(10) Marvel

100K 7.1K 47
                                    

Tandai kalau ada typo ya!

Selamat membaca...

***

Lengguhan terdengar di sebuah kamar, dengan desain yang modern dan elegan. Syura membuka matanya, lalu menatap sekelilingnya.

"Dimana ini? Kok keliatan ga asing" gumamnya. Lagi lagi ia melihat sekeliling, dan benar saja kamar ini seperti pernah ia lihat. Dengan langkah gontai ia berjalan menuju pintu kamar, kemudian ia menatap sekeliling. Sungguh sangat mustahil pikirnya.

"Ini rumah gue?" Tanyanya pada diri sendiri. "Iya, ini rumah gue!" Dugaannya benar.

Kemudian ia berjalan menelusuri sekitar, ia memang benar! Ini rumah nya dulu. Ini kediaman Thabrani! Entah kenapa ia bisa disini, ia tak tau. Trus berjalan, jujur ia merindukan tempat ini, tempat ia tumbuh dan dibesarkan disini. Walau harus melewati masa sulit...

Diruang keluarga, ia melihat sebuah foto dengan ukuran yang cukup besar terpampang di sana. Ia terdiam, disana terdapat potonya, saudari kembarnya, abangnya, dan papanya. Matanya memanas menatap foto itu, kemudian mengelusnya dengan lembut.

Tangan nya bergetar. "kenapa? Kenapa rasanya sakit banget?" Ucapnya sembari menatap dengan sendu.

"Hidup gue udah ancur dari lama, tapi kenapa tuhan ngasih kehidupan kedua buat gue? Gue pengen ketemu mama ... Pengen curhat kalau hidup gue gak adil." Badannya gemetar, perasaan nya campur aduk. "abang ... Semuanya ... gue kangen. Bangunin gue plis ... Gue gak mau ngerasain hancur dua kali ...." hancur sudah bendungan air mata nya. Rasanya sangat sakit, sangat. Percayalah.

Tanpa ia sadari, sedari tadi ada seseorang yang sedang memperhatikan nya. Ia memandangi syura dengan pandangan sulit diartikan. Siapa dia? Itulah sekarang yang ada dibenak nya. Sampai tanpa sadar ia memikirkan sesuatu. "Safara," panggil nya.

Deg!

Jantung Syura rasanya akan copot, ia mengenali pemilik suara itu, tubuhnya kaku dan sedikit gemetar. Kemudian ia berbalik, benar saja dugaan nya. Suara itu milik abang nya, Marvel.

Dua pasang mata itu saling pandang, mata Syura beradu dengan mata yang setajam elang itu. Mungkin orang lain akan takut ketika melihat nya, tapi ini Safara, ia tlah terbiasa. Setelah cukup lama beradu pandang, Marvel berjalan perlahan kearah syura. Sedangkan syura hanya diam membisu disana. Tepat didepan syura, ada hal yang benar-benar membuat nya terkejut. Marvel memeluk nya!

Ia mematung. Kenapa? Kenapa orang yang dikenal dingin dan anti perempuan itu memeluk nya? Dia kan sekarang sedang berada di raga Syura!

"Safara," Gumam Marvel, Syura mendengar nya. Marvel menangis! Apakah abangnya itu mendengar ia berbicara tadi? Sungguh ia sangat syok.

Dengan ragu syura membalas pelukan nya. "bang," ucapnya lirih.

Marvel mendongak. "ini safa kan? Abang tau ini pasti safa! Abang minta maaf ... maaf." kata-kata maaf trus Marvel ucapkan. Syura diam. Ia merasa kalau dirinya akan menangis sekali lagi.

"Iya, ini Safara."

***

Ya, setelah acara peluk memeluk tadi, Marvel dan Syura atau Safara. Sedang berada di ruang kerjanya Marvel. Safara menjelaskan bagaimana ia bisa masuk ke raga syura, dan Marvel mengangguk saja. Kalian bertanya kenapa Marvel sudah percaya? Karna insting nya sebagai saudara, dan selama ini tak ada yang berani menatap matanya secara langsung, bahkan Sahara saja tak berani. Hanya papa nya, dan Safara lah yang berani. Jadi ia yakin kalau yang berada di hadapan saat ini adalah Safara.

Marvel sangat senang mengetahui kalau safara masih hidup, walau dengan raga yang berbeda. Ia tak akan melakukan kesalahan untuk yang ke dua kalinya. Ia akan menjaga Safara, walau sekuat apapun rintangan nya.

"Bang ... Safa bingung harus apa," jujur Safara gila jika berlama-lama seperti ini. Dunia ini seperti mempermainkan nya. Marvel menatap Lamat lamat, kemudian ia mengelus Surai adik nya itu lembut.

"Ada abang disini, apapun yang safa mau bakal abang turutin. Safa ga sendiri." usapan itu membuat Safara tersenyum tipis. 

"Sahara ...," Gumam syura.

Marvel yang tau maksud nya pun menghelah nafas. "itu bukan salah kamu. Dia berhak mendapatkan hukuman atas tindakan yang telah dia lakukan." Sorot mata Marvel berubah dingin.

Syura tersenyum tipis. "hm," balasnya. Marvel tertawa dan mengacak acak rambut syura gemas. Emang benar sifat adik nya yang satu ini tidak pernah berubah. Pikirnya.

"Jangan di acak bang!"

"Gemes banget sih."

***

Di sebuah rumah yang terbang kalai, terdapat seseorang yang sedang meluapkan emosinya ditengah tengah malam. Suara barang barang yang sudah lama terdengar nyaring di banting olehnya.

Prangg

Ia membanting suatu barang tepat di depan foto seseorang disana. Ia melihat dengan tatapan kebencian untuk orang yang berada di foto tersebut.

Kemudian ia mengambil pisau dan menusuk nusuk foto itu tanpa ampun, "Awas lo syura! Lo gak boleh bahagia! Gue bakal pastiin itu," pekiknya seperti orang kesetanan.

Mata itu menatap nyalang foto yang berada dihadapan nya. "Lo harus ngerasain apa yang udah gue rasain Syura!!"

"gue gak akan buat lo bahagia! GA AKAN! HAHAHAHA" tawanya seperti orang kerasukan, sungguh sangat ramah.

Tbc
***

Hallo guys! Aku kembali dengan imajinasi ku! Hehe

Jangan lupa vote nya!

⭐💌

Dia SAFARA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang