part 18

32 34 1
                                    

"Hey guys, cabut kuy." Reina mengedipkan sebelah matanya ke arah teman teman nya yang lain dan memberi kode untuk meninggalkan Axel dan Rain berdua.

Teman teman Reina tersenyum jahil pada Axel sehingga membuat Axel sedikit kebingungan.

Reina bangkit dari duduknya dan pergi bersama teman teman nya. ia pergi meninggalkan Axel begitu saja membuat Axel sedikit tertegun.

Axel menatap ke depan dan ia baru menyadari bahwa ada Rain di depan nya yang tengah memikir kan sesuatu namun posisinya menghadap ke arah Axel.

"L-lo jangan bengong dong, nanti kesurupan kan gak lucu." kata Axel, ia sedikit canggung saat ini.

Menyadari bahwa perkataan axel terlontar untuknya Rain segera menatap Axel dengan tatapan bingung.

"Aku gak bengong axel, aku lagi mikir." katanya seakan tengah serius memikirkan sesuatu.

Axel mengangkat sudut bibirnya membentuk senyuman tipis."mikirin apa sih emang nya? Serius banget."kata Axel, ia tertawa kecil.

"Bukan apa apa, hm.. Kamu nanti free gak..." tanya Rain membuat sebelah alis Axel terangkat.

"Setiap hari juga gue free terus gak ada jadwal, emang kenapa?" tanya Axel bingung. Ia menopang dagunya dengan kedua tangan nya.

"Hm... Sepulang sekolah kita jalan jalan gimana? Ke mana aja, aku traktir." katanya membuat Axel tertawa pelan.

"Lo ngajakin gue jalan kayak anak kecil aja. malu malu gitu, kalo sama gue mah santai aja. Ga perlu kaku apa lagi takut, gue gak makan orang kok." katanya membuat Rain tersenyum tipis.

"Sorry, ini pertama kalinya aku ngajak cewek jalan." katanya seraya tertawa canggung.

"Nanti pulang sekolah biar aku yang antar kamu pulang." katanya membuat Axel sontak tersenyum senang.

"Nah! Ide bagus, nanti kan lo ngantar gue pulang. Sekalian aja gue langsung ganti baju terus siap siap, biar lo gak bolak balik nantinya. Setelah gue siap siap baru kita pergi jalan jalan."kata Axel. rin tersenyum senang. Ternyata Axel tipe cewek yang blak-blakan dan tidak malu malu, tidak seperti yang lain kalau ditanya malah ketawa ketawa.

Ting
Suara notifikasi dari handphone Axel membuat Axel langsung mengambil Handphone yang berada di atas meja.

Rereina
Deketin terus xel, jangan kasih kendor ><

Ting
Suara notifikasi kembali terdengar namun bukan dari Handphone milik Axel namun milik Rain.

Rain segera mengambil handphone nya dan memeriksanya.

Kak reina
Adik gue pinter banget cari cewek nya! Deketin  terus dek sampai jadian, gue dukung terus kapal kalian. kapal Raixel wkwk, gak apa apa gue dukung kok! Semangat dek, lo jangan kaku kaku amat. Kek robot lu, ayok dek jadiin Axel sebagai adik ipar gue :D

Mendapat pesan dari Reina yang berisi hal semacam itu membuat wajah Axel memerah, Axel dan Rain kompak mengedarkan pandangan mereka ke seluruh kelas.

Sampai akhirnya mereka mendengar suara cekikikan yang berasal dari pintu.

Sontak mereka melihat Reina dan teman teman nya yang tengah cekikikan di sebalik pintu.

Di saat merasa bahwa persembunyian mereka di ciduk langsung aja Reina dan kawan kawanny pergi kocar kacir ntah kemana.

"Maafin kak Reina ya, wajah kamu jadi merah tuh." ujar Rain blak blakan membuat wajah Axel semakin memerah.

Sontak Axel menutup wajah nya dengan kedua tangan nya yang membuat Rain tertawa gemas.

"Rain!! Lo apain adik gue!" Teriak Bama dramatis. tiba tiba saja lelaki itu datang dan berlari menuju ke arah mereka.

Setelah berdiri di dekat meja milik Axel, Bama menarik tangan Axel yang menutupi wajah.

"Wajah lo kok merah dek! Rain jujur lo apain adik gue? kok wajah nya merah kek tomat." kata Bama dan mendapat pukulan ringan dari Axel.

"Anjing! Lo apaan sih lepasin baju gue bangsat!." gertak Bama di saat dirinya di tarik seseorang dari arah belakang.

Dia seperti anak kecil yang di paksa pulang oleh sang ibu sekarang ini.

"Lo berisik anjir! Ganggu keromantisan adik gue aja! Abang biadab lu!" sinis Reina. ia terus menarik Bama sampai akhirnya Bama berhasil di bawak keluar.

Ternyata tenaga gadis itu kuat juga, contohnya ia mampu menarik badan Bama sampai keluar kelas.

"Maafin abang gue ya Rain, dia emang gitu."kata Axel tak enak karena saat ia menatap wajah Tain dia mendapati wajah Rain yang memerah ntah karena malu ntah apa.

"Jangan marah rain, wajah lo merah tuh.. Jadinya lucu." Axel berucap gemas membuatRain salah tingkah.

Tringgg
Tringgg
Tringgg
Suara bell pertanda masuk telah berbunyi membuat banyak siswa/siswi  yang kocar kacir lari ke dalam kelas.

Rain bangkit dari duduknya dan pindah ke bangku miliknya yang berada di sebelah Axel

Beberapa menit kemudian seorang guru masuk dengan wajah murung." pagi anak anak... Maaf sebelumnya ibuk hari ini tidak bisa mengajar karena ada masalah yang harus ibu selesai kan. Jadi hari ini kalian akan di ajar oleh pak varo." kata buk Desi membuat banyak siswi bersorak heboh kecuali Axel dan Reina.

Beberapa detik kemudian Varo yang berjabat sebagai kepala sekolah itu masuk ke dalam kelas hingga membuat banyak siswi semakin bersorak gembira saat melihat sang guru idola seluruh sekolah akan mengajar mereka hari ini.

"DIAM LAH ANAK ANAK! SEKARANG PAK VARO AKAN MENGAJAR KALIAN SAMPAI URUSAN IBU SELESAI PAHAM? JANGAN RIBUT DAN MENYUSAHKAN PAK VARO. IBU PAMIR PERGI DULU." lalu bu Desi pergi meninggalkan kelas.

"BAIK ANAK ANAK! BUKA BUKU IPA KALIAN HALAMAN SERATUS SATU DAN RINGKAS TEXT YANG ADA DI SANA SAMPAI HALAMAN SERATUS LIMA, BAPAK MINTA KURANG LEBIH SATU JAM NANTI SUDAH SIAP." pak varo berucap tegas dengan suara yang meninggi karena banyak siswa dan siswi yang mengeluarkan suara mereka.

"DAN! SAYA MINTA KALIAN MENGERJAKAN TUGAS KALIAN DENGAN TENANG TAMPA SUARA, INGAT YANG BEKERJA ITU TANGAN BUKAN MULUT! UNDERSTAND?"

"YES!."

"GOOD, KERJAKAN SEKARANG."ujar nya lalu kelas mulai hening karena siswa maupun siswi mulai mengerjakan tugas mereka

Varo duduk di kursi guru dan membuka laptopnya. Ia kembali mengerjakan pekerjaan nya

Bola mata Axel membukat saat melihat banyak text di halaman 101-105.

"Gilak.banyak banget yang harus di ringkas. Bisa habis tinta pena gue." gumam Axel nyaris tak terdengar namun mampu membuat Rain menoleh ke arah nya.

"Ada apa?." tanya Rain pelan, ia menatap Axel bingung karena merasa heran dengan raut wajah Axel yang tampak kesal.

Kepala Axel tergeleng."gak ada." jawab Axel. Kepala nya ia tidurkan di atas meja, ia menghela nafas panjang.

Rain menganguk pelan lalu kembali mengerjakan tugasnya yang membuatnya pusing sekaligus lelah.

Suara decakan kesal keluar dari bibir Axel, ia menoleh kesana kemari dengan raut wajah kesal.

Lalu pandangan nya kembali tertuju pada bukunya yang masih berisi beberapa kalimat saja

Rain masih fokus dengan tugasnya, ia sudah selesai meringkas text yang ada di halaman 101 dan ia akan melanjutkan text yang berada di halaman 102.

Strong Man [End]Where stories live. Discover now