ABHIZAR [4]

8.4K 433 5
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

bismillah hirahman nirrahim

Rasulullah SAW bersabda, "Semua perkara besar yang tidak didahului dengan "Bismillah", dia akan terputus (tidak mendapati berkah).

.............

"Ayah gue suruh lo pada semuanya ikut pesantren." Alhis bergirang sendiri lucu menatap teman-temannya yang hanya membuka mulut lebar terkejut.

"Gue dah curiga sih dari tadi."

"Gak mau gue." Balas gino.

Rahel mengangguk setuju. "Pesantren gak seru. Gak bisa main hp, gak bisa gangguin ciwi-ciwi."

Alhis tertunduk lesu. "Kalau kalian gak pada mau. Jadi gue pesantrennya sendiri dong?" Gumamnya yang masih bisa di dengar oleh mereka.

"Gue ikut. Selagi om alifma yang bayar." Ucap bagas serius. Bagas bukan sedang memeras alifma ayah alhis kan?.

Alhis mendongak tersenyum. "Tenang kalau itu emang ayah gue yang bakalan bayarin kalian semua.

Alhis menatap una memohon. "Pliss mau yaahhc. Soalnya gue gak bisa jauh-jauh dari lo eyyaa."

Una mengetuk-ngetuk dagunya. Ia jadi teringat dengan ucapan seseorang. "Hmm. Keknya ayah gue sebulan yang lalu juga mau daftarin gue ke pesantren juga deh. Tapi gue tolak."

"NAHH!! bisa itu kita pesantren bareng. Ayok na, gue gak bisa nolak permintaan ayah gue. Selagi ayah gue masih hidup, gue mau nyenengin ayah gue." Ucap alhis menggoyang-goyangkan bahu una.

"Oke lah. Gue mau, asalkan tempat pesantrennya elit. Soalnya yang gue bayangin tuh toilet-nya kotor, terus tempat tidur dekil, terus makananya cuman ikan asin sama tempe." Ucap una bergidik geli sendiri.

Alhis melongo menatap una. mau pesantren atau holiday ke hotel??.

"santai aja kali. Ayah gue pasti cari yang bagus. Dan lo berdua mau kagak??." Alhis menatap rahel dan gino. Mereka masih sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Sumpah lo pada dua'an mau ikut?." Tanya gino yang mendapati anggukan oleh bagas dan una.

"Ck. Kalau gitu gue ikut deh, tapi terpaksa yahh." Gino berpasrah dengan keadaan. "Kalau gaada lo lhis pasti sepi, jadi gue ikut. Jangan ge'er lo."

Alhis memutar bola mata jengah. "Iye iyee. Jadi sayang deh sama gino."

"Uhuk...uhuk"

Bagas tersedak ludahnya sendiri. "Gue kagak di sayang?." Katanya menunjuk diri sendiri.

"Iyahh sayangg bagas juga."

Una merengut sebal. "Lo gak lupain gue kan??."

"Iyaaa iyaaa. Sayang unaa jugaa."

"Lo gak sayang gue??. Gue juga setuju loh buat ikut pesantren." Celetuk rahel berkecak pinggang.

"Guee TONJOK lo pada yahh." Ketusnya. "GUEE SAYANG KALIAN SEMUA, PAHAM LO PADA!!." Teriaknya yang langsung menjadi pusat perhatian semua orang. Alhis menahan malu sendiri ketika ia berteriak sangat kencang.

ABHIZAR Donde viven las historias. Descúbrelo ahora