part 21

31 31 1
                                    

"Nah ini nanti yang bakal jadi markas kita, kan dekat dengan sekolah." kata Bama membuat axel memasang raut wajah malas.

"Ini lebih mirip rumah bersama di timbang markas bang, setau gue markas itu tempatnya kek tempat gudang yang gak kepake tempatnya berantakan dan lain lain lah. Lah ini kan rumah, mana rumah nya bersih plus bagus lagi."kata Axel.

"Tapi kan gak semua tempat markas itu jelek, cantik." ujar Keenan.

"Nah benar tuh, gak semua tempat markas itu kayak yang lo pikirin, udah lah. Selagi tempat nya nyaman sih aman." kata Bama.

Axel mendengus kesal, ia melihat ke sekeliling ruangan."by the way bang, ini rumah dari salah satu anggota geng lo apa gimana?" tanya Axel dengan sebelah alis terangkat.

"Ini rumah nya sih Zidan, dia kan anak tunggal, dia tinggal disini sendirian ortu nya ada di kota lain kerja, ya kan Zid?." Bama menatap Zidan yang tampak diam dengan raut wajah datar.

Zidan hanya mengangguk saja mengiyakan perkataan Bama.

Wajah Axel berubah masam."Rain, lo serius mau gabung ke geng vegro?" tanya Axel pada Rain yang duduk di sebelah nya.

Rain yang tadinya tengah memainkan handphone tersentak, ia menatap linglung Axel."apa? Aku gak dengar maaf."kata Rain membuat Axel menghirup udara dalam dalam berusaha sabar. mood nya sudah memburuk sejak tadi.

"Lo serius mau gabung ke geng vegro?." Axel mengulang pertanyaanya dan Rain menganggukkan kepalanya. Rain menatap Bama yang tampak senang.

Secarik kertas di sodorkan kepada Rain dari Reygan, Rain menatap Reygan heran.

"Baca isi surat ini dan tanda tangani." ujar Reygan membuat Rain mengerjap pelan namun tak urung ia mengambil surat itu.

Ia membaca sebentar isi surat itu dan beberapa detik kemudian ia mengambil pena nya yang berada di saku seragam sekolah miliknya.

Tangan nya bergerak menandatangani surat itu.

Setelah selesai ia tanda tangani ia meletakan surat itu di atas meja.

"Jangan bilang itu surat perjanjian bang." Axel menatap Bama dengan tatapan mengintimidasi.

Bama tertawa dan lama kelamaan tawaan nya terasa garing karena hanya dia yang tertawa." hehehe. ya enggak lah! Suudzon aja lo." kata Bama ia. memukul pundak Axel membuat Axel meringis.

"Itu surat isinya aturan yang harus Rain ikuti kalo udah jadi anggota." jelas Reygan, Axel menganggukkan kepalanya.

"Udah gak ada lagi kan? Boleh gak gue sama Rain pergi?." tanya Axel ia merasa risih sejak tadi karena hanya dirinya lah yang cewek disini dan lainya cowo. Ia merasa aneh dan geli sendiri.

"Emang lo mau kemana? Buru buru amat." tanya Keenan

Axel mengidikan bahunya."ntah. intinya gue sama Rain ada urusan jadi bye!" kata Axel lalu ia berdiri begitu pula dengan Rain .

Kupluk hoodie milik Rain di tarik oleh Axel membuat rain harus menyamakan langkah nya.

Sesampainya di parkiran motor Axel langsung melepas kupluk hoodie nya Rain."huft... Lo gak merasa aneh atau risih sama mereka?" tanya Axel yang menurut Rain sedikit aneh, sejak tadi pikiran pemuda itu di isi oleh pesan pesan yang Varo kirim lewat SMS tadi.

"Hm... Enggak, kenapa emang?" tanya Rain yang tampak heran.

Sontak Axel menggelengkan kepalanya."Enggak.jadi pergi nya?" tanya Axel membuat raut wajah bingung Rain berubah senang.

"Ayok." katanya lalu ia menaiki motornya di ikuti oleh Axel yang duduk di job belakang.

Di perjalanan hanya ada keheningan, Rain fokus mengendarai motornya dan Axel yang tampak tengah memikir kan sesuatu.

"Hmm... rain kita gak usah singgah kerumah, gak apa apa gue pake baju ini aja." ujar Axel dengan suara yang terdengar samar karena temakan angin.

"Hah? Jadi langsung aja gitu?" tanya Rain .

"IYA!" nada bicara Axel meninggi karena suara angin yang kuat membuat suara nya terdengar samar.

Mendengar jawaban dari Axel, Rain menganggukan kepalanya lalu ia melajukan motornya menuju suatu tempat.

Sekitaran 20 menit di jalan akhirnya Axel dan Rain tiba di sebuah tempat yang sangat indah.

Danau dengan air yang tenang dan juga tanah yang di tutupi rumput terlihat begitu indah. terutama ada sebuah ayunan yang berada tak jauh dari danau.

Sekitaran nya tampak sepi, hanya ada suara burung yang berkicau.

Axel menghirup udara dalam dalam dan menghembuskannya dengan perlahan. pandangannya meneduh ia memejamkan matanya menikmati angin sore yang terasa menyejukkan .

Senyuman tipis terbit di sudut bibir Rain, ia berjalan mendekati Axel dengan jaket yang ia sampirkan di lengan nya.

Ia menyodorkan jaket itu pada Axel membuat Axel menatapnya heran.

"Pakai jaket ini. udara nya dingin dan kamu cuman pake seragam sekolah dengan rok pendek. Pakai ini supaya kamu gak kedinginan." jelasnya, Axel diam dengan tatapan yang teduh.

Axel menatap netra hitam milik Rain dengan perasaan hati yang menghangat. tatapan hangat dari Rain membuat axel yakin bahwa Rain adalah lelaki yang baik.

Tangan axel bergerak menerima sodoran jaket dari Rain. ia menatap jaket itu sebentar lalu kembali menatap Rain.

"Gak apa apa kalo gue pake jaket lo? Kalo lo kedinginan gimana?" tanya Axel.

Rain terkekeh pelan. ia tersenyum hangat pada Axel dan menatapnya dengan israyat bahwa dirinya akan baik baik aja.

"Aku gak apa kedinginan. kamu yang penting. Kamu habis sakit dan melihat kamu yang pingsan karena semalam itu bikin aku yakin kalo kamu gak bisa kedinginan, aku gak mau kamu sakit lagi jadi pakai aja jaket nya." katanya membuat Axel terharu.

"Makasih ya, lo baik banget serius. Baru pertama kalinya gue lihat cowok sebaik lo." kata Axel dengan suara yang memelan.

Senyuman Rain semakin merekah sehingga membuat kedua matanya menyipit."dan pertama kalinya aku lihat ada bidadari secantuk mu." perkataan Rain membuat pipi Axel memerah ntah mengapa mendengar gombalan dari Rain membuat nya tak dapat menahan rasa malunya.

"Lo bisa aja gombal nya."

"Aku gak gombal, emang kamu nya kayak bidadari. Cantik dan baik." Rain tertawa kecil di akhir kalimat nya.

"Udah ih gombal nya. By the way ke ayunan sana yok!" ajak Axel dengan wajah yang membinar .

Rain mengangguk menyetujui ajakan Axel, Axel mulai berlari menuju ayunan yang ada di dekat danau di ikuti oleh Rain yang berlari di belakang nya.

Sesampai nya di ayunan tersebut Axel mulai menaiki salah satu bangkunya.

"Aku izin duduk di sebelah ayunan kamu ya." kata Rain membuat Axel menatapnya heran.

Strong Man [End]Where stories live. Discover now