I'm yours Daddy

10.6K 13 0
                                    

Langkah tegap dan wangi maskulin memenuhi ruangan ber-AC tersebut, laki-laki berwajah tampan, dada bidang yang nyaman untuk dijadikan sandaran serta tangan yang penuh dengan urat, ughhh, damn. So fucking handsome.

"Daddy .." laki-laki bertubuh kurus dengan kulit seputih susu dengan kaos kebesaran yang menutup pahanya terbangun dari tidur di kamar dalam ruangan itu. Ia mengucek matanya pelan dan duduk dipangkuan pria bernama Axel.

"Why, babe? Mau makan hm?" Yang ditanya hanya menggeleng dan menyandarkan kepalanya pada bahu tegap laki-laki itu.

"E-eung, can i get my lollipop?"

"Not now, tapi kalo kamu masih pengen ambil aja"

"Dimana?" Mata bulat itu berbinar-binar, tetapi hanya sesaat sebelum akhirnya seseorang mengetuk pintu ruang kerja Axel yang membuat Ray harus mengomel karna pengganggu.

"Permisi, pak, ini berkas yang harus bapak tanda tangani, kemudian lima menit lagi kita akan ada meeting dengan-"

"Tunda meeting." Axel menggandeng tangan Ray dan mengambil jasnya.

"Kenapa dibatalin, eung?"

"Kamu mau lollipop kan? Ayo, i have a lollipop" mata Ray seketika kembali berbinar dan buru-buru masuk kedalam mobil.

"Dimana, dimana lollipop nya?"

"Here's" Ray menggembungkan kedua pipinya dan menatap Axel kesal.

"Nda mau yang itu" Axel mendecih, mengangkat tubuh mungil pacarnya itu dan memasang seatbelt.

"Are you sure? Ayo liat, apa bakal kamu tarik ucapan kamu atau tetap kamu telan mentah-mentah"

"Ray nda bakal narik ucapan Ray" jujur saja sebenarnya Ray ini seusia anak SMP kelas dua sedangkan Axel laki-laki berkepala dua yang sebelumnya sudah pernah menikah kemudian cerai. Pedofil? Axel tak peduli, selagi kekasihnya merasa tidak nyaman ia tidak peduli pada ucapan orang-orang. Ray, sendiri lebih menyukai home schooling karna takut dikira aneh, berpacaran dengan laki-laki berkepala dua yang sudah menikah.

"Bocah, ayo liat." Axel menghentikan mobilnya di tempat parkir apartemennya, dan masuk kedalam dengan menggendong Ray seperti karung beras.

"Kamar bapak sudah dibersihkan seperti yang bapak minta"

"This your tip."

"Makasih pak" perempuan tadi sempat melirik wajah Ray yang dengan segera perempuan itu mengambil kaca dan mengucap dalam hati 'dia laki, tapi kenapa cantik banget sialan!? Gue insecure!'

Axel membanting tubuh Ray diatas kasur dan melepaskan dasi, jas, serta kemejanya, menatap Ray lapar.

"Apa? Kenapa liatin Ray begitu?" Axel tak menjawab, laki-laki itu mencium bibir Ray secara brutal.

"E-eumhhh daddyhhh" tangan Axel menelusup masuk kedalam kaos kebesaran yang dikenakan oleh Ray, mengusap nipple yang sudah pernah ia cicipi sebelumnya.

"Do you feel it? Your lollipop is ready, now." Ray menatap Axel lekat dengan mata bulatnya.

"Ahhh, fuckhh, jangan liat gue kayak gitu bocah, you make me horny right now."

"Not my fault daddy..." Ray merangkak kebawah, melepas gesper dan menarik turun resleting celana berbahan kain itu, mengambil 'lollipop' miliknya, menghisap dan mengulum benda besar, panjang, dan berurat itu seperti selayaknya lollipop.

"Eunghhh, fuckhhh. Mulut lo yang terbaik baby boy" Axel mengusap pelan pipi laki-laki itu, membiarkannya asik dengan miliknya dibawah sana.

"Where's my favorite 'white chocolate' daddy?"

"Kamu mau? Ride me." Ray menatap laki-laki dihadapannya itu, mendorong tubuhnya yang tegap tertidur diatas ranjang.

"Sekarang, kamu mau narik ucapan kamu?" Ray mengangguk dan memegang penis milik Axel, memasukannya secara perlahan kedalam anal miliknya yang sudah pernah Axel masuki.

"Ahhh yeshhh eumhhh" suara berat Axel membuat Ray sedikit merinding, Ray bergerak pelan diatas tubuh Axel, kemudian menarik tangan laki-laki itu untuk memainkan penis kecil miliknya.

"Hngghhh, nghhh" suara desahan mereka memenuhi ruangan, cairan putih milik Ray sudah tumpah kesekian kalinya karna Axel, sedangkan Axel sendiri? Ia tak semudah itu keluar, namun sekalinya keluar rasanya benar-benar penuh.

Axel mencengkeram pinggang ramping Ray dan menekan sedikit tubuh mungil laki-laki itu.

"Akhhhh, fuckhhh" Ray jatuh diatas tubuh Axel, Axel tersenyum puas.

"It's warm?" Ray mengangguk lemah, Axel bangkit dan menatap lubang itu kemudian mencium perut rata milik Ray. Sebelumnya Ray menolak mentah-mentah atas bujukan Axel yang hendak membuang didalam, alasannya simpel hanya takut, ya, Ray hanya takut ia hamil dan dikira aneh.

Axel mendekat dan memberikan kecupan singkat pada dahi Ray. Bibir Ray terbuka sedikit, masih mengatur nafasnya, dibawah sana cairan putih kental masih terus mengalir.

"I'm yours daddy Axel Morvenzo, i'm yours .."

"Wanna play again?" Ray membuka mata dan mengangguk, menungging dipinggir kasur, membiarkan Axel yang mengambil alih kali ini.

"Padahal tadi keliatan capek"

"Ndaa, Ray maw kok dibuat pingsan sama daddy, ngewe sampe pagi ketemu sore kayak gini lagi Ray juga maww"

"Cih, yakin?"

"Hu'um, Ray pingsan sambil diewe juga nda apa-apa" Axel mendengus pelan.

"I love you daddy"

"I love you too, my baby boy." Ucap Axel tegas kemudian kembali memasuki lubang rapat itu membuat ruangan itu penuh dengan suara desahan dan bunyi kulit mereka yang sering bertemu.

Hai, hello, annyeong

Apa kabar? Oh iyya, buat kalian yang gak suka sama cerita gw yang gw buat campur, you can leave my story. Gw buat ini buat nyari kesenangan aja, atau cuma buat gabut aja, gw up ini juga kalo pengen aja. Klo pikiran liar gw berfantasi ya... Berarti gue bisa up.
Dan lagi, jangan mikir gw tuh lesbi atau apapun, gw lurus hiks. Pacar gw Dylan Wang hshs, halunya ketinggian maapin.
Gw bisa berfantasi buat cerita lesbian atau gay kek gini bukan karna gw lesbi atau apa, BIG NO! Porn gxg make me do it, hshs maaf, maaf.
Semua ini, murni hasil otak liar gw tengah malem, klo ada mirip²nya yaudah ntar gw revisi ulang aja. Dan ya, gw minta satu hal. Di vote dong zheyenk, gw buat beginian mikir tau :'
Jangan cerita gw doang, cerita orang lain juga, apapun itu hasil kerja keras orang juga harus lo apresiasi, lo yang baca pasti klo gak diapresiasi kit ati kan? Nah yaudah, lo bantuin para author nih yg buat cerita, ya caranya lo pencet aja patrick dipojok kiri atas atau bawah tuh. Duh bacot bat gw anjrot.

Dah ye, segini dulu
Papai salam Candy 🍭

One shoot 18+Where stories live. Discover now