya, By?" ucap Syaqira tersenyum kikuk.

"Nggak apa-apa, santai aja," jawab Gaby, lanjut melahap nasi goreng miliknya.

Setelah mendapat teguran dari Aji dan Alan, Syaqira dan Zio pun mencari topik pembahasan, mencairkan suasana. Mulai dari hal-hal random sampai bermain ludo.

Tiba diakhir permainan, Aji melirik Gaby dan hendak menanyakan sesuatu.

"By," panggil Aji.

"Iya?" jawab Gaby melirik Aji.

"Gua mau nanya sesuatu sama lo. Kalau lo mau jawab, oke, nggak ya nggak apa-apa."

"Apa tuh?" tanya Gaby penasaran. Tatapannya fokus pada netra Aji.

Alan, Zio, dan Syaqira pun ikut penasaran. Badan mereka spontan condong mengarah Aji.

"Alasan lo pindah sekolah apa? Padahal tinggal setengah tahun lagi lulus," tanya Aji penasran dengan alasan Gaby pindah sekolah.

Gaby tertegun sesaat. Enggan rasanya untuk menjawab, namun semua mata sudah tertuju padanya. Menunggu jawaban.

"Apa, By?" tanya Syaqira meminta Gaby untuk menjawabnya.

"Ada problem," jawab Gaby singkat, lalu mengalihkan fokus, mengaduk es matcha miliknya.

"Sama?" tanya Alan. Menunggu Gaby melanjutkan jawabannya.

"Teman." Mata Gaby menatap netra Alan.

Ia diam, menatap semua orang yang ada di meja itu. "Udah, ya? Gua lagi malas bahas mereka," lanjutnya meminta pembahasan dihentikan, karena itu membuatnya tak nyaman.

"Oke!" Alan berteriak sambil bertepuk tangan, membuat semua orang yang tadinya diam memperhatiakan, terkejut.

"Kita udah tau alasannya apa. Sekarang lo nggak usah pikirin lagi soal mereka, lupain mereka, apa yang udah mereka lakuin ke elo. Karena lo sekarang udah punya kita!" lanjut Alan berseru.

GABY Where stories live. Discover now