ABHIZAR [1]

35.4K 852 9
                                    


Maaf kalau masih banyak yang berantakan

.....
.......
.........

"Akkhhh"

Gadis itu berteriak frustasi ketika melihat jam yang ia lihat. Gadis itu langsung beranjak dari atas kasurnya dengan kepanikan yang sudah menyebar di raut wajahnya. Ia memasuki kamar mandi untuk sekedar cuci muka dan segera mengambil seragamnya yang sudah di sediakan di gantungan baju.

Gadis itu mulai turun dari tangga dengan sedikit berlari. Ia melihat kedua orang tuanya sedang duduk di meja makan, langsung saja gadis itu mendekati kedua orang tuanya tanpa menyentuh makanan yang sudah di siapkan oleh bundanya gadis itu langsung menyambar tangan kedua orang tuanya untuk berpamitan dan segera pergi dari hadapan mereka.

Zahrah mengernyitkan dahinya. "HEI ALHIS KAMU TIDAK SARAPAN DULU NAK?".

Alhis menjawabnya dengan berteriak tanpa berhenti kembali. Ia sudah sangat telat untuk berangkat ke sekolahnya. Dia Alhisba Humairah Ghazala gadis yang masih berumur 17 tahun masih menjalankan pendidikannya di SMA merah putih, ia gadis yang tidak pernah memiliki rasa malu lebih tepatnya selalu bersikap barbar tanpa memikirkan resiko yang akan datang. Dia alhisba perempuan yang memiliki paras yang sangat cantik dan banyak di sukai oleh para laki-laki di SMA merah putih, sampai banyak laki-laki yang menembaknya untuk berpacaran. Tetapi alhis selalu menolaknya dengan embel-embel "keep it halal brother.....".

............

"Doorr"

Alhis terloncat kaget mendengar teriakan yang temannya perbuat."woii mamak gue bawa bh" latah alhis

"Pffttthh...hahahaha" pekik una sahabat alhis sejak SMP.

Una meredakan tawanya dan beralih duduk di samping alhis yang  melamun sedari tadi. Ia mengerutkan dahinya melihat alhis yang hanya berdiam diri saja sejak tadi. Bukankah seorang alhis begitu sangat barbar dan tidak memiliki rasa malu. Lalu mengapa alhis hari ini hanya berdiam diri?.

Mereka berdua sedang duduk di bangku kantin dengan keadaan yang begitu banyak siswa siswi yang sedang beristirahat. Una masih menatap alhis dengan raut yang begitu bingung.

"Sejak kapan seorang alhis menjadi kalem?" Batinnya masih berpikir keras.

Disaat una berpikir keras disanalah tiga laki-laki berjalan mendekati mereka.

Ketiga laki-laki itu datang dengan kehebohan yang amat brutal haqiqi, kecuali bagas ia hanya memasang wajah datar dan duduk di samping alhis.

Gino dan rahel menatap alhis dengan ekspresi keanehan nya. setelah berpikir dan menebak-nebak, mereka berdua akhirnya beralih menatap una untuk meminta penjelasan.

Una hanya bergidik tidak tahu sambil menyeruput minuman alhis.

"buset sih alhis tumben kalem" celetuk gino langsung menarik nasi goreng yang ada di hadapan alhis. Mungkin gadis itu belum memakannya dan tidak minat untuk makan.

"Gue punya pirasat buruk nih jadinya" balas rahel sambil mengambil cake milik alhis yang terlihat masih utuh belum tersentuh.

"Lo keknya gk punya rasa malu ya!" Pekik una memukul kedua laki-laki yang ada di hadapannya dengan tatapan yang sangat tajam.

ABHIZAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang