Balas dendam¹

3.8K 12 0
                                    

"loser." Haidar terkekeh dan menodongkan tangannya kepada sang rival.

"Lo cuma beruntung" Haidar tersenyum puas dan menepuk pundak rivalnya yang langsung ditepis dengan kasar.

"Ternyata bener kata bang Jeffry, lo gak pernah berhasil buat ngalahin geng gue" Arga menatap jengkel kearah Haidar dan melirik sekilas kearah perempuan cantik yang tengah berbincang dengan salah seorang murid perempuan di sekolahnya.

"Teya, ya? Adiknya, kak Haidar? Lebih cantik aslinya ternyata huhu, boleh minta foto gak kak?" Teya tersenyum manis dan mengangguk, mengiyakan permintaan adik-adik kelas kakaknya yang sengaja hadir. Ah, seandainya Haidar membiarkan adiknya bersekolah bersamanya, tentu suasana sekolah akan terasa menyenangkan.

"ABANG, EYA LAPER!"

"Woy, lo tau gak ini di markas?" Jhonatan menghampiri gadis cantik yang duduk di pantry itu dengan bibir melengkung.

"Om, Teya laper"

"Ya, ada makanan noh"

"Om Jhon bisa masak gak?"

"Gak bisa, suruh Tio aja yang masak sana"

"Huweee, kak Tio" Teya berjalan menuju ruang tengah sambil menangis, menatap Tio dengan sendu.

"Kamu mau makan apa?"

"Terserah"

"Mie ayam?"

"Gak mau" tolak Teya secara mentah-mentah tanpa pikir panjang.

"Buset, sat set"

"Seblak?"

"Bosen"

"NIH, LO MAKAN AJA NIH NASI PUTIH SAMA GAREM, REPOT LO MAU MAKAN DOANG!" Dimas yang sudah kesal menatap Teya yg tak kunjung memilih makanan dengan segera bangkit menyodorkan nasi dan sebungkus garam padanya.

"BANG HAIDARRRRR"

"Bang Dimas, beraninya sama cewe, banci lo!"

"Apa lo?!"

"Bang Jhon, bang Dimas tuhh beraninya sama bocil!"

"Kang cepu lo" Teya menguap dan menatap jengkel ke arah teman-teman kakaknya itu.

"Dar, adek lo ngantuk tuh, anterin pulang sono"

"Yaudah gue sekalian ngambil bahan buat bakar-bakar"

"Emang lo udah beli apa aja?"

"Gak ada sih"

"Gue bacok lo ya!"

"Becanda ngapa sih elah salah mulu gue dimata kalian, yaudah ah, gw anterin nih bocil dulu"

Haidar bergegas mengantar adiknya itu pulang, dan mengambil bahan-bahan yang memang sudah ia beli.

"Gue balik ke tongkrongan, lo kunci rumah, lo sendirian, temen lo pada kemana sih, tumbenan gak ngumpul"

"Mereka lagi nge lontong"

"Awas aja lo ikutan, gak usah manggil gue 'abang' lagi, gue usir, serah mau tidur dimana."

"Bacot ih, dah sono!" Haidar mengusap rambut adiknya dan menutup pintu, dan menancap gas menuju kembali ke markas.

"Itu, adik Haidar kan? Cantik!"

"Bos, jangan anggota keluarganya deh bos, takut ntar Haidar dateng ke markas kita se geng nya, di bom lagi markas kita"

"Bacot, heh, Juna, lo gak inget waktu itu Haidar ngelakuin apa ke adiknya Arga?"

Juna menggeleng pelan dan menatap Arga yang sudah memasuki rumah itu, bodohnya Teya. Ia lupa melakukan perintah kakak laki-lakinya itu.

Mendengus pelan, Arga hampir memecahkan foto keluarga milik Haidar. Betapa bencinya Arga terhadap Haidar.

"Kalau bukan karna bokap gue kerja sama bareng sama bokap lo, gue gak sudi jaga image!"

Juna dan Juan menunggu Arga di teras rumah Haidar, beberapa orang yang lewat sempat bertanya 'kenapa tidak masuk?' namun Juan malah menjawab 'enggak, ini kita lagi main petak umpet, cuma temen kita kayaknya gak tau kita ngumpet dimana' membuat Juna menoyor kepalanya.

"Minimal kasih alasan yang logis, sekarang gue tau kenapa lo gak pernah terpilih jadi OSIS"

"Emang kenapa?"

"karna lo tolol."

"Jahat anj-"

"AAAAAAAAAA"

Juna dan Juan menoleh bersamaan ke arah pintu masuk rumah keluarga Haidar.

Hai, hello, annyeong

Apa kabar? Semoga baik-baik ajaa yaa, sorry late to update
Siapa kangen cerita ak? Gak ada, oke kup taww
Lanjut part 2 ya, tungguin

Okeyy, segini dulu papai
Salam Candy🍭

One shoot 18+Where stories live. Discover now